Viral di media sosial seorang ibu hamil (bumil) bernama Jumiati dirujuk dari pulau terpencil menuju RSUD KH Hayyung, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Meski telah berjuang, ibu hamil itu harus menelan kenyataan pahit lantaran bayinya meninggal saat tiba di rumah sakit.
Jumiati dirujuk menggunakan perahu dari pulau terpencil yakni Pustu Tarupa, Desa Tarupa, Kecamatan Taka Bonerate menuju RSUD KH Hayyung, Kelurahan Pubangun, Kecamatan Bontoharu, Jumat (25/7) pagi. Dia dirujuk setelah kondisi janinnya sudah masuk fase gawat.
"Ibu hamil. Kondisi pasien alhamdulillah, cuma kondisi janinnya yang saya khawatirkan tempo hari karena sudah gawat janin. Makanya saya ambil keputusan untuk rujuk," ujar bidan Pustu Tarupa, Andi Adrah, yang ikut merujuk Jumiati kepada detikSulsel, Senin (28/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adrah menyebut usia kehamilan pasien sudah melewati batas waktu persalinan. Menurutnya, Hari Perkiraan Lahir (HPL) sebenarnya diperkirakan pada 13 Juli 2025.
"Usia kandungannya sudah lewat. Masuk 40 minggu. Tafsiran sebenarnya itu dia 13 Juli (HPL-nya)," katanya.
Adrah mengungkapkan bayi yang dikandung Jumiati sempat terdeteksi masih hidup saat tiba di rumah sakit. Namun kondisinya tidak stabil hingga akhirnya meninggal.
"Konfirmasi waktu sampai di rumah sakit, dari bidan di sana, janinnya masih hidup. Cuma kondisinya sudah naik turun denyut jantungnya," ucapnya.
Menurut Andi Adrah, pasien atau keluarga pasien selama ini selalu mengeluarkan biaya mandiri karena menggunakan perahu milik warga saat dirujuk. Keluarga pasien harus menanggung sendiri biaya bahan bakar.
"Perahu warga (dipakai rujuk pasien). Iya, mandiri. Masyarakat di sini cuma siapkan solar (biaya bahan bakar). Sekitar 40 liter. Kalau harga solar di sini Rp 13 ribu," bebernya.
Kini, Jumiati masih dalam masa pemulihan pascaoperasi. Adapun bayinya dikuburkan pada hari yang sama usai dinyatakan meninggal.
"Masa pemulihan," sebutnya.
Dalam video beredar dilihat detikSulsel, tampak seorang pasien perempuan terbaring di atas perahu saat dalam perjalanan. Pasien ditemani beberapa orang, termasuk tenaga kesehatan.
Dinarasikan pasien itu berasal dari Desa Tarupa, salah satu wilayah terpencil di kepulauan yang terpisah dengan daratan Selayar. Pasien disebut dalam kondisi darurat dan akan dirujuk ke RSUD KH Hayyung.
(hmw/asm)