.webp)
Pulau Run adalah salah satu pulau terkecil yang terletak di Kepulauan Banda, Maluku. Meski kecil, pulau ini memiliki nilai sejarah yang besar dalam perdagangan rempah dunia.
Menurut National Geographic Indonesia, Pulau Run menjadi pusat perhatian dunia pada abad ke-17. Lantaran Pulau Run disebut sebagai salah satu penghasil pala terbesar di dunia.
Rempah ini pun sangat diminati di mancanegara, terutama oleh bangsawan Eropa. Rempah inilah yang menjadikan Pulau Run begitu berharga, dan menjadi rebutan antara dua kekuatan kolonial besar saat itu yakni Inggris dan Belanda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tercatat sekitar 50 tahun lamanya mereka bertempur untuk menguasai Pulau Run. Pertempuran ini terjadi demi menguasai perdagangan rempah dan meraih keuntungan besar.
Pada perjalanan sejarahnya, Pulau Run bahkan pernah ditukar dengan Pulau Manhattan oleh kedua negara tersebut. Lantas, mengapa Pulau Run di Maluku ditukar dengan Pulau Manhattan?
Yuk, simak informasi lengkap tentang latar belakangnya pertukaran tersebut di bawah ini!
Mengapa Pulau Run di Maluku Pernah Ditukar dengan Pulau Manhattan?
Masih dari National Geographic Indonesia, jauh sebelum abad ke-17, pala telah menjadi barang dagangan yang sangat menguntungkan, yang mendorong perdagangan antar negara atau benua. Kondisi ini lantaran, pala menjadi rempah yang digemari oleh bangsawan Eropa.
Bagi bangsawan Eropa, pala diyakini sebagai bahan ramuan vitalitas yang mampu meningkatkan gairah seksual. Tak hanya itu, pala juga dipercaya memiliki khasiat dapat menyembuhkan wabah pes.
Di sisi lain, Kepulauan Banda di Maluku merupakan pusat penghasil pala di dunia. Hal ini yang kemudian membuat kongsi dagang Belanda yaitu Verenigde Oostindische Compagnie (VOC) mendatangi Kepulauan Banda pada awal abad ke-17.
Kedatangan VOC ini bertujuan untuk menguasai satu per satu pulau utama dari Kepulauan Banda. Dalam upayanya, VOC melakukan genosida terhadap penduduk asli Banda hingga akhirnya berhasil menguasai sebagian besar pulau di Kepulauan Banda.
Kemudian pada tahun 1616, Inggris datang dan mengincar Pulau Run dan Ay di Kepulauan Banda untuk dijadikan koloninya. Pulau Run pun kemudian menjadi koloni pertama bagi kekaisaran Inggris.
Kondisi ini lantas membuat VOC terancam. VOC menganggap kedatangan Inggris karena juga ingin memonopoli perdagangan pala, dan mengusirnya dari wilayah tersebut.
Belanda dan Inggris pun akhirnya terlibat pertempuran untuk memperebutkan Pulau Run. Perebutan ini belangsung lama, kurang lebih 50 tahun.
Setelah konflik berkepanjangan, kedua negara tersebut akhirnya memutuskan untuk pengadakan perjanjian yang dikenal dengan Perjanjian Breda atau "Treaty of Breda", pada 31 Juli 1667. Perjanjian ini yang kemudian menjadi latar belakang pertukaran Pulau Run dan Pulau Manhattan antara Inggris dan Belanda.
Melalui perjanjian tersebut, Inggris setuju menyerahkan Pulau Run kepada Belanda. Sebagai gantinya, Belanda harus menyerahkan daerah jajahannya di benua Amerika yaitu Nieuw Amsterdam (kini dikenal sebagai Manhattan) kepada Inggris.
Setelahnya, Kerajaan Belanda memberikan hak khusus atau octrooi kepada VOC untuk memanfaatkan Pulau Run sebagai penggerak roda ekonomi Belanda. Dengan kekuasaan itu, VOC tumbuh menjadi perusahaan dagang yang besar dan kuat.
Pada awalnya, Pulau Run menjadi sumber keuntungan besar bagi Belanda berkat hasil palanya. Namun seiring waktu, berbagai peristiwa dunia membuat nilai komoditas tersebut terus menurun.
Produksi pala pun tidak lagi dimonopoli, lantaran dikelola oleh banyak individu. Di saat yang sama, persaingan rempah dari wilayah lain semakin kuat hingga akhirnya Pulau Run kehilangan pamornya sebagai pusat perdagangan dunia.
Nah, itulah penjelasan tentang alasan Pulau Run yang letaknya di Maluku pernah ditukar dengan Pulau Manhattan di Amerika Serikat. Semoga membantu ya, detikers!
(alk/alk)
