Kecelakaan maut tersebut terjadi di wilayah Sereale, Kecamatan Tikala, Sabtu (12/7) sekitar pukul 16.30 Wita. Truk tersebut awalnya membawa rombongan dari acara adat Rambu Solo.
"Jadi dia itu habis acara, habis acara Rambu Solo, itu kita tau kan kalau orang Toraja adalah pesta adat kematian," ujar Kasat Lantas Polres Toraja Utara AKP Haryanto kepada detikSulsel, Sabtu (12/7/2025).
Haryanto mengungkapkan, saat itu truk dikemudikan oleh kernet atau sopir pengganti. Dia menyebut sopir utama kelelahan sehingga diganti.
"Dari pesta itu, kebetulan sopir inti itu kan mungkin cape, nah yang bawa itu kernetnya," terangnya.
Sementara, kata dia, saat itu truk melintas di jalan yang ekstrem yakni penurunan dan tikungan tajam berbentuk U. Sopir pun tak bisa mengendalikan kendaraannya hingga akhirnya terguling.
"Jadi tikungan di Desa Sereale itu kan memang penurunan tajam dan tikungannya berbentuk seperti huruf U," bebernya.
"Dia tidak bisa mengendalikan kendaraannya. Sempat ngerem tapi hanya beberapa meter. Itu mobil tidak bisa dikendalikan langsung masuk ke jurang. Terguling ke jurang sekitar kedalaman 6 meter," imbuhnya.
8 Orang Tewas
Awalnya, empat orang dilaporkan tewas dalam kecelakaan maut ini. Namun belakangan jumlah korban tewas bertambah menjadi delapan orang.
"Update terakhir sampai tadi pagi itu ada 8 orang meninggal dunia," kata Kasat Lantas Polres Toraja Utara AKP Haryanto kepada detikSulsel, Senin (14/7).
Kondisi 12 orang lainnya yang juga menjadi korban, kata dia, sudah mulai membaik. Sudah tidak ada yang dalam kategori kritis.
"Yang lain sudah mulai membaik. Ada yang rawat jalan, ada yang sudah pulang. Yang kritis sudah tidak ada," bebernya.
Haryanto mengatakan saat ini pihaknya masih menunggu kondisi sopir yang juga kernet truk itu membaik untuk dimintai keterangan. Dia menyebut insiden ini diduga terjadi akibat adanya kelalaian dari sopir.
"Arahnya ke sana (proses hukum untuk sopir). Cuman kita harus melakukan penyelidikan dulu dan mengambil keterangan dari saksi-saksi. Kemudian nanti kalau dokter bilang kondisi sopir sehat kami akan melakukan pemeriksaan keterangan," terangnya.
Atas insiden ini, pihaknya telah meminta kepada Pemkab Torut agar ada surat imbauan hingga ke tingkat kepala desa terkait truk yang mengangkut orang. Dia berharap tidak ada lagi warga memakai truk untuk mengangkut penumpang.
"Kami juga telah membuat surat ke Pak Bupati, semoga bisa direspons. Inti surat tersebut adalah permintaan kepada Pak Bupati agar bisa menerbitkan surat edaran kepada para SKPD, camat, lurah, dan kepala desa. Intinya, kendaraan truk dilarang mengangkut penumpang sebab itu merupakan pelanggaran lalu lintas dan bukan peruntukannya," tegasnya.
(asm/hsr)