Kepsek SMKN 8 Luwu Utara Didemo Siswanya gegara Dianggap Otoriter

Kepsek SMKN 8 Luwu Utara Didemo Siswanya gegara Dianggap Otoriter

Ahmad Al Qadri - detikSulsel
Sabtu, 17 Mei 2025 11:00 WIB
Siswa SMKN 8 Luwu Utara demo menuntut kepala sekolah dipecat.
Siswa SMKN 8 Luwu Utara demo menuntut kepala sekolah dipecat. Foto: (dok. istimewa)
Luwu Utara -

Sejumlah siswa SMK Negeri 8 Luwu Utara, Sulawesi Selatan (Sulsel), menggelar unjuk rasa di sekolahnya dengan berorasi dan membakar ban. Mereka menuntut kepala sekolahnya inisial AU dipecat karena dianggap otoriter dalam memimpin.

Demonstrasi tersebut dilakukan di halaman SMKN 8 Dusun Katonan Tanah, Desa Mario, Kecamatan Baebunta, Luwu Utara pada Jumat (16/5) sekitar pukul 08.00 Wita. Humas Polres Luwu Utara, Aipda Bakri mengatakan para siswa menganggap kebijakan kepala sekolah begitu memberatkan.

"Benar, para pelajar menyampaikan sejumlah tuntutan dan menilai gaya komunikasi kepala sekolah yang keras dan otoriter," kata Bakri kepada detikSulsel, Jumat (16/5/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bakri menjelaskan, unjuk rasa tersebut juga diwarnai dengan geberan gas sepeda motor serta pembentangan spanduk protes. Selain itu, para siswa sempat melakukan pembakaran ban bekas dan menggembosi ban mobil milik kepala sekolah.

"Informasinya mulai dari keberatan terhadap kerja bakti yang dianggap berlebihan, kewajiban membawa material seperti tanah dan bibit bunga," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Bakri mengungkapkan, demonstrasi tersebut akhirnya bubar sekitar pukul 11.00 Wita setelah adanya mediasi antara demonstran dengan kepala sekolah. Mediasi tersebut difasilitasi oleh Polsek Baebunta.

"Mediasi yang berlangsung di ruang guru dihadiri oleh kepala sekolah, sejumlah guru dan staf, pengurus OSIS, serta ketua kelas. Turut hadir pula Kasi SMK Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel Luwu Utara, Muchtar," ungkapnya.

Bakri mengatakan, hasil mediasi tersebut yakni Dinas Pendidikan Sulsel berjanji mengganti kepala sekolah SMKN 8 Luwu Utara. Serta, memberhentikan semua kebijakannya yang diprotes para siswa.

"Dalam hasil mediasi, perwakilan Dinas Pendidikan menjanjikan bahwa kepala sekolah akan diganti pada tahun 2025. Untuk sementara waktu, semua kegiatan non-akademik seperti kerja bakti dihentikan, dan proses belajar mengajar tetap berjalan seperti biasa," tutupnya.




(asm/hsr)

Hide Ads