Guru SD di Maluku Tewas Tenggelam Saat Terapi Penyakit Stroke di Pantai

Maluku

Guru SD di Maluku Tewas Tenggelam Saat Terapi Penyakit Stroke di Pantai

Muhammad Jaya Barends - detikSulsel
Rabu, 07 Mei 2025 18:03 WIB
Jasad wanita yang tenggelam di pantai di Seram Bagian Barat dievakuasi.
Foto: Jasad wanita yang tenggelam di pantai di Seram Bagian Barat dievakuasi. (dok. Istimewa)
Seram Bagian Barat -

Wanita berinisial DH (55) ditemukan tewas mengapung di tepi Pantai Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku. Guru sekolah dasar (SD) itu diduga tenggelam saat terapi penyembuhan penyakit stroke.

"Penemuan sesosok mayat wanita dengan posisi mengapung. Keluarga menyampaikan kebiasaan korban sering berenang untuk terapi penyembuhan karena memiliki riwayat penyakit stroke ringan," kata Kapolsek Huamual, Ipda Salim Balami kepada wartawan, Rabu (7/5/2025).

Jasad wanita itu ditemukan mengapung di tepi Pantai Dusun Talaga, Desa Luhu, Kecamatan Huamual, Rabu (7/5) pukul 11.30 WIT. Saksi bernama Aditiya Madehasa (12) awalnya melihat korban berenang pukul 09.30 WIT.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat itu, saksi Aditiya sedang memancing lalu sempat melihat korban sedang berenang," jelasnya.

Saksi pun melihat korban melambaikan tangan kepadanya. Namun saksi tak menyangka korban saat itu diduga dalam kondisi tenggelam.

ADVERTISEMENT

"Saksi kemudian melihat korban tidak bergerak dan terbawa arus dengan posisi mengapung di permukaan air. Saksi lalu memberitahu hal tersebut kepada saksi lain bernama Fahrul Rzy Lahusen (13)," lanjutnya.

Personel Polsek Huamual dan Babinsa lalu mendatangi tempat kejadian perkara usai mendapati informasi tersebut. Korban dievakuasi bersama warga ke Puskesmas Talaga Kambelu untuk diperiksa.

"Di Puskesmas dilakukan pemeriksaan luar terhadap korban. Dari hasil pemeriksaan korban meninggal dunia akibat kemasukan air ke jalur pernapasan," bebernya.

Salim menambahkan keterangan pihak keluarga bahwa korban memiliki riwayat penyakit stroke ringan. Mereka pun menolak korban diautopsi karena beranggapan itu musibah.

"Keterangan yang disampaikan oleh pihak keluarga bahwa korban memiliki riwayat penyakit darah tinggi dan struktur ringan dan sering melakukan kebiasaan berenang untuk terapi penyembuhan. Keluarga juga menolak untuk dilakukan autopsi terhadap korban dan menganggap kejadian tersebut merupakan musibah," imbuhnya.




(sar/ata)

Hide Ads