Tanggal 15 Maret Memperingati Apa? Ada Hari Hak Konsumen Sedunia

Tanggal 15 Maret Memperingati Apa? Ada Hari Hak Konsumen Sedunia

Yaslinda Utari Kasim - detikSulsel
Sabtu, 15 Mar 2025 08:00 WIB
Kalender Maret 2025
Ilustrasi (Foto: St. Fatimah/detikSulsel)
Makassar -

Sejumlah peringatan penting dirayakan pada tanggal 15 Maret setiap tahunnya di berbagai belahan dunia. Lantas, tanggal 15 Maret memperingati hari apa saja?

Pada tahun ini, tanggal 15 Maret 2025 diperingati sebagai Hari Hak Konsumen Sedunia. Peringatannya menyoroti pentingnya perlindungan hak-hak konsumen secara global.

Tidak hanya itu, tanggal ini juga diperingati sebagai Hari Melawan Kebrutalan Polisi Internasional, Hari Internasional Memerangi Islamofobia, serta festival budaya Honen Matsuri di Jepang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masing-masing peringatan tentu memiliki makna dan sejarah menarik di baliknya. Terdapat sejarah yang mencerminkan aspek kehidupan sosial, hak asasi manusia, serta tradisi budaya.

Nah, bagi detikers yang penasaran, berikut detikSulsel menyajikan ulasan selengkapnya. Yuk, disimak!

ADVERTISEMENT

Hari Hak Konsumen Sedunia

Tanggal 15 Maret diperingati setiap tahunnya sebagai Hari Konsumen Sedunia atau World Consumers Rights Day. Peringatan ini merupakan saran meningkatkan kesadaran global tentang hak-hak dan kebutuhan konsumen.

Mengutip laman Consumers International, pada Hari Hak Konsumen Sedunia masyarakat menuntut agar hak-hak semua konsumen dihormati dan dilindungi. Pada momen ini pula mereka memprotes penyalahgunaan pasar dan ketidakadilan sosial yang merusak hak-hak tersebut.

Peringatan Hari Hak Konsumen Sedunia pertama kali diciptakan kurang lebih 40 tahun yang lalu oleh organisasi Consumers Internasional. Penciptaannya didukung oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan diakui secara global.

Adapun peringatan ini dirayakan setiap tahun dengan kampanye oleh Consumers Internasional dan para mitra yang bergabung. Kampanye dilakukan dengan menentukan tema atau topik tertentu untuk membantu menggerakkan aksi global ini dalam isu mendesak yang berdampak pada konsumen.

Hari Melawan Kebrutalan Polisi Internasional

Tidak bisa dipungkiri sampai saat ini masih banyak beredar berita tentang kebrutalan polisi yang menggunakan tindak kekerasan berlebihan terhadap warga sipil. Baik warga yang melakukan tindakan kejahatan maupun mereka yang menuntut atau memprotes suatu hal.

Menukil National Today, kejadian seperti itu sudah terjadi sejak ratusan tahun yang lalu. Tercatat, pada 1872 pers "The Chicago Tribune" melaporkan pemukulan warga sipil yang ditahan di Kantor Polisi Harrison Street, Amerika Serikat.

Tindak kekerasan serupa juga terjadi pada aktivis-aktivis yang berusaha untuk menyuarakan haknya. Salah satunya aktivis bernama Rodney King yang mendapat kekerasan dari pihak kepolisian dengan brutal pada 1991.

Kejadian tersebut lantas menggegerkan media sehingga menarik perhatian khalayak. Beberapa petugas yang terlibat dalam kekerasan terhadap Rodney King pun dituntut.

Meski demikian, kekerasan yang dilakukan polisi tidak berhenti begitu saja. Setelahnya masih banyak kasus kekerasan, pemukulan, dan penyiksaan yang dilakukan oknum polisi terhadap warga sipil khususnya para aktivis.

Tidak hanya di Amerika Serikat, kasus kebrutalan polisi ini merupakan masalah di dunia global. Karena itu, maka pada 15 Maret 1997 diciptakanlah Hari Melawan Kebrutalan Polisi Internasional atau International Day Against Police Brutality.

Tujuannya yaitu untuk menentang kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia yang kerap dilakukan pihak kepolisian di seluruh dunia. Peringatan ini dirayakan dengan menarik perhatian masyarakat akan masalah tersebut menggunakan graffiti, selebaran, stiker, dan menyebarkan informasi di internet.

Hari Internasional Memerangi Islamofobia

Dari tahun ke tahun terdapat stigma negatif yang melekat pada Islam secara umum. Islam kerap dianggap sebagai sumber terorisme dan kekuatan geopolitik.

Oleh karenanya, sebagian orang menunjukkan ketidaksukaan dan teror yang disebut dengan Islamofobia. Bukan hanya menunjukkan ketidaksukaan pada Islam, Islamofobia kian berkembang menjadi rasisme, membuat profil negatif, dan stereotip terhadap muslim.

Pada 2005, seorang cendekiawan Islam Ziauddin Sardar menulis bahwa Islamofobia tersebar luas di Eropa khususnya wilayah yang memiliki banyak tokoh politik anti muslim.

Sampai pada akhirnya kebencian terhadap agama Islam semakin meningkat di negara-negara dengan minoritas muslim. Bahkan, di antara tahun 2008 dan 2013 terdapat komunitas di Amerika Serikat yang mendapatkan dana sebesar $206 Juta untuk membenci Islam.

Pada 2016, Donald Trump memenangkan pemilihan presiden dengan menggunakan kampanye Islamofobia dan menyarankan agar muslim dilarang memasuki Amerika Serikat.

Puncak Islamofobia tersebut terjadi pada 2019 di Christchurch, Selandia Baru ketika seseorang melepaskan tembakan di dalam dua masjid. Kejadian itu menewaskan 51 orang dan melukai 40 orang lainnya.

Untuk mengenang kejadian tersebut, Organisasi Kerja Sama Islam yang diwakili oleh Pakistan membuat resolusi pada 2022. Resolusi ini berisi penetapan tanggal 15 Maret sebagai perayaan Hari Internasional Memerangi Islamofobia atau International Day to Combat Islamophobia.

Di tahun yang sama, PBB mengesahkan peringatan tersebut dan meminta semua negara, masyarakat sipil, sektor swasta, organisasi berbasis agama, serta organisasi internasional dan regional untuk mendukungnya. Pada hari ini, masyarakat dapat merayakannya dengan mempromosikan toleransi agama dan menghormati korban serangan Islamofobia.

Honen Matsuri di Jepang

Honen Matsuri merupakan festival panen di Jepang yang sudah dirayakan sejak 1500 tahun lalu. Festival ini diselenggarakan tanggal 15 Maret setiap tahunnya untuk merayakan kesuburan.

Kesuburan tanaman, panen, dan tanah bagi para petani. Oleh karenanya, festival ini dirayakan bagi para petani dengan berdoa agar panen mereka sukses dan mendapatkan tanah yang subur selama setahun.

Namun selain itu, festival Honen Matsuri juga ditujukan kepada kesuburan para pasangan suami istri yang sudah lama mendambakan anak. Pada festival ini, mereka akan berdoa agar bisa mempunyai anak dalam waktu dekat.

Untuk merayakannya, masyarakat Jepang akan menyajikan sake, minuman beralkohol dari beras khas Jepang, kepada masyarakat secara gratis. Tidak hanya itu, mereka juga membagikan permen lolipop, kue, dan kembang gula sebagai persembahan.

Itulah ulasan mengenai peringatan yang dirayakan pada 15 Maret 2025. Semoga menambah wawasan!




(edr/urw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads