Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkap gempa berkekuatan magnitudo (M) 5,0 di Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel), akibat aktivitas sesar matano. Gempa bumi tersebut dilaporkan tidak berpotensi tsunami.
"Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas Sesar Matano. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip)," kata Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangannya, Jumat (7/3/2025).
Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Malili, Mangkutana, dan Wasuponda dengan skala intensitas III-IV MMI. Skala III artinya bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, sedangkan skala III artinya getaran dirasakan nyata dalam rumah dan terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami. Hingga pukul 16.50 Wita, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock)," tuturnya.
Daryono mengimbau masyarakat tetap tenang. Masyarakat diminta menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum Anda kembali ke dalam rumah," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, gempa M 5,0 di Lutim terjadi sekitar pukul 15.34 WIB atau 16.34 Wita, Jumat (7/3). Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 2,49 derajat LS dan 121,01 derajat BT, atau tepatnya berlokasi di darat 20 km barat laut Luwu Timur.
Gempa tersebut membuat warga di Lutim panik hingga keluar rumah. Guncangan gempa disebutkan terasa selama semenit.
"Mau kapan satu menit itu, masih di luar ka ini karena takut ka ada lagi nanti selanjutnya, na tidak ditahu dimana aman kalau di dalam rumah," kata seorang warga Sudarti kepada detikSulsel, Jumat (7/3).
(sar/ata)