Dalih Panita soal Finalis Puteri Sulsel Pakai Baju Bodo 'Dimodifikasi' Seksi

Dalih Panita soal Finalis Puteri Sulsel Pakai Baju Bodo 'Dimodifikasi' Seksi

Tim detikSulsel - detikSulsel
Kamis, 13 Feb 2025 09:00 WIB
Viral finalis Puteri Sulsel 2025 pemotretan pakai baju Bodo dengan bawahan seksi.
Viral finalis Puteri Sulsel 2025 pemotretan pakai baju Bodo dengan bawahan seksi. Foto: (dok. Istimewa)
Makassar -

Heboh di media sosial foto finalis Puteri Sulawesi Selatan (Sulsel) menggunakan baju Bodo dengan bawahan seksi atau sarung pendek. Panitia berdalih tidak mengetahui jika finalis menjalani sesi pemotretan dengan bawahan yang dibuat seksi.

Founder Yayasan Prestasi Pemuda Indonesia (Yasppi) Sulsel Irfan Saputra mengatakan foto tersebut sebenarnya belum dipublikasikan pihak penyelenggara. Foto tersebut ditahan karena tidak memenuhi syarat saat disetor ke panitia.

"Saya bilang jangan dinaikkan karena ada beberapa hal, seperti yang itu yang terjadi (seksi), kenapa ini tiga orang pakai begitu. Saya bilang jangan dulu naikkan, fokus di kegiatannya saja dulu," ujar Irfan kepada detikSulsel, Rabu (12/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Irfan mengaku pihaknya meminta agar foto tersebut dipotong dengan hanya menampilkan setengah badan saja. Dia mengaku heran karena foto yang diinginkan semestinya tidak satu badan penuh.

"Untuk foto enggak usah dikasih naik nanti di-crop dulu itu foto, nanti setengah badan saja yang naik karena memang konsepnya memang harus setengah badan, kenapa harus ada foto-fotonya full seperti itu makanya kita memang hold," katanya.

ADVERTISEMENT

Dia lantas menelusuri pihak yang mengunggah foto mentah tersebut hingga viral di media sosial. Ternyata, kata dia, foto itu diunggah ke media sosial oleh sponsor baju adat tersebut.

"Nah, mungkin dari situ dia kasih naik di Instagram-nya yang punya baju. Nah, di situ mungkin ada screenshot makanya tersebarlah," ucap Irfan.

Panitia Minta Maaf

Irfan mengaku pihaknya sudah meminta maaf usai viral finalis mengenakan baju adat dengan bawahan seksi dalam sesi pemotretan. Dia mengaku telah memberikan penjelasan kepada penggiat seni budaya di Sulsel atas kehebohan yang terjadi.

"Sebenarnya yang naikkan (soroti) pertama pengamat dan penggiat budaya karena mereka prihatin dengan adanya seperti itu. Kita sudah ketemu sama mereka dan sudah mediasi," ujar Irfan.

Dalam mediasi digelar di Balla' Lompoa, Gowa, Selasa (11/2) itu, pihaknya berharap agar foto tersebut dihapus dari media sosial. Mereka juga meminta maaf dan menjelaskan kejadian tersebut.

"Kami minta tolong untuk dihapus postingannya mereka dan kami minta maaf, mohon maaf dan kami menjelaskan semua apa yang terjadi," katanya.

Selain itu, mereka juga membuat video klarifikasi bersama. Termasuk dengan pihak sponsor pakaian adat yang pertama menyebarkan foto tersebut.

"Akhirnya pengamat dan penggiat budaya ini memaafkan dan menerima, seperti itu dan akhirnya dihapus dan mereka sekalian buat video kemarin. Akhirnya dibuatlah video klarifikasi bersama Daeng Tika, penggiat budaya dan seni Sulsel," katanya.

Irfan mengaku kegiatan ini sudah selesai terlaksana pada 9 Februari lalu. Pihaknya memastikan kejadian ini akan menjadi pelajaran untuk kegiatan selanjutnya.

"Kalau masalah kegiatan kebetulan sejumlah pihak yang mendukung dan tetap jalan untuk mencari generasi muda untuk menggali potensinya. Cuman segala sesuatunya harus dilihat dulu agar tidak terjadi lagi kesalahan kayak mungkin kalau melakukan photoshoot atau mungkin ada pakaian adat yang mereka gunakan mungkin bisa dilibatkan penggiat seni atau budaya yang ada di Sulsel," terangnya.




(asm/hsr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads