Seorang warga bernama Muhammad Yasir (30) menceritakan kekhawatirannya usai Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), Sulawesi Tenggara (Sultra) dilanda gempa beruntun selama 5 hari berturut-turut. Di tengah kekhawatirannya, dia merasa tidak ada kejelasan informasi dari pemerintah soal gempa ini.
"Kami di sini khawatir tapi bingung juga. Sudah 5 hari gempa terasa terus tapi belum ada kepastian dari pemerintah terkait ini. Kepastian apakah harus mengungsi atau bagaimana. Ini biar kepastian bilang aman saja tidak ada," ujar Muhammad Yasir kepada detikSulsel, Rabu (29/1/2025).
Yasir menceritakan, gempa terbesar dirasakannya dengan kekuatan magnitudo (M) 5,1 hari ini. Saat itu, dia sedang tidur bersama istri dan anaknya di kamar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami terbangun, saya langsung gendong anakku terus lari keluar rumah. Kayak ada suara gemuruh, terus goyang rumah beberapa detik baru berhenti," katanya.
Dia mengaku hanya beberapa saat berada di luar rumah dan tidak mengungsi. Namun Yasir melihat tembok rumahnya sudah retak.
"Ada retak di tembok rumahku pas gempa yang 5,1 tadi pagi," katanya.
Lebih lanjut, Yasir mengatakan mulai merasa was-was sejak hari pertama gempa yang dimulai Jumat (24/1). Dia terus bersiaga dengan begadang karena gempa susulan terus terjadi berkali-kali.
"Sejak itu terus begadang, nanti subuh baru tidur karena khawatir toh," katanya.
Apalagi, kata dia, informasi hoax juga mulai berseliweran. Bahkan ada flayer di media sosial yang mengatakan bahwa akan ada puncak gempa hingga 7 magnitudo.
"Bagaimana kita tidak khawatir, tapi sudah ada klarifikasi dari BMKG kalau itu informasi hoax," katanya.
"Intinya kami di sini mau statement dari instansi terkait, apakah ini gempa 5 hari berpotensi meningkat atau akan segera berhenti," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, guncangan gempa M 5,1 terjadi di Kolaka Timur, Rabu (29/1) sekitar pukul 08.50 Wita. Gempa berlokasi pada 4.09 lintang selatan dan 121.81 bujur timur.
BPBD Kolaka Timur mencatat sebanyak 33 rumah rusak akibat gempa bumi tersebut. Kemudian dua pura juga dilaporkan mengalami retak.
"Sesuai data yang terkonfirmasi ada 33 rumah terdampak gempa," kata Kepala BPBD Kolaka Timur Dewa Made Ratman kepada wartawan, Rabu (29/1).
"Ada dua rumah ibadah (Pura) mengalami retak, terus fasilitas umum itu ada tiga bangunan gor, bangunan camat Tinondo, dan puskesmas. Semua retak di bagian dinding," tambahnya.
(ata/ata)