9 Ayat Al-Quran tentang Isra Miraj Lengkap Arti dan Penjelasannya

9 Ayat Al-Quran tentang Isra Miraj Lengkap Arti dan Penjelasannya

St. Fatimah - detikSulsel
Minggu, 26 Jan 2025 15:00 WIB
Tanda Waqaf Lengkap dengan Penjelasan Hukum Bacaannya
Foto: MdjihadHossen/Pixabay
Makassar -

Ada banyak peristiwa penting dalam sejarah Islam, salah satunya adalah peristiwa Isra Miraj yang dialami oleh Rasulullah SAW. Isra Miraj merupakan dua perjalanan spiritual yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.

Isra adalah perjalanan yang terjadi di malam hari, dari Masjidil Haram di Mekah menuju Masjidil Aqsa di Baitul Maqdis.Sedangkan Miraj adalah perjalanan yang membawa Rasulullah SAW melewati tujuh langit hingga sampai ke tempat yang hanya diketahui oleh Allah, yang tidak bisa dijangkau oleh makhluk-Nya.

Peristiwa ini menunjukkan kebesaran Allah SWT serta cinta-Nya kepada Nabi Muhammad SAW. Di dalam peristiwa ini, umat Islam juga mendapatkan perintah untuk melaksanakan sholat.[1]

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena memiliki makna yang mendalam, peristiwa ini diabadikan dalam Al-Quran. Berikut kumpulan ayat tentang Isra Miraj di dalam Al-Quran lengkap arti dan penjelasannya.

Yuk, disimak!

ADVERTISEMENT

Kumpulan Ayat tentang Isra Miraj

Ayat tentang Isra Miraj dapat ditemukan dalam dua surat di Al-Quran, yakni surat Al-Isra dan An-Najm. Nah berikut ini ayat tentang Isra Miraj serta penjelasan yang terkandung di dalamnya:

1. Surat Al-Isra Ayat 1

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Artinya: "Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidilharam ke Masjidilaksa yang telah kami berkati sekelilingnya agar kami memperlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (QS. Al-Isra: 1)

Penjelasan: Ayat pertama surah Al-Isra menunjukkan bahwa Allah SWT memulai dengan menyebutkan kebesaran-Nya dan kekuasaan-Nya yang melampaui segala sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh siapapun, selain Dia. Ini mengingatkan bahwa tidak ada Rabb selain Allah SWT.

"yang telah memperjalankan hamba-Nya" merujuk kepada Nabi Muhammad SAW. "pada suatu malam" menunjukkan perjalanan yang terjadi di waktu malam, dalam kegelapan. "dari Al-Masjidil Haram" merujuk kepada Masjidil Haram yang terletak di Makkah.

"ke Al-Masjidil Aqsha" yaitu Baitul Muqaddas yang terletak di wilayah Elia (Yerussalem) tempat berkumpulnya para Nabi terdahulu sejak Nabi Ibrahim Alaihissalam. Pada malam itu, Nabi Muhammad SAW menjadi imam bagi mereka, yang menunjukkan bahwa beliau adalah pemimpin dan imam para Nabi.

"yang telah Kami berkahi sekelilingnya" mengarah pada keberkahan yang ada di sekitar wilayah tersebut, baik dalam hal tanah maupun hasil pertanian dan buah-buahan. "agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda tanda (kebesaran) Kami" berarti Allah SWT ingin menunjukkan kepada Nabi Muhammad SAW beberapa tanda kebesaran-Nya yang luar biasa.

"Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat." menegaskan bahwa Allah SWT mendengar segala ucapan dan melihat segala perbuatan hamba-hamba-Nya, baik yang yang mukmin maupun maupun kafir. Semua itu akan mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT di dunia dan akhirat. [1]

2. Surat Al-Isra Ayat 36

Peristiwa Isra Miraj adalah perjalanan yang benar-benar terjadi dan dilakukan oleh Nabi SAW. Namun, sebagian kalangan, seperti orang-orang kafir Quraisy, tidak mempercayai kejadian luar biasa tersebut.

Orang kafir Quraisy mempermasalahkan dengan cara mengunggulkan akal mereka di depan sahabat-sahabat Nabi SAW. Oleh karenanya, pada surah Al-Isra ayat 36 Allah SWT berfirman:

أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا

Artinya: "Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya." (QS Al-Isra: 36)[2]

Penjelasan: Dalam ayat tersebut Allah SWT memperingatkan, janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Jangan mengatakan sesuatu yang engkau tidak ketahui, jangan mengaku melihat apa yang tidak engkau lihat, jangan pula mengaku mendengar apa yang tidak engkau dengar, atau mengalami apa yang tidak engkau alami. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, adalah amanah dari Tuhanmu, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya, apakah pemiliknya menggunakan untuk kebaikan atau keburukan?[3]

3. Surat Al-Isra Ayat 60

Pembahasan terkait Isra Miraj juga dapat dilihat pada ayat ke 60 di surat Al-Isra. Pada ayat tersebut dijelaskan bahwa pada peristiwa Isra Miraj, Allah SWT menunjukkan betapa besar kuasanya.

وَإِذْ قُلْنَا لَكَ إِنَّ رَبَّكَ أَحَاطَ بِالنَّاسِ وَمَا جَعَلْنَا الرُّؤْيَا الَّتِي أَرَيْنَاكَ إِلَّا فِتْنَةَ لِلنَّاسِ وَالشَّجَرَةَ الْمَلْعُونَةَ فِي الْقُرْآنِ وَتُخَوِّفُهُمْ فَمَا يَزِيدُهُمْ إِلَّا طُغْيَانًا كَبِيرًا

Artinya: "Dan (ingatlah), ketika Kami wahyukan kepadamu, "Sesungguhnya Tuhanmu meliputi segala manusia" (yakni ilmu dan kekuasaan-Nya meliputi mereka). Dan Kami tidak menjadikan ru'ya yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai satu ujian bagi manusia dan (begitu pula) pohon kayu yang terkutuk di dalam Alquran. Dan Kami menakuti mereka, tetapi yang demikian itu tidak menambah kepada mereka melainkan hanyalah kedurhakaan yang besar saja." (QS. Al-Isra: 60)[4]

Penjelasan: Pada ayat ke 60 ini, Allah SWT mengingatkan Nabi Muhammad untuk tetap teguh dalam menyampaikan wahyu-Nya, meskipun ada penolakan dari orang-orang kafir. Dan ingatlah ketika Kami wahyukan kepadamu, wahai Nabi Muhammad, Sungguh, ilmu dan kekuasaan Tuhanmu meliputi seluruh manusia.

Dan ketahuilah Kami tidak menjadikan mimpi, atau penglihatan dalam keadaan sadar, yang telah Kami perlihatkan kepadamu, pada malam Isra Miraj melainkan sebagai ujian bagi manusia agar menjadi jelas siapa di antara mereka yang percaya dan siapa yang tidak percaya. Dan begitu pula apa yang Kami wahyukan kepadamu tentang pohon yang terkutuk dalam Al-Quran agar menjadi ujian bagi manusia siapa di antara mereka yang percaya dan siapa yang tidak percaya. Dan dengan kedua macam tanda itu Kami menakut-nakuti mereka, supaya mereka beriman tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka. [3]

4. Surat Al-Isra Ayat 85

Peristiwa Isra Miraj juga membuat orang-orang kafir bertanya kepada Nabi SAW tentang roh dalam perjalanan tersebut. Menanggapi hal itu, Allah SWT berfirman:

وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُم مِّنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا )

Artinya: "Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit." (QS Al-Isra: 85)[2]

Penjelasan: Dan mereka, yakni orang-orang kafir Mekah bertanya kepadamu wahai Nabi Muhammad tentang roh, apakah hakikat roh itu. Katakanlah, "Roh itu termasuk urusan Tuhanku, hanya Dia yang mengetahui hakikat roh itu dan tidaklah kamu wahai manusia diberi pengetahuan kecuali sedikit dibandingkan dengan keluasan objek yang diketahui atau dibandingkan dengan ilmu Allah.[3]

5. Surat An-Najm Ayat 13-14

Peristiwa Isra Miraj juga dapat disebutkan dalam beberapa ayat dalam surat An-Najm. Salah duanya terdapat pada ayat 13-14.

(14) عِندَ سِدْرَةِ ٱلْمُنتَهَىٰ (13) وَلَقَدْ رَءَاهُ نَزْلَةً أُخْرَىٰ

Artinya: "Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupa yang asli) pada waktu yang lain. (yaitu) di Sidratul Muntaha."

Penjelasan: Dalam ayat ke-13 dan 14 Surat An-Najm, Allah menerangkan bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad SAW telah melihat Jibril dalam bentuk aslinya pada waktu yang lain, yakni pada waktu melakukan Miraj ke Sidratul Muntaha.

Ada yang berpendapat bahwa maksud ayat tersebut adalah seperti dalam firman Allah SWT:

وَاَنَّ اِلٰى رَبِّكَ الْمُنْتَهٰىۙ ٤٢

Artinya: "Dan sesungguhnya kepada Tuhanmulah kesudahannya (segala sesuatu)." (An-Najm/53: 42)

Dengan turunnya ayat ini, setiap orang yang beriman diwajibkan untuk meyakini adanya Sidratul Muntaha sebagaimana yang dijelaskan oleh Allah dalam wahyu-Nya. Namun, mereka tidak boleh menjelaskan tempat atau sifat-sifatnya lebih jauh dari apa yang telah dijelaskan dalam Al-Quran.

Kecuali jika penjelasan itu berasal dari hadits-hadits sahih yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW, yang memberikan keterangan dengan jelas dan pasti. Ini karena Sidratul Muntaha termasuk dalam perkara gaib yang tidak diberi izin untuk kita ketahui secara rinci. [2]

6. Surat An-Najm Ayat 15

Pada ayat ke 15 dalam surat An-Najm ini disebutkan keberadaan surga yang disaksikan oleh Rasulullah SAW pada saat Miraj.

(15) عِندَهَا جَنَّةُ ٱلْمَأْوَىٰٓ

Artinya: "Di dekatnya ada surga tempat tinggal"

Penjelasan: Ayat ini menjelaskan bahwa di tempat itulah (di dekat Sidratul Muntaha) letak surga. Surga merupakan tempat tinggal bagi orang-orang yang takwa dan orang-orang yang mati syahid.

7. Surat An-Najm Ayat 16

Selanjutnya, dalam ayat 16 surat An-Najm disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW juga menyaksikan keadaan luar biasa saat melakukan perjalanan ke Sidratul Muntaha.

(16) اِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشٰىۙ

Artinya: "(Nabi Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha dilingkupi oleh sesuatu yang melingkupinya."

Penjelasan: Allah SWT menerangkan bahwa Muhammad SAW melihat Jibril di Sidratul Muntaha itu ketika Sidratul Muntaha tertutup oleh suasana yang menandakan kebesaran Allah berupa sinar-sinar yang indah dan malaikat-malaikat.

Meskipun Al-Quran tidak menerangkan dengan jelas, namun bagi kita cukuplah penjelasan yang demikian, tidak menambah atau menguranginya, bila tidak ada dalil yang jelas yang menerangkannya. Seandainya ada manfaatnya untuk dijelaskan niscaya hal itu dijelaskan oleh Allah SWT.

8. Surat An-Najm Ayat 17

(17) مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغٰى

Artinya: "Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya."

Penjelasan: Selanjutnya, Allah menjelaskan lagi bahwa tatkala Rasulullah SAW melihat Jibril di sana, ia tidak berpaling dari memandang semua keajaiban Sidratul Muntaha sesuai dengan apa yang telah diizinkan Allah kepadanya untuk dilihat. Dan ia tidak pula melampaui batas kecuali apa yang telah diizinkan kepadanya.

9. Surat An-Najm Ayat 18

(18) لَقَدْ رَاٰى مِنْ اٰيٰتِ رَبِّهِ الْكُبْرٰى

Artinya: "Sesungguhnya dia telah melihat sebagian tanda-tanda (kebesaran) Tuhannya yang paling besar.

Penjelasan: Terakhir, pada ayat ke-18 dijelaskan dengan melihat Sidratul Muntaha, berarti Muhammad SAW telah melihat sebagian tanda-tanda kebesaran Allah yang merupakan keajaiban dari kekuasaan-Nya. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan lain-lain bahwa saat itu Nabi Muhammad SAW melihat suatu lambaian hijau dari surga yang memenuhi ufuk (arah pandangan).

Maka hendaklah kita tidak membatasi apa yang telah dilihat oleh Muhammad SAW dengan mata kepalanya, setelah diterangkan secara samar-samar dalam Al-Quran tentang hal itu. Yang jelas adalah nabi telah melihat tanda-tanda kebesaran Allah SWT yang tidak terbatas. [2][3]

Referensi:

[1] Jurnal Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang berjudul 'Tafsir tentang Peristiwa Isra' Mi'raj'
[2] Buku Keajaiban Peristiwa Isra Miraj oleh Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As Sidawi
[3] Laman Qur'an Kementerian Agama RI
[4] Jurnal Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh yang berjudul Penafsiran Ibnu Katsir terhadap Ayat-Ayat Isra' Mikraj




(urw/edr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads