Kepala Desa Marente, Hasier mengaku sempat menerjunkan hingga 100 orang warga untuk mencari Salmon (42), pria yang hilang selama 10 hari di dalam hutan Marende, Kecamatan Seko, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan (Sulsel). Beruntung Salmon dapat ditemukan selamat.
Salmon dinyatakan hilang pada Kamis (2/1) sekitar pukul 18.00 Wita. Dia meninggalkan rumah untuk keperluan mencari rotan di hutan yang akan digunakan mengikat pondok miliknya.
"Ditunggu sampai jam 5 tak kunjung datang, akhirnya diutus lah beberapa warga pergi menjemput di batas yang dijangkau oleh motor, sepotong perjalanan, akhirnya ditunggu na sampai jam 6 dia tidak kembali," kata Hasier kepada detikSulsel, Selasa (14/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah menunggu cukup lama di batas hutan, dia akhirnya memerintahkan warga masuk mencari ke dalam tempat Salmon mengambil rotan. Menurutnya, warga berjalan kaki sekitar 12 kilometer.
"15 orang warga saya suruh masuk, setelah dicek di sana tidak ada, jadi sepanjang malam (warga) waktu itu berjalan menyusuri, tapi tidak ada didapat akhirnya mereka beristirahat sekitar jam 1 malam, di pondok-pondok tempatnya ambil rotan," ucapnya.
"Jumat-nya itu, tanggal 3-nya, kami pergi lagi kurang lebih 100 masyarakat, na kami juga tidak menemukan. Kami hanya menemukan jejak dan rotan yang sempat dia ambil, tapi justru dia bawa lebih mengarah masuk ke hutan belantara, kurang lebih tempatnya bawa itu rutan 4 kilometer dari titik lokasi tempat mencari," ungkapnya.
Beberapa hari setelah pencarian tak menemukan hasil, Hasier memutuskan menginformasikan kehilangan tersebut ke pihak Kecamatan. Hingga akhirnya tim Basarnas, BPBD dan relawan datang pada Kamis (9/1) untuk membantu pencarian.
"Kamis dia datang, hari Jumat-nya itu ada pesta pernikahan. Tetapi tim Basarnas dari Kabupaten itu meminta kami harus masuk pada hari itu Jumat pagi sehingga saya atur lah warga kurang lebih 12 orang masuk pada pagi hari Jumat itu," ucap Hasier.
"Saya menyusul bawa warga 7 orang masuk pada pagi hari Sabtu, kami bermalam pas di ujung tempat jejak itu. Jadi kami ambil ujung, di hulunya Sungai Kupang itu kami mengecek di sana," lanjutnya.
Hasier bersama Basarnas dan BPBD kemudian membagi tim menjadi 2 regu untuk menyusuri Sungai Kupang. Dengan menggunakan akses komunikasi HT.
"Seiring kami komunikasi ada tanda yang baru tempatnya beristirahat tidur, pas malam Minggu, saya dikontak jangan tinggalkan itu lokasi, buat saja camp di situ. Tidak lama kemudian setelah komunikasi itu sudah ditemukan si korban," ungkapnya.
"(Korban) ditemukan di cabang kecil Sungai Kupang dalam keadaan loyo, tapi masih bisa berbicara, tapi tidak bisa bergerak. Menurut dia sudah pasrah waktu itu, dia mengatakan entah ular memakan saya atau tuhan panggil saya, saya sudah tidak bisa bergerak, memang kakinya itu sudah luka-luka," tutup Hasier.
Kepada warga, Salmon mengaku hilang usai dibawa oleh 2 perempuan masuk ke dalam hutan belantara. Dia menjelaskan dirinya tanpa sadar mengikuti kedua perempuan tersebut.
"Katanya pak Salmon itu dibawa sama dua perempuan, itu mi yang dia ikuti terus. Na ikuti, sampai masuk di hutan belantara," katanya.
Salmon sendiri meninggalkan rumahnya menuju ke sebuah hutan yang masih berada di Desa Marente, Kecamatan Seko pada Kamis (2/1). Korban bermaksud mengambil rotan yang nantinya akan digunakan untuk mengikat pondok kebun miliknya.
"Saat mengambil rotan ada itu 2 perempuan ajak ki, tapi dia bilang saya tidak pernah bersentuhan atau berdekatan, agak jauh, paling dekat katanya itu 2 meter jaraknya," kata Hasier.
Saat mengikuti perempuan tersebut ke dalam hutan belantara, Salmon disebut diarahkan menuju sungai. Hasier menjelaskan Salmon saat itu tidak paham dengan apa yang dia lakukan.
"Katanya itu yang bawa dia mengarah ke sungai. Terus bertahan hidupnya itu hanya air saja, kemudian satu kali makan kepiting mentah," lanjutnya.
"Menurut dia (Salmon) kalau dia cabut parangnya menjauh lagi itu yang bawa dia, yang perempuan itu. Kalau dia kasi masuk parangnya mendekat lagi, memang mistis-mistis," ungkap Hasier.
(hmw/sar)