Seorang balita hampir terjatuh ke kawah lava sedalam 122 di gunung berapi Kīlauea di Pulau Besar Hawaii karena lepas dari pengawasan orang tua. Petugas taman mengimbau pengunjung yang membawa anak agar memperketat pengawasan.
Melansir detikTravel yang mengutip BBC, Selasa (31/12/2024), insiden ini terjadi di salah satu gunung berapi paling aktif di dunia. Penjaga taman, Jessica Ferracane mengatakan insiden itu terjadi pada hari Natal di area tertutup taman.
"Itu terjadi di area yang menghadap kaldera kawah besar gunung berapi dan bocah itu tidak akan selamat jika terjatuh," kata penjaga taman Jessica Ferracane.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui balita itu datang bersama keluarganya mengunjungi gunung berapi Kīlauea. Namun saat orang tuanya lengah saat melihat fenomena lava, anak itu menjauh dan berlari ke arah tebing.
Sebelum anak tersebut jatuh, ibunya sadar dan berteriak. Untungnya sang ibu berhasil menangkap anak itu di satu langkah terakhir sebelum terjun menuju tebing.
Karena kejadian ini petugas mengeluarkan imbauan kepada orang tua yang membawa anak untuk memperketat pengawasan. Kepala Taman, Rhonda Loh mengingatkan agar pengunjung tetap berada di jalur yang sudah ditetapkan.
"Bahaya yang bertepatan dengan letusan itu berbahaya, dan kami telah menerapkan langkah-langkah keselamatan termasuk area tertutup, penghalang, rambu penutupan, dan manajemen lalu lintas," kata Rhonda Loh, dikutip dari New York Post.
Rhonda juga mengingatkan agar pengunjung menjauhi area tertutup dan menjaga anak-anak agar tetap dekat, terutama saat menyaksikan Kīlauea dari sudut pandang sepanjang Crater Rim Trail. Ia menegaskan keselamatan merupakan tanggung jawab bersama antara pengunjung dan petugas.
"Keselamatan Anda adalah perhatian utama kami, tetapi kami mengandalkan semua orang untuk menciptakan kembali tanggung jawab. Taman nasional memamerkan kemegahan alam tetapi bukan taman bermain," pungkasnya.
Selain tepi tebing yang curam dan tidak stabil juga medan berbahaya terutama saat malam hari, bahaya lain meningkat seiring dengan meningkatnya kunjungan. Para pengemudi juga diimbau untuk memperlambat laju, memperhatikan pejalan kaki dan angsa Hawaii.
Dari data USGS Hawaiian Volcano Observatory, letusan yang dimulai pada tanggal 23 Desember telah memasuki jeda kedua. Letusan dapat terjadi kapan saja dan emisi gas beracun masih tinggi.
Selain itu partikel vulkanik tefra yang menyerupai kaca menyelimuti bagian tertutup Crater Rim Drive. Hal itu terjadi akibat air mancur yang aktif selama beberapa waktu terakhir.
Untuk itu, pengunjung harus memeriksa kualitas udara sebelum dan selama kunjungan mereka. Terutama untuk pengunjung dengan masalah pernapasan atau jantung serta wanita hamil dan anak-anak sangat sensitif terhadap gas vulkanik, yang meliputi sulfur dioksida dan karbon dioksida.
(asm/ata)