Pesawat Azerbaijan Airlines Jatuh Diduga Kena Rudal Rusia, Putin Minta Maaf

Pesawat Azerbaijan Airlines Jatuh Diduga Kena Rudal Rusia, Putin Minta Maaf

Tim detikSulsel - detikSulsel
Minggu, 29 Des 2024 15:34 WIB
Russian President Vladimir Putin holds his annual end-of-year press conference in Moscow on December 19, 2024. (AFP)
Presiden Rusia Vladimir Putin. Foto: AFP
Jakarta -

Pesawat milik maskapai Azerbaijan Airlines jatuh di wilayah Aktau, Kazakhstan, pada Rabu (25/12) diduga akibat terkena rudal dari Rusia. Atas insiden itu, Presiden Rusia Vladimir Putin meminta maaf kepada Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev melalui sambungan telepon, namun tidak secara gamblang menyebut Rusia penyebabnya.

Dilansir dari CNN Indonesia, Minggu (29/12/2024), komunikasi antara Putin dan Aliyev disampaikan Istana Kepresidenan Rusia, Kremlin. Komunikasi 2 kepala negara tersebut terjadi pada Sabtu (28/12) waktu Moskow.

"(Presiden) Vladimir Putin menyampaikan permintaan maaf atas insiden tragis yang terjadi di wilayah udara Rusia serta kembali menyampaikan belasungkawa yang mendalam dan tulus kepada keluarga korban, serta harapan agar para korban luka segera pulih," kata Kremlin melalui sebuah pernyataan seperti dikutip Reuters.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

In this photo taken from a video released by the administration of Mangystau region, the wreckage of Azerbaijan Airlines Embraer 190 lies on the ground near the airport of Aktau, Kazakhstan, Wednesday, Dec. 25, 2024. (The Administration of Mangystau Region via AP)Bangkai pesawat Azerbaijan Airlines Embraer 190 yang jatuh di Aktau, Kazakhstan pada Rabu (25/12). Foto: The Administration of Mangystau Region via AP

Permintaan maaf Putih kepada Aliyev muncul setelah sejumlah pihak termasuk sumber keamanan Azerbaijan mengungkapkan jika pesawat Embraer 190 itu jatuh diduga akibat terkena rudal pertahanan udara Rusia Pantsir-S yang salah sasaran. 38 Orang yang berada di dalam pesawat tewas akibat kecelakaan itu.

Meski telah meminta maaf, Putih tidak secara terang-terangan mengakui rudal pertahanan udara Rusia yang menjadi penyebab pesawat itu kecelakaan.

ADVERTISEMENT

Dilansir dari detikNews yang mengutip AFP, Minggu (29/12), sebelumnya para pejabat Azerbaijan dan Amerika Serikat (AS) meyakini rudal Rusia yang ditembakkan ke udara menyebabkan jatuhnya pesawat penumpang Azerbaijan bernomor J2-8243. Pejabat yang tidak disebutkan namanya itu meyakini rudal dari sistem pertahanan udara Pantsir-S lah yang menjadi biang keladi.

Dugaan itu juga telah dilaporkan oleh The New York Times, penyiar Euronews, dan kantor berita Turki Anadolu.

Euronews yang mengutip sumber pemerintah Azerbaijan mengungkapkan, pecahan peluru menghantam penumpang dan awak kabin saat meledak di samping pesawat di tengah penerbangan.

Seorang pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim, juga mengatakan indikasi awal menunjukkan sistem antipesawat Rusia menyerang pesawat tersebut.

The wreckage of Azerbaijan Airlines Embraer 190 lays on the ground near the airport of Aktau, Kazakhstan, Wednesday, Dec. 25, 2024. (AP Photo/Azamat Sarsenbayev)Penampakan Puing Pesawat Azerbaijan Airlines yang Jatuh di Kazakhstan Foto: AP/Azamat Sarsenbayev

Namun menurut sejumlah pakar penerbangan dan militer, rudal Pantsir-S tidak secara sengaja menembak pesawat nahas itu. Hal ini karena sistem pertahanan udara Rusia itu sedang mengamankan wilayah udaranya dari aktivitas pesawat nirawak Ukraina.

Sebelum permintaan maaf Putin ke Aliyev mencuat ke publik, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov sempat bersuara keras atas dugaan rudal Rusia menembak pesawat Azerbaijan Airlines. Dia menuding dugaan itu sebagai kesimpulan tanpa investigasi

"Adalah salah untuk membuat hipotesis apa pun sebelum kesimpulan investigasi," tegas Peskov.

Azerbaijan Airlines sebelumnya mengatakan pesawat itu terbang melewati sekawanan burung. Tapi pernyataan ini kemudian ditarik.

Pesawat Azerbaijan Airlines jatuh di dekat kota Aktau di Kazakhstan, pusat minyak dan gas, setelah keluar jalur karena alasan yang tidak diketahui. 38 dari 67 orang di dalamnya dinyatakan tewas. Sementara 29 orang lainnya selamat, termasuk tiga anak-anak.

Pesawat Embraer 190 seharusnya terbang ke arah barat laut dari ibu kota Azerbaijan Baku ke kota Grozny di Chechnya, Rusia selatan, tetapi malah berbelok jauh dari jalurnya melintasi Laut Kaspia.




(ata/nvl)

Hide Ads