Calon gubernur Maluku Utara (Malut), Sherly Tjoanda Laos menjajaki strategi Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Zainal Arifin Paliwang dalam memindahkan aktivitas ibu kota provinsi baru dari Tarakan ke Tanjung Selor. Sherly juga bertekad memindahkan aktivitas ibu kota provinsi baru di Malut dari Ternate ke Sofifi di Kota Tidore Kepulauan.
Strategi tersebut dijajaki Sherly dalam pertemuan dengan Zainal di Jakarta, Minggu (15/12/2024). Sherly meminta tips mengembangkan Tanjung Selor menjadi kota yang ramai kepada Zainal yang kembali terpilih menjadi Gubernur Kaltara untuk periode kedua.
"Suatu kehormatan sudah menerima saya. Saya pelajari yah, Tanjung Selor itu kan baru menjadi ibu kota dan provinsi Kalimantan Utara juga provinsi termuda yah. Tapi apa resepnya, tipsnya bisa langsung rame?" tanya Sherly dalam pertemuan itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zainal menyambut baik pertanyaan Sherly mengenai tipsnya dalam mengelola Kaltara di periode sebelumnya. Ia awalnya mengucapkan selamat kepada Sherly yang terpilih menjadi Gubernur Malut.
"Oh iya, saya juga ucapkan selamat untuk Bu Sherly yang terpilih menjadi gubernur Maluku Utara. Selamat dan sukses semoga ke depan Maluku Utara juga bisa lebih maju dari provinsi lain pastinya," ucap Zainal.
Zainal lantas memberikan tips kepada Sherly agar nantinya bisa diimplementasikan di Malut. Ia mengatakan fasilitas menjadi penunjang berkembangnya Tanjung Selor menjadi ibu kota yang baru.
"Salah satu tips yang ingin saya sampaikan bagaimana perkembangan Tanjung Selor dari tahun ke tahun itu adalah yang pertama kita bisa mengakomodir ASN dulu. ASN kita siapkan mereka fasilitas perumahan misalnya, kemudian penyiapan hotel pastinya sebagai tempat tamu-tamu yang akan berkunjung," ujarnya.
Ia juga menyarankan agar nantinya Sherly tinggal di Sofifi. Menurutnya, hal itu bisa mempermudah Sherly untuk mengembangkan Kota Sofifi.
"Seperti di Maluku Utara yang mana ibu kotanya Sofifi, harus nanti Bu Sherly berdomisili di Sofifi. Berdomisili di sana, kemudian buat tempat kumpulnya anak-anak muda, dibuat di situ kafe-kafe sehingga ada tempat hiburan lah ya di sana," kata Zainal.
Secara geografis, kata Sherly, antara Ternate dengan Sofifi dan Tarakan dengan Tanjung Selor itu sama. Hal itu menjadi alasan Sherly meminta saran kepada Zainal.
"Jadi pusat ekonominya tetap yah di Tarakan tapi pusat kegiatan pemerintahan dipindahkan ke Tanjung Selor," ucap Sherly.
Zainal membenarkan hal tersebut. Ia menuturkan sulit untuk memindahkan pusat pemerintahan ke Tanjung Selor yang sepi, terlebih Tarakan merupakan kotamadya.
"Tarakan memang kotamadya kan, kota yang ramai, kota bisnis. Berada di Tanjung Selor itu memang kegiatan sampai jam 7 malam aja di tahun 2018. Itu jam 7 malam udah sepi, gelap, dan sebagainya, tapi alhamdulillah sekarang 24 jam Tanjung Selor kita mau cari apa itu ada," kata Zainal.
"Jadi kegiatan-kegiatan pemerintahan kita upayakan harus di ibukota, jangan misalnya ke Tarakan," sambungnya.
Menanggapi itu, Sherly mengatakan Tanjung Selor sudah menjadi ibu kota Kaltara sejak tahun 2012, namun baru ramai di masa kepemimpinan Zainal pada tahun 2021. Sherly mengaku kagum dengan cara Zainal yang memusatkan kegiatan pemerintahan untuk meramaikan Tanjung Selor.
"Makanya kita tarik semua kegiatan itu, walaupun di Tarakan itu ada Danlantamal di situ, ada Kanwil-kanwil di Tarakan, gitu. Tapi kami selalu buat kegiatan di Tanjung Selor supaya Tanjung Selor ini ramai. Orang kalo datang dari tarakan ke Tanjung Selor kan pasti menginap," timpal Zainal.
(asm/sar)