Dosen Jurusan Perikanan, Fakultas Sains dan Ilmu Komputer Universitas Muhammadiyah Gorontalo (UMGO) Dewi Shinta Achmad mengimbau warga tidak mengonsumsi ikan Mola-mola yang mati terdampar di Pantai Pohe, Kota Gorontalo. Dewi mengatakan ikan purba berukuran 2,5 meter tersebut mengandung banyak parasit.
"Tidak bisa dikonsumsi apabila dimakan bisa bahaya karena ada bakteri," kata Dewi Shinta Achmad kepada detikcom, Selasa (3/12/2024).
Dewi mengatakan tubuh ikan Mola-mola mengandung banyak cacing. Jika dikonsumsi berpotensi menimbulkan gangguan pencernaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari hasil beberapa nekorupsi bahwa di tubuh ikan Mola-mola terdapat banyak cacing, bakteri dan parasit serta jamur dan bila dikonsumsi akan sangat membahayakan," tambahnya.
Dia menjelaskan, ikan Mola-mola adalah ikan bertulang sejati terberat. Spesimen besarnya dapat berukuran hingga 14 kaki atau 4,3 meter secara vertikal dan 10 kaki atau 3 meter secara horizontal.
"Serta memiliki massa sekitar 5.000 pon (2.300 kg). Hiu dan pari dapat memiliki massa yang lebih berat daripada ikan Mola-mola, tetapi mereka tergolong sebagai ikan bertulang rawan," papar Dewi.
Menurut Dewi, ikan Mola-mola adalah makhluk laut perairan daerah yang hidup di wilayah tropis. Dia menduga ikan terduga terdampar karena faktor lingkungan meski secara spesifik membutuhkan penelitian lebih lanjut.
"Kami belum tahu penyebab kematian ikan tersebut," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, seekor ikan Mola-mola berukuran 2,5 meter ditemukan mati terdampar di Pantai Pohe, Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo, Senin (2/12) sekitar pukul 19.00 Wita. Ikan seberat 500 kilogram itu pun ditarik nelayan menggunakan tali ke pinggir pantai.
"Ikan Mola-mola dan banyak orang bilang juga itu ikan Mola-mola terdampar di sini, dekat tangga 2.000. Panjangnya 2,5 meter perkiraan saya, beratnya 500 kg," kata nelayan, Herdi Usman (38) kepada detikcom, Senin (2/12).
Herdi mengungkapkan ikan tersebut ditemukan dalam kondisi mati. Dia mengaku penemuan Ikan Mola-mola baru pertama kali terjadi di pantai Gorontalo.
"Ini ikan sudah mati, ada darahnya keluar dari mulut ikan. Ini ikan kami kasih biar di sini dulu karena banyak warga ingin melihat penasaran dengan ikan ini," pungkasnya.
(sar/ata)