5 Cerpen Tema Sumpah Pemuda yang Penuh Makna Persatuan

5 Cerpen Tema Sumpah Pemuda yang Penuh Makna Persatuan

Yaslinda Utari Kasim - detikSulsel
Sabtu, 26 Okt 2024 10:00 WIB
Ilustrasi menulis teks
Foto: Freepik/freepik
Makassar -

Sumpah Pemuda merupakan peristiwa penting dalam sejarah bangsa Indonesia. Lahirnya Sumpah Pemuda ini menjadi tonggak persatuan dan kesatuan para pemuda untuk memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia.

Peristiwa itu dirayakan setiap tahun pada hari lahir Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober. Masyarakat Indonesia memaknainya dengan berbagai cara, salah satunya lomba membaca cerpen bertema Sumpah Pemuda.

Nah, sebagai inspirasi berikut kumpulan cerpen Sumpah Pemuda yang penuh makna persatuan bangsa Indonesia. Yuk, disimak!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cerpen Tema Sumpah Pemuda #1

Hari ini adalah tanggal 28 Oktober. Pada tanggal tersebut seluruh rakyat bangsa Indonesia memperingati hari Sumpah Pemuda, tidak terkecuali di SDN Setiajaya. Seluruh warga sekolah memperingati hari Sumpah Pemuda dengan mengadakan upacara bendera. Sewaktu upacara, bapak Kepala Sekolah memberikan amanat tentang pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan. Dalam amanatnya tersebut, Bapak Kepala Sekolah mengingatkan kepada seluruh warga sekolah untuk senantiasa meningkatkan persatuan dan kesatuan. Menurut Bapak Kepala Sekolah, perbedaan yang ada di sekolah atau masyarakat tidak boleh dijadikan hambatan untuk bersatu, tetapi harus dijadikan sebagai pendorong meningkatnya persatuan dan kesatuan.

Selesai melaksanakan upacara, seluruh peserta didik masuk ke kelasnya masing-masing untuk melaksanakan proses pembelajaran seperti biasanya. Seluruh peserta didik kelas empat telah berada di ruangan kelasnya. Tidak lama kemudian, Bu Indah masuk ke kelas dan hari ini akan mengajak seluruh peserta didiknya belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

ADVERTISEMENT

"Anak-anak tadi kita telah melaksanakan upacara memperingati hari Sumpah Pemuda. Kata Bapak Kepala Sekolah tadi kita harus senantiasa meningkatkan persatuan dan kesatuan. Kebetulan pada pertemuan kali ini Ibu akan mengajak kalian untuk mengenal makna semboyan Bhinneka tunggal ika? Apakah kalian sering mendengar atau melihat tulisan semboyan tersebut?" tanya Bu Indah.

"Sering, Bu," jawab seluruh peserta didik.

"Bagus. Ada yang tahu dimanakah tulisan semboyan Bhinneka tunggal ika itu sering kita lihat?" Bu Indah kembali bertanya.

"Saya, Bu. Semboyan Bhinneka tunggal ika sering kita temukan pada lambang negara kita, Burung Garuda Pancasila. Semboyan tersebut tertulis dalam seuntai pita yang digenggam oleh dua kaki burung garuda sebagai lambang Negara Republik Indonesia. Coba teman-teman perhatikan gambar burung garuda di depan kelas kita ini!" jawab Jaka sambil menunjuk gambar burung garuda yang terpasang di depan kelas.

"Bagus. memang benar tulisan semboyan Bhinneka tunggal ika sering kita temukan pada lambang negara. Nah setelah kalian memperhatikan gambar lambang negara kita, diantara kalian ada yang tahu arti semboyan Bhinneka tunggal ika?" Tanya Bu Indah.

"Saya Bu. Bhinneka tunggal ika artinya walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua," jawab Dewi.

"Benar sekali jawabanmu. Semboyan Bhinneka tunggal ika berasal dari bahasa Sansakerta. Semboyan ini diambil dari sebuah kalimat yang terdapat dalam buku Sutasoma karya Mpu Tantular pada zaman kerajaan Majapahit. Kalimat tersebut sebenarnya tidak hanya terdiri dari tiga kata, tetapi lebih panjang. Kalimat lengkapnya adalah Bhinneka tunggal ika, tan hana dharma mangrwa yang artinya adalah meskipun kita berbeda-beda, kita tetap satu jua, tidak ada hukum yang mendua," jelas Bu Indah sambil menulis kalimat semboyan tersebut.

"Kalimat tersebut menggambarkan keadaan masyarakat kerajaan Majapahit yang beraneka ragam. Keanekaragaman mereka terutama dalam hal agama yang dipeluknya. Mereka ada yang memeluk agama Siwa, Budha dan kepercayaan yang telah ada sebelumnya. Mereka hidup rukun berdampingan secara damai. Adapun hukum yang berlaku bagi seluruh masyarakat dan negara adalah satu, yaitu hukum Negara Majapahit," lanjut Bu Indah.

"Bu, mengapa kalimat tersebut dijadikan semboyan negara kita sampai sekarang?" Tanya Putu.

"Pertanyaan yang bagus. Salah satu alasan mengapa kita menjadikan Bhinneka tunggal ika sebagai semboyan negara adalah bahwa keadaan bangsa Indonesia mirip dengan keadaan masyarakat Kerajaan Majapahit tempo dulu. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang beraneka ragam. Keanekaragaman bangsa Indonesia meliputi banyak hal diantaranya agama, suku bangsa, budaya daerah dan sebagainya," jawab Bu Indah.

"Coba kalian perhatikan kondisi kelas kita. Kelas kita adalah kelas yang beraneka ragam suku bangsa, budaya dan agamanya. Misalnya Jaka berasal dari suku Sunda, Dewi berasal dari suku Jawa, Putu berasal dari suku Bali, Ucok berasal dari suku Batak, Andi berasal dari suku Bugis/Makassar dan sebagainya. Akan tetapi meskipun demikian, kalian tetap bersatu. Nah begitu juga dengan bangsa Indonesia, meskipun terdiri dari berbagai suku bangsa, budaya, agama, dan sebagainya, tetapi harus tetap memegang teguh persatuan dan kesatuan bangsa," lanjut Bu Indah.

"Bu, mengapa bangsa dan negara Indonesia harus bersatu dalam keanekaragaman?" Tanya Jaka.

"Begini Jaka, kamu tentunya masih ingat peribahasa yang mengatakan bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Peribahasa itu merupakan tekad para pejuang kita sebelum Indonesia merdeka. Para pejuang bertekad, dengan persatuan mereka dapat melawan penjajahan dan merebut kemerdekaan. Tekad tersebut harus selalu kita ingat, sebagai tekad mempersatukan bangsa kita yang beraneka ragam. Keanekaragaman suku bangsa, budaya dan agama tidak boleh menimbulkan perpecahan di antara warga. Keanekaragaman itu justru harus membuat kita bersatu sebagai bangsa yang kuat dan disegani oleh negara lainnya," jelas Bu Indah.

"Baiklah anak-anak ibu cukupkan sampai disini pembelajaran pada pertemuan kali ini. Di rumah silakan kalian cari berbagai bentuk keanekaragaman suku bangsa dan budaya yang ada di Indonesia," kata Bu Indah sambil menutup proses pembelajaran kali ini.

Sumber: Modul Ajar Kurikulum Merdeka 2022 PPKN SD Kelas 4 Negeri Padangsari 01 oleh Danang Prasetyo, S.Pd

Cerpen Tema Sumpah Pemuda tentang Bahasa #2

Judul: Bahasa Mempersatukan Kita

Suatu hari ada seorang anak yang bernama Sinta. Sinta memiliki sifat yang ramah dan mudah bergaul. Suatu saat di sekolah Sinta terpilih untuk mengikuti kegiatan jambore di Jakarta. Awalnya Sinta ragu tapi ia mencoba untuk tetap mengikuti jambore tersebut.

Di hari Kamis Sinta berangkat pukul 06.00 pagi menaiki bus bersama teman-temannya yang juga terpilih mengikuti jambore. Di dalam bus, Sinta hanya bisa termenung karena tidak tahu ingin melakukan apa. Sesampainya di Jakarta lebih tepatnya di lapangan jambore tersebut, Sinta segera menuju ke tenda. Sesampainya di tenda, Sinta meletakkan semua barang-barangnya di tenda. Sinta terkejut ketika di dalam tenda sudah ada dua orang yang duduk di dalam tenda tersebut. Dua orang itu adalah peserta jambore yang berasal dari luar pulau Jawa.

Sinta berusaha untuk mengajak berkenalan dengan teman satu tandanya itu, tapi saat ingin mengajak berkenalan Sinta merasa ragu karena mereka berbeda daerah, dan pastinya juga berbeda bahasa. Ketika Sinta sedang duduk sendirian untuk beristirahat tiba-tiba ada dua orang siswa yang ikut duduk di samping Sinta dan mengajak berkenalan tak disangka 2 orang itu adalah teman 1 tendanya, 2 siswa tersebut bernama Intan dan Lala. Intan berasal dari Papua dan Lala berasal dari Medan. Sinta belum sempat memperkenalkan diri kepada mereka, tiba-tiba ada suara toa menandakan kegiatan
jambore akan dimulai.

Selesai kegiatan jambore bersama, para peserta disuruh untuk beristirahat dan kembali ke tenda masing-masing. Untuk malam harinya ada kegiatan upacara api unggun, karena jadwal kegiatan yang terlalu padat bahkan kegiatan selesai sampai jam 23.00 malam. membuat Sinta sampai kelelahan. Sinta telat bangun, dia terburu-buru untuk bersiap-siap karena pagi ini ada kegiatan upacara jambore dan membuat dirinya tidak sempat untuk sarapan. Sinta berlari-lari mengejar kelompoknya dan mulai ikut berbaris. Di tengah-tengah upacara jambore, Sinta merasa pusing dan penglihatannya mulai kunang-kunang, tidak lama kemudian Sinta pingsan.

Melihat Sinta pingsan, Intan dan Lala langsung menghampiri Sinta dan membawa Sinta ke tenda darurat. Selang beberapa menit Sinta pun terbangun, Intan dan Lala langsung mendekati Sinta, Intan bertanya dengan bahasa Papua "Kamu kenapa Sinta? tadi pagi kamu belum sarapan ya?", Sinta menatap Intan, karena tidak paham apa yang dia ucapkan . Lala yang mengetahui jika Sinta tidak paham dengan apa yang diucapkan Intan, dirinya pun menegur intan "Heii, Sinta tidak tau apa yang kamu ucapkan" lalu Lala menyarankan agar intan menggunakan bahasa Indonesia saja supaya mudah untuk dimengerti "Sebaiknya kamu menggunakan bahasa Indonesia agar Sinta dapat memahami apa yang kamu bicarakan". Sinta berterimakasih kepada Intan dan Lala karena sudah menolongnya. Di sini Sinta mulai mengerti walaupun berbeda bahasa daerah mereka tetap menolong tanpa membeda- bedakan. Pengalaman tersebut merupakan pengalaman yang paling terkesan dalam hidup Sinta karena dapat bertemu dengan teman yang berbeda
keragaman.

Kami memang berbeda asal dan bahasa. Namun, hal itu bukanlah menjadi halangan bagi kami untuk terus bersatu dalam perbedaan. Bahasa Indonesia telah mempersatukan perbedaan bahasa di antara kami, seperti poin ketiga dalam teks Sumpah Pemuda yang berbunyi "Kami putra-putri
Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia". Justru perbedaan di antara kita ini sebagai pengikat, sehingga terbentuklah persatuan dengan sikap toleransi, saling menghormati dan menghargai inilah kita dapat semakin mempererat persatuan di antara keberagaman di Indonesia. Seperti semboyan bangsa Indonesia yaitu "Bhinneka Tunggal Ika" yang memiliki arti walaupun berbeda-beda tetap satu jua.

Sumber: Kumpulan Cerpen Indahnya Hidup Berhasthalaku SMAn 1 Sumberlawang

Cerpen Tema Sumpah Pemuda #3

Judul: Karena Kita Berbeda

Pada suatu sekolah di pinggiran kota, terdapat murid perempuan bernama Vina. Seorang murid cantik dan juga cerdas. Vina sekarang menduduki bangku kelas 10. Sebagai orang baru di tempat tersebut Vina tidak memiliki teman baik di rumah maupun di sekolah, ditambah lagi Vina juga merupakan seorang yang cukup pemalu untuk berinteraksi dengan siswi lain karena berbeda ras dan agama. Hal tersebut membuat Vina menjadi kurang bersahabat dengan lingkungan barunya.

Hampir setengah semester sudah Vina belajar di tempat tersebut. Sekolah itu bernama Eruditio High School yang bertempat pada kota Hueco Mundo. Sekolah teknologi yang terkenal dan paling besar di kota tersebut. Sebagai salah satu pelajar di Eruditio Highschool Vina berusaha untuk belajar serius agar mendapatkan posisi terbaik di kelasnya dengan harapan untuk bisa mendapatkan teman di sekolah barunya.

Namun kenyataannya tidak sesuai dengan apa yang diinginkan Vina, yang semula ingin mendapatkan teman untuk dapat mengembangkan diri bersama-sama malah hanya di jadikan tempat contekan saja. Alih alih bertanya tentang bagaimana atau cara mengerjakan orang orang hanya ingin tahu hasil akhir pekerjaan milik Vina saja dan dengan tanpa permisi dan terima kasih meraka datang dan pergi sesukanya dan terus berulang setiap ada pekerjaan dari pengajar.

Sampai suatu hari saat menjelang libur panjang, Vina yang merasa kurang percaya pada kemampuannya untuk menghadapi ujian praktek tahunan, yakni gelaran unjuk penemuan yang bergengsi di Eruditio High School, memutuskan untuk datang ke museum pengetahuan dan waktu di Eruditio Town yakni perpustakaan nasional Eruditio. Di sana ia mencari dan membaca buku video dan mencoba beberapa percobaan kecil di ruang eksperimen yang disediakan di museum tersebut.

Vina telah membaca dan melakukan riset mengenai ujian. praktek yang akan dilakukan, hampir selama 3 hari ia sudah banyak menyelesaikan sedikit demi sedikit pekerjaannya. Pada hari ke empat Vina mulai merasa bosan dan tidak semangat untuk belajar di museum waktu dan pengetahuan. Eruditio. Namun melihat prototipe hasil rancangannya. selama sehari itu membuat Vina termotivasi untuk menyelesaikannya, oleh karena itu pada malam hari sekitar pukul 19.00 Vina pun pergi ke museum untuk melanjutkan percobaannya.

Ada malam itu Vina yang hendak mencari buku untuk menyelesaikan projek ciptaannya, kemudian Vina menemukan letak buku yang diinginkannya, Vina bergegas mengambilnya, namun letak buku itu sangat tinggi yang mengharuskannya menggunakan anak tangga untuk mengambilnya. Vina belum bisa mengambil buku tersebut, alhasil Vina harus berusaha keras agar buku tersebut bisa didapatkan. Dengan usahanya, Vina berhasil mendapatkan buku tersebut. Akan tetapi tangga yang dinaiki Vina bergoyang dan menyebabkan Vina terjatuh dari ketinggian.. Saat terjatuh spontan Vina berteriak "Aaaaa". Mendengar suara kegaduhan tersebut seseorang yang kebetulan juga berada di dekat sana menghampiri dan menolong Vina yang sedang dalam keadaan tersungkur.

Setelah dibantu untuk berdiri, ia pun berterima kasih pada orang yang telah menolongnya. Vina lantas menanyakan nama orang tersebut, lalu orang tersebut mengenalkan dirinya yang bernama Mai dan Vina juga ikut memperkenalkan dirinya sebagai seorang pelajar di Eruditio High School dan setelah itu terjadilah perbincangan yang cukup panjang di antara mereka.

Tak disangka Vina yang seorang pemalu dapat cepat akrab dengan Mai. Dikarenakan mereka berdua merupakan pelajar di sekolah yang sama. Karena sudah cukup akrab Vina mengajak Mai melihat projek milik Vina, Mai terkagum- kagum dengan ide yang Vina gunakan. Kemudian Mai ingin membantu Vina menyelesaikan projeknya. Berhari-hari mereka mengembangkan projek bersama yang semula hanyalah prototipe dengan banyak kekurangan menjadi suatu teknologi yang sudah hampir jadi namun belum sempurna, berhari-hari itulah yang membuat antara Vina dan Mai menjadi teman yang sangat dekat, berbagi cerita dan pengalaman sudah menjadi hal biasa diantara mereka. Dan tak disangka perayaan IMLEK sudah sudah di depan. mata dan hari itu adalah esok, untuk itu Mai mengundang Vina kerumahnya untuk bersama-sama merayakan tahun baru IMLEK dengan keluarga Mai.

Namun karena Vina memiliki perbedaan agama dengan Mai sehingga merasa sedikit canggung dengan ajakan Mai untuk berkunjung ke rumahnya. Mengerti perasaan. temannya, Mai meyakinkan Vina agar tidak malu untuk berkunjung karena mereka sudah menjadi teman. Vina yang tidak ingin mengecewakan satu-satunya teman yang ia miliki kemudian menerima ajakan tersebut, setelah datang dan merayakan IMLEK bersama Mai, Vina baru menyadari bahwa perbedaan bukanlah suatu hal yang mengerikan tetapi, perbedaan dapat membuat seseorang belajar dari orang, budaya, atau kepercayaan lain sehingga membuatnya tidak takut berbeda untuk menjadi diri sendiri. Dan untuk membalas kebaikan dari Mai, Vina mengajak Mai untuk makan malam di rumahnya dan untuk membahas masalah pengerjaan projek mereka.

Saat Mai memenuhi ajakan Vina untuk makan malam Vina mengungkapkan tentang keterbatasan teknologi untuk menyelesaikan projeknya, yaitu berupa pesawat drone yang dapat terbang tanpa dikontrol yakni dengan menggunakan teknologi Al atau kecerdasan buatan, akan tetapi diantara mereka tidak ada yang tau bagaimana mengoperasikan Al dan mengaplikasikannya pada drone tersebut. Saat berfikir bagaimana cara mengakali keterbatasan tersebut Mai tiba-tiba teringat pada Fatimah, temannya yang seorang saudagar kaya di daerah pusat kota Hueco Mundo, Mai menjelaskan pada Vina bahwa ia memiliki teman yang tepat untuk menyelesaikan masalah ini. Dia mengenakan. Fatimah pada Vina yang dirasa dapat membantu mengatasi pengaplikasian Al pada dronenya, mendengar kesempatan. itu Vina meminta pada Mal agar dapat bertemu dengan Fatimah. Dan karena Mai juga ingin main ke rumah Fatimah mereka setuju untuk pergi ke Hueco Mundo.

Pada hari keberangkatannya mereka berdua. menggunakan kereta cepat untuk pergi ke pusat kota Hueco Mundo, sampai di sana dia mulai pergi ke kediaman Fatimah dengan berjalan kaki sekalian untuk menikmati kemegahan kota Hueco Mundo. Namun saat di tengah perjalanan Mai melihat seseorang seperti Fatimah sedang membagikan makanan dan minuman gratis pada pengunjung taman bermain, karena ingin memastikan apakah benar itu Fatimah mereka menghampiri seseorang tersebut, dan ternyata benar bahwa ia adalah Fatimah, yang sedang melakukan kegiatan bakti sosial berbagi makanan pada orang-orang di Hueco Mundo.

Mai kemudian ingin membantu Fatimah untuk berbagi makanan bersama-sama Fatimah tak keberatan dengan hal tersebut dan kemudian mereka berbagi makanan bersama sampai hari mulai petang. Dan selesai pada jam setengah tiga sore bertepatan pada adzan ashar berkumandang, ketika sudah selesai melakukan bakti sosial Vina ingin langsung meminta pertolongan pada Fatimah namun Mai mencegahnya karena untuk membiarkan Fatimah melaksanakan ibadah asharnya dahulu setelah itu barulah mereka menanyakan kesanggupan Fatimah dalam membantu proses pengaplikasian Al pada prosesnya.

Karena Mai temannya yang meminta dan juga mereka telah membantu bakti sosialnya, Fatimah dengan senang hati mau membantu serta memberikan komponen yang cukup mahal harganya untuk membantu menyelesaikan. drone milik Vina dan Mai dengan Cuma-Cuma. 2 hari mereka mengerjakan pemasangan Al pada drone tersebut dan kemudian 2 hari setelahnya mulai pemasangan program dan uji coba pengaktifan. Banyak revisi yang dilakukan oleh mereka bertiga, hingga saat ujian praktek tiba drone tersebut pun selesai pengerjaannya.

Berkat drone ciptaan mereka, masing-masing dari mereka mendapatkan penghargaan dan mendapat peringkat tertinggi dikelas mereka, dan dengan pengalaman Vina sebelumnya yakni sejak ia terjatuh dari tangga, bertemu Mai, merayakan imlek bersama, membantu Fatimah dalam bakti sosial, dan setelah semua itu Vina mulai memberanikan dirinya untuk berinteraksi dan terbuka pada lingkungan. sekitarnya, dan tidak terlalu memperdulikan perbedaan. yang ia miliki dan orang-orang lain yang akan ia jumpai.

Karena ia telah menyadari bahwa menemukan kesamaan pada orang lain membuat orang tersebut menjadi orang yang menyenangkan, namun orang yang memiliki beberapa perbedaan membuatnya terlihat menarik dan spesial karena tidak ada pada diri orang lain. Yang terpenting dalam berteman bukan seberapa sama kamu dengan dirinya namun seberapa kalian mampu saling melengkapi satu sama lain sehingga membuat perbedaan yang ada menjadi pengerat hubungan dan menjadi lebih kuat di antara orang lain, saling menghargai dan melengkapi adalah suatu hal yang indah bila dilakukan.

Sumber: Kumpulan Cerpen Indahnya Hidup Berhasthalaku SMAN 1 Sumberlawang

Cerpen Tema Sumpah Pemuda #4

Judul: Kita Beda Kita Bersama

Ada sebuah geng yang beranggotakan 6 orang. 3 laki- laki dan 3 perempuan. Namanya adalah Aodra geng. Mereka memiliki agama dan keturunan yang berbeda-beda. Tapi tidak menjadi masalah bagi mereka walaupun memiliki perbedaan. Mereka sudah berteman sejak SMP dan sekarang mereka telah duduk di bangku SMA. Mereka bersekolah di SMA Bhinneka yang merupakan SMA terfavorit di Kota Bandung. SMA berprestasi yang dikelilingi oleh murid-murid cerdas. Dan merupakan SMA elite kelas atas.

Niesha Almahyra gadis keturunan Jawa yang beragama Islam. Jemima Anundira gadis Sunda yang beragama Kristen. Alintara Garvita keturunan Bali beragama Hindu. Geraldo Derovano keturunan Batak beragama Kristen. Revangga Algara keturunan Bali dan beragama Hindu. David Hutabarat barudak Bandung yang beragama Islam.

Aodra geng sudah dikenali banyak penduduk Kota Bandung. Karena mereka merupakan anak dari pengusaha- pengusaha terkenal di Kota Bandung. Di Sekolah, Aodra geng juga dikenali banyak murid SMAKA (SMA Bhinneka). Banyak yang terkagum dengan Aodra geng karena parasnya yang menawan. Sebelum pelajaran dimulai, Aodra geng memilih untuk nongkrong di kantin. Mereka berbincang-bincang dan sesekali tertawa akan hal lucu.

"TET TET." suara bel menandakan pelajaran akan segera dimulai. Aodra geng meninggalkan kantin dan segera menuju ke kelas. Mereka satu kelas dan berada di kelas X IPS 1, merupakan kelas VIP yang murid-muridnya berasal dari keluarga konglomerat.

Saat kelas dimulai, pelajaran jam pertama adalah PPKn. Bu Ida yang merupakan guru PPKn memberikan materi tentang toleransi.

"Hari ini kita belajar tentang toleransi, siapa yang tau apa itu toleransi?" tanya Bu Ida kepada murid X IPS 1.

Jemima: "Toleransi adalah sikap saling menghargai Bu."
Alintara: "Toleransi juga saling menghormati."
David: "Toleransi hidup berdampingan, tanpa memandang agama, ras, suku, dan golongan."
Revangga: "Toleransi adalah sikap saling mengerti dengan sesama."
Geraldo: "Toleransi adalah tidak memandang dan memilih-milih teman Bu."

"Bagus, semua benar, tapi jika ada yang bisa menyimpulkan pengertian toleransi akan Ibu berikan nilai plusnya." "Giliran aku menjawab ini", batin Niesha.

Aku pun mengangkat tanganku dan Bu Ida langsung menunjuk padaku.

"Ya, silahkan Niesha. Jelaskan pengertian dari toleransi."

Aku dengan tenang pun menjawab, "Toleransi adalah sikap saling menghargai, menghormati, mengerti, peduli, serta hidup berdampingan tanpa memandang agama, suku, ras, golongan, maupun lainnya."

"Bagus, sangat bagus. Niesha Almahyra", puji Bu Ida kepadaku.

"Nahh, Ibu akan menjelaskan sedikit tentang toleransi. Seperti yang disimpulkan teman-teman kita tadi, bahwa toleransi adalah sikap saling menghargai. Tau menghargai? menghargai adalah hal paling sederhana yang bisa kita lakukan, seperti tadi Ibu yang menghargai pendapat kalian semua tentang apa itu toleransi. Sikap saling mengerti, toleransi jika sikap saling mengerti. Dari lingkungan kita seperti keluarga, sebuah keluarga harus saling mengerti mau itu orangtua yang mengerti anaknya, ataupun anaknya yang mengerti orangtuanya harus saling melengkapi juga menjadi landasan dasar sebuah keluarga. Dan sikap peduli, peduli sesama manusia itu sangat penting ya, hal paling sederhana dalam peduli itu saling tolong menolong. Yang terakhir toleransi adalah sikap hidup saling berdampingan. Contohnya di kelas ini tidak semuanya memiliki agama yang sama, keturunan yang sama, warna kulit yang sama kan? ini juga dikatakan toleransi dengan saling mengakrabkan diri dengan teman ataupun siapapun dan tidak saling membedakan", penjelasan panjang lebar Bu Ida. "Baik, pelajaran kita kali ibu akhiri sampai disini dulu." Setelah mengatakan itu Bu ida langsung meninggalkan kelas X IPS 1.

Saat jam sekolah sudah selesai, mereka mampir ke sebuah cafe yang jaraknya tidak jauh dengan sekolahan. Di sana mereka menghabiskan waktu dengan bertukar cerita dan bermain game bersama. Tak terasa adzan Maghrib sudah berkumandang. Niesha dan David memutuskan untuk sholat dulu di mushola yang sudah tersedia di cafe itu.

"Guys, kita izin sholat dulu ya", ucap David.

"Ini gamenya bentar lagi menang loh, sholat nya nanti aja kek bro", pinta Revangga kepada David.

"Lagian baru juga adzan. Cepet-cepet banget sih", lanjut Geraldo.

"Heh! kalian apa-apaan sih. Kepercayaan kita berbeda- beda, seharusnya kita saling menghargai satu sama lain. Neisha dan David ingin melakukan ibadahnya. Tapi kalian malah mencegah? teman macam apa kalian!" bentak Jemima kepada Revangga dan Geraldo.

"Padahal baru tadi kita belajar tentang toleransi, Kalian juga menjawab pengertian dari toleransi", lanjut Alintara.

"Kita berteman sudah sejak SMP tapi kalian tidak bisa menghargai perbedaan teman sendiri?!" tegas Jemima.

"Sudah-sudah, jangan pada berantem nggak baik", Niesha berusaha menenangkan teman-temannya..

"Kami berdua minta maaf Dav, Sha. Seharusnya kami tadi tidak berbicara seperti itu. Dan seharusnya mengizinkan. kalian berdua untuk sholat bukan malah mencegah", permohonan maaf Revangga dan Geraldo.

"Tidak apa-apa bro, kami berdua sudah memaafkan kalian kok", ucap David kepada Revangga dan Geraldo.

"Kebebasan itu mutlak, kebenaran dan kesalahan itu relatif, kelebihan dan kekurangan setiap manusia itu ada, segala sesuatu ada resiko yang harus dipertanggungjawabkan, setiap manusia berhak untuk mengapresiasikan hidupnya juga berpendapat untuk semua yang dia hadapi dengan mempertimbangkan batasan-batasannya, maka dari itu sebagai manusia kita harus saling menghargai antar sesama dan semua perbedaan yang ada," ucap Niesha berpendapat.

"Berbeda bukan berarti tidak bisa bersama. Tapi dengan toleransi, maka perbedaan itu bisa disatukan." Lanjut David dan semua langsung berpelukan satu sama lain.

Sumber: Kumpulan Cerpen Indahnya Hidup Berhasthalaku SMAN 1 Sumberlawang

Cerpen Tema Sumpah Pemuda #5

Judul: Kita Beda Kita Bersama

Hari itu Arif menunggu temannya Jaka datang. Teman sekelasnya itu berjanji ke rumahnya untuk belajar bersama. Tak lama setelahnya Maria pun tiba.

"Arif maaf ya, lama menunggu, aku baru pulang dari Gereja", kata Jaka kepada Arif.

"Ya udah deh, ayo masuk", jawab Arif. Hari semakin siang dan adzan sholat ashar pun berkumandang, lalu Arif berkata kepada Jaka:

"Arif aku sholat dulu yaa", pamit Arif kepada Jaka.

"Kok gitu sih? besokkan kita ujian, kita harus belajar lebih banyak", kata Jaka protes.
"Kamu tadi datang siang aku juga ga ngomel kan?", Arif mulai kesal dengan perkataan Jaka.

"Tapi, aku kan udah bilang datang agak siang. Lagi pula, aku udah minta maaf", Jaka berkata dengan nada yang lebih tinggi.

"Arif udah adzan, bukannya sholat malah berantem". Ibu Arif datang menghentikan perkelahian itu.

"Arif gak boleh sholat sama dia", kata Arif.

"Besok kan ujian aku takut besok ga bisa ngerjain soal kalo belajarnya ngga diterusin", kata Jaka membela diri.

"Jaka, Arif kemari!", ajak ibunda Arif.

"Indonesia, terdiri dari banyak agama, semua punya tempat, waktu dan cara ibadah yang berbeda. Kita harus saling menghormati, gak boleh saling mengejek dan melarang teman yang berbeda agama untuk beribadah, karena itu soal kepercayaan masing-masing", Ibunda Arif mulai menjelaskan.

Kedua anak itu masih diam dan membuang muka, ketika
tatapan mereka saling bertemu. Setelah ibunda Arif selesai menjelaskan jaka pun merasa menyesal dan berkata kepada Arif.

"Arif, maaf ya tadi udah marah-marah. Maaf, udah ngelarang kamu ibadah". Maria mengeluarkan tangannya, namun tak mendapat sambutan dari Arif.

"Arif, kalo temannya minta maaf kita harus apa nak?", tanya Ibunda Arif. Arif tidak menjawab,tetapi ia mengulurkan tangan dan menjabat tangan sahabatnya. Keduanya pun tersenyum lalu berpelukan.

Pesan moral yang dapat diambil dari cerita ini adalah, kita harus saling menghormati antar umat beragama, kita tidak boleh melarang teman kita yang berbeda agama untuk beribadah sesuai dengan keyakinannya.

Sumber: Kumpulan Cerpen Indahnya Hidup Berhasthalaku SMAN 1 Sumberlawang

Itulah kumpulan cerpen tema Sumpah Pemuda yang penuh makna persatuan. Semoga bermanfaat detikers!




(alk/alk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads