Pria bernama Supriady (57) di Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar) meninggal usai diseruduk sapi peliharaannya. Ahli Peternakan Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Prof Sudirman Baco menjelaskan alasan kemungkinan hal itu terjadi.
"Beda itu karakternya sapi betina dengan itu (sapi jantan). Kalau sapi betina habis melahirkan bisa saja dia tidak mau diganggu anaknya. Kalau jantan mungkin jantan besar dia mau kawin," kata Prof Sudirman Baco kepada detikSulsel, Kamis (10/10/2024).
Sudirman mengatakan hanya ada dua kemungkinan yang menyebabkan pria tersebut diseruduk atau diserang oleh sapi peliharaannya. Dia menjelaskan sapi yang baru keluar dari kandang memiliki kebiasaan akan melompat-lompat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya, baru keluar dari kandang, kan lama dikandangkan, dia pasti lompat-lompat itu kebetulan aja na dapat (pemiliknya)," katanya.
Menurut dia, sapi yang ditarik paksa keluar kandang itu tidak menjadi alasan mengapa sapi itu menyerang. Dia kembali menekankan bahwa karakter sapi yang baru keluar dari kandangnya memang suka melompat atau menggesekkan kepalanya.
"Tidak (mempengaruhi sapi menyerang pemiliknya), namanya sapi lama dikandangkan keluar biasanya begitu lompat-lompat, begitu karakternya," ujarnya.
"Sama itu dengan yang baru keluar dari kandangnya biasa gatal kepalanya mau gesek-gesek," sambung Sudirman.
Selain kemungkinan sapi tersebut terlalu lama dikandangkan, Sudirman mengatakan kemungkinan lainnya sapi itu dalam kondisi ingin kawin.
"Kebetulan saja itu sapi yang sudah dikurung 1 (atau) 2 bulan baru dikeluarkan, begitu karakternya, dia lompat lari. Kebetulan di depannya (ada pemiliknya) na dapatki toh atau dia mau kawin, sepertinya terlalu lama (dikurung) dia mau kawin," tuturnya.
Lebih lanjut, dia mengingatkan untuk tetap berhati-hati kepada binatang walaupun peliharaannya sendiri. Menurutnya, binatang ketika merasa terancam akan menyerang siapa pun, bahkan pemiliknya sendiri.
"Iya (walaupun pemiliknya), bisa saja kalau merasa terancam ya bisa saja (diserang) namanya binatang," ucapnya.
"Begitu memang namanya binatang kalau sudah merasa terancam, kalau sudah melawan begitu (tidak berhenti menyerang)," sambungnya.
Diberitakan sebelumnya, peristiwa tersebut terjadi di Dusun Timbu, Kelurahan Petoosang, Kecamatan Alu, Polman pada Rabu (9/10) sekira pukul 12.00 Wita. Warga sempat melihat sapi terus menyerang meski korban sudah tergeletak tidak berdaya.
"Saat saya tiba di lokasi, korban sudah terlentang, sapi ada di dekat korban. Kalau sapi lihat orang langsung menanduk korban," kata Masjaya kepada wartawan, Kamis (10/10).
Masjaya menyebut jika korban sudah meninggal saat dievakuasi warga. Korban disebut mengalami luka pada bagian dada serta beberapa giginya juga rontok.
"(Luka) Bagian dada, giginya juga ada yang jatuh, kalau tidak salah sekitar empat," tuturnya.
(sar/hsr)