Rombongan pemotor trail yang menerabas jalur pendakian di Gunung Bulu Baria, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel), menjadi sorotan setelah viral di media sosial. Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sulsel mengonfirmasi aktivitas tersebut tidak memiliki izin dan berpotensi melanggar aturan di kawasan konservasi.
"Tidak ada izin di kita itu (aktivitas terabas motor trail di Gunung Bulu Baria)," ujar Kepala BBKSDA Sulsel Jusman kepada detikSulsel, Kamis (19/9/2024).
Jusman menegaskan aktivitas yang dilakukan di kawasan konservasi tanpa izin bisa terancam pidana. Kendati demikian, dia berharap masyarakat dapat lebih memahami regulasi tanpa harus berujung sanksi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau dia masuk di blok inti, itu menurut undang-undang ancaman hukumannya pidana. Tapi, kalau kami lebih kepada bagaimana masyarakat dibuat paham dengan regulasi dulu. Jadi, pendekatannya ujung-ujungnya kita harus menghukum orang," ucapnya.
Jusman menuturkan bahwa menurut aturan yang berlaku tiap aktivitas di kawasan konservasi, termasuk penggunaan kendaraan bermotor seperti motor trail, harus mendapatkan izin dari pengelola. Walaupun, kata dia, aktivitas semacam itu perlu dikaji lebih lanjut, terutama terkait dampak lingkungan.
"Menurut aturan, aktivitas di dalam wilayah konservasi itu harus ada izin, ya, dari pengelola. (Untuk aktivitas terabas motor trail) itu kita lihat dulu. Kalau misalnya jalurnya itu ada di blok pemanfaatan dan itu bisa dipastikan tidak memberi dampak yang signifikan, itu bisa saja," katanya.
"Karena salah satu manfaat dari kawasan konservasi itu juga untuk wisata, ya. Tapi, tentunya disesuaikan dengan karakter kawasannya. Kemudian harus didesain dulu," tambahnya.
Sebelumnya diberitakan, BBKSDA Sulsel tengah mengusut rombongan pemotor trail yang menerabas jalur pendakian di Gunung Bulu Baria. Jusman menyampaikan BBKSDA Sulsel masih melakukan komunikasi dan menekankan pentingnya pendekatan edukatif kepada masyarakat.
"Kalau yang kemarin itu sedang kita komunikasikan. Nanti kita akan ada pertemuan untuk sosialisasi. Artinya, kami juga belum sepenuhnya menjangkau masyarakat. Masih ada yang belum paham," ujar Jusman kepada detikSulsel, Kamis (19/9).
Diketahui, peristiwa motor trail menerabas jalur pendakian itu terjadi pada Minggu (15/9) sekitar pukul 17.30 Wita. Pengelola kawasan Gunung Bulu Baria, Mustain mengaku mendengar suara motor mereka dari basecamp sehingga langsung menuju Pos 2 untuk menegur.
"Pas ku dengar suaranya langsungka naik di lokasi toh, berusahaka untuk tegur. Tolong janganki, kerana ini jalur pendakian, tolong hargaiki ini teman-teman pendaki lagi istirahat," ujar Mustain kepada detikSulsel, Senin (16/9).
(ata/sar)