Misteri Hilangnya Pendaki Asal Rusia di Gunung Rinjani

Misteri Hilangnya Pendaki Asal Rusia di Gunung Rinjani

Tim detikBali - detikSulsel
Rabu, 18 Sep 2024 19:30 WIB
Tim SAR melakukan pencarian Mordovina Alexandra (44) pendaki perempuan yang dikabarkan hilang di Gunung Rinjani. Foto: Humas SAR.
Tim SAR melakukan pencarian Mordovina Alexandra (44) pendaki perempuan yang dikabarkan hilang di Gunung Rinjani. Foto: Humas SAR.
Lombok -

Perempuan asal Rusia, Mordovina Alexandra (44), menghilang setelah mendaki di Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Hingga saat ini, keberadaan Alexandra masih menjadi misteri.

Dilansir dari detikBali, Kapolsek Bayan Iptu I Wayan Cipta Naya mengatakan Alexandra diperkirakan mendaki Gunung Rinjani pada Jumat (30/8) melalui jalur Senaru. Setelah hari itu, Alexandra tidak pernah lagi memberi kabar.

Cipta menuturkan sebelum melakukan pendakian, Alexandra sempat memberi pesan kepada rekannya melalui WhatsApp bahwa akan melakukan pendakian di Gunung Rinjani seorang diri. Dia menyebut, Alexandra diduga melakukan pendakian secara ilegal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Berdasarkan hasil penelusuran yang bersangkutan diduga berangkat untuk melakukan pendakian secara ilegal," ujar Cipta, Kamis (12/9/2024).

Setelah menerima laporan hilangnya Alexandra, polisi langsung membentuk tim. Cipta mengatakan tim terdiri dari sejumlah pihak, termasuk petugas dari Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR).

ADVERTISEMENT

"Tim mulai dari Polsek Bayan, Koramil Bayan yang diikuti oleh Babinsa Senaru serta petugas dari TNGR," katanya.

Selain itu, pencarian turut dibantu tiga warga negara (WN) Rusia bernama Luchsehev Ilya, Denis Kostenko, dan Burdeev Igor. Kemudian ada satu warga Ukraina bernama Anna. Mereka dipandu empat orang porter yang bersama-sama mencari korban.

"Tim pencarian berencana akan melakukan pencarian selama empat hari mulai hari ini sampai 15 September 2024 besok," terang Cipta.

Seluruh tim telah diberangkatkan sejak Kamis (12/9) pukul 06.30 Wita dari Desa Senaru Bayan. Pencarian dilakukan di beberapa titik pada radius 7 kilometer di antara jalur Senaru ke Pelawangan Senaru, dan jalur Pelawangan Senaru ke Jalur Sangkareang dengan radius 2 kilometer.

"Pencarian juga akan menyisir jalur Pelawangan Senaru ke Jalur Batu Ceper dengan radius 2 kilometer dan jalur Pelawangan Senaru ke jalur Santong dengan radius 3 kilometer," ujarnya.

"Jika dalam waktu empat hari korban belum ditemukan. Maka kami akan lakukan evaluasi, koordinasi, dan komunikasi dengan pihak terkait untuk berkolaborasi untuk melakukan pencarian kembali," tandasnya.

Tim SAR Belum Temukan Tanda Keberadaan Korban

Penanggung Jawab Evakuasi di Balai TNGR, I Gusti Ketut Suartha mengatakan pihaknya telah menerbangkan drone untuk mencari korban. Namun hingga kini belum ada tanda-tanda keberadaan korban.

"Drone kami sudah terbangkan di beberapa titik sampai ke jalur Santong. Cuma sampai saat ini belum ada informasi dari tim tanda-tanda keberadaan korban," ucap Gusti dalam keterangannya, Selasa (17/9).

Gusti menuturkan, Alexandra diketahui pernah bertukar pesan dengan temannya melalui WhatsApp. Alexandra sempat mengabari jika ia sedang mendaki di Rinjani.

"Dia kirim pesan ke temannya 'I climbed a volcano' pukul 15.15 Wita tanggal 30 Agustus 2024," ujar Gusti.

Gusti menyampaikan, petugas juga menemukan motor sewaan Alexandra yang digunakan selama berada di Lombok Utara. Motor itu berada di salah satu penginapan di Kecamatan Senaru, Lombok Utara, tepat di dekat jalur pendakian Gunung Rinjani.

"Ya ada motor korban. Jadi itu dibenarkan oleh pihak penginapan di situ. Tim masih bekerja ya, tapi tanda-tanda korban di atas Rinjani ini sebenarnya belum tahu persis. Kami masih menggali informasi dulu," beber Gusti.

"Kami mau pastikan apakah dia ke Rinjani atau tidak. Karena keterangan sahabat dia di Lombok sepeda motor digunakan ditinggal di penginapan," sambung Gusti.

Saat ini sepeda motor yang disewa Alexandra diamankan di Polsek Bayan. Sepeda motor itu diserahkan langsung oleh pemilik penginapan di Senaru, tempat Alexandra menginap.

Alexandra Diduga Lewat Jalur Ilegal

Gusti mengungkapkan, berdasarkan data base pendaki pada sistem online di laman e-Rinjani, nama Alexandra tidak pernah tercatat sebagai pendaki dalam rentang waktu 30 Agustus hingga 12 September 2024. Hal itu menjadi kesulitan petugas untuk mencari keberadaan korban.

"Karena kalau dia belum turun dan ada di dalam data pasti ketahuan. Dia kan tidak masuk ke sistem. Untuk jalur naiknya pun kami belum dapat pastikan lewat mana," ucap Gusti.

Sementara itu, Gusti menjelaskan sebagian besar pendaki Gunung Rinjani yang dimintai keterangan mengungkapkan tidak pernah melihat sosok yang mirip dengan Alexandra. Hanya satu pendaki sempat melihat pendaki mancanegara yang sangat mirip dengan Alexandra.

"Jadi kami masih mencari apakah ada pendaki dan porter yang pernah melihat korban. Tapi dari keterangan tim, ada yang pendaki yang melihat mirip dengan korban saat mendaki Rinjani," ujarnya.




(asm/hsr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads