Viral Warga di Luwu Histeris Pohon Cengkehnya Ditebang Perusahaan Tambang

Viral Warga di Luwu Histeris Pohon Cengkehnya Ditebang Perusahaan Tambang

Muhammad Aulia Pammase Batara - detikSulsel
Rabu, 18 Sep 2024 15:16 WIB
Tangkapan layar video penebangan pohon cengkeh warga di Luwu.
Tangkapan layar video penebangan pohon cengkeh warga di Luwu. Foto: (dok. istimewa)
Luwu -

Warga di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel), histeris pohon cengkehnya ditebang oleh perusahaan tambang PT Masmindo Dwi Area (MDA) viral di media sosial. Warga berusaha menghentikan penebangan tersebut tetapi dihalangi oleh petugas.

"(Kejadiannya) hari Senin (16/9) pagi, 2 hari yang lalu. Begini, kan pagi sekitar jam 9 datang (PT MDA) tidak pamit-pamit bilang kami mau mulai menebang ini, langsung menebang. Pas juga saya kan ada di rumah itu, saya kira, kan ada sebelah kebun itu sudah bebas (pembebasan lahan), jadi saya kira itu yang mau ditebang, ternyata saya lihat eh ternyata kebun ku mi," kata warga Desa Rante Balla, Luwu, Cones (46) kepada detikSulsel, Rabu (18/9/2024).

Disebutkan Cones, aktivitas penebangan di Desa Rante Balla, Kecamatan Latimojong tersebut sempat dihentikan PT MDA setelah menebang 2 pohon cengkehnya. Namun dilanjutkan kembali pada pukul 14.00 Wita dengan membawa petugas keamanan yang lebih banyak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya tegur mi saya bilang jangan dulu (tebang) karena (lahan) belum bebas. Berhenti di situ, 2 pohon ditebang berhenti. Setelah jam 2 siang karena mungkin ada mi pertemuan, kembali datang banyak orang. Banyak mi polisinya, banyak mi tentaranya, ada Brimob, Brimob yang lebih banyak, jadi itu waktu menebang kita dipegang mungkin na kira mau mengancam ki," ungkap Cones.

Dia pun menceritakan saat peristiwa tersebut, anak dan istrinya menangis histeris karena tak terima pohon cengkeh yang menjadi salah satu penghasilan keluarganya ditebang. Cones pun menyesalkan tindakan petugas keamanan pada saat itu yang berusaha menghalangi keluarganya untuk menghentikan penebangan sehingga terjadi aksi saling tarik menarik.

ADVERTISEMENT

"Anakku menangis, istriku juga, bertiga ka di situ, itu mi saya bilang, 'beh orang tidak ada semua kemanusiaannya'. Anak-anak menangis begitu tidak na hentikan," sebut Cones.

Cones pun menuntut ganti rugi kepada PT MDA yang telah melakukan penebangan terhadap pohon cengkehnya yang telah berusia selama 10 tahun tersebut. Cones mengatakan, awalnya PT MDA menawar lahannya tersebut seharga Rp 600 juta, namun dirinya belum menyepakati hal tersebut.

"Itu mi (saya harap PT MDA) mengganti rugi yang ditebang. Harusnya na ganti dulu karena kan masih hak kita (saya). Kalau mau memang na beli Masmindo harus sesuai dengan harga. Tanahku itu, penawarannya Masmindo itu Rp 600 juta, artinya kan dia hitung mi Rp 70 ribu per meter, tanah sama dengan tanaman. Kemudian rumah 180 juta. Semua totalnya kan tanahku itu 6.000 meter," tuturnya.

"Nah, saya minta dulu Rp 1 miliar, kalau dirincikan Rp 100 ribu per meter, kemudian rumah, saya kira harga itu wajar-wajar saja. Jadi intinya belum ada kesepakatan harga," tegas Cones.

Sementara itu, External Relations Manager PT MDA, Yudhi Purwandi mengatakan, PT MDA sebagai pemegang kontrak karya mengklaim diberikan hak oleh pemerintah berdasarkan undang-undang atas lahan di Desa Rante Balla, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu tersebut. PT MDA berjanji akan menyelesaikan permasalahan tersebut melalui pembebasan hak dan ganti rugi.

"Perlu diketahui, MDA adalah pemegang kontrak karya yang diberikan hak oleh pemerintah atas area tersebut. Sebagai pemegang konsesi atas tanah yang berada dalam area kontrak karya, MDA diberikan hak oleh pemerintah berdasarkan undang-undang. Terkait adanya hak warga atas beberapa bidang tanah permukaan, masalah tersebut akan diselesaikan melalui pembebasan hak dan ganti rugi yang adil dan wajar," ucap Yudhi.

Dari video yang diterima detikSulsel, terlihat seorang warga diketahui bernama Cones bersama anak dan istrinya histeris melihat pohon cengkehnya ditebang. Aksi tarik menarik pun terjadi antara petugas dan warga yang berusaha menghentikan penebangan di lahan perkebunannya tersebut.




(asm/hsr)

Hide Ads