Kontroversi wasit PON XXI Eko Agus Sugiharto yang memimpin pertandingan tim sepakbola Sulteng Vs Aceh menuai sorotan dari berbagai kalangan. Wasit dituding tidak adil hingga menyebabkan pertandingan sempat diwarnai kericuhan.
Hal itu diungkapkan oleh Manajer Sulteng, Susik, Senin (16/9). Dia menuding kepemimpinan wasit di laga perempat final sepakbola putra PON XXI tersebut memang sangat memihak ke tuan rumah.
"Pasti kita semua bisa lihat ya di live streaming, TV. Kepemimpinan wasit memang luar biasa, memihak itu luar biasa," kata Susik kepada detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi ketika Aceh diisi satu gol, yang panik tuh bukan pemain, yang panik bukan penonton akan tetapi perangkat pertandingan yang panik," sambungnya.
Menurut Susik, keputusan kontroversial wasit tersebut juga dapat dipahami bagi orang yang kurang mengerti dengan sepakbola sekalipun. Dia menilai keputusan wasit yang tidak fair itulah yang membuat mental pemain Sulteng jatuh.
"Keputusan-keputusan yang tidak masuk akal yang kami semua pasti paham kok, saya juga meskipun manajer saya juga pemain bola, jadi saya paham bagaimana, sedangkan orang yang tidak main bola pasti paham juga, bagaimana kami ini di official mantan-mantan pemain bola," tuturnya.
Susik lantas menyinggung wasit pengganti di pertandingan itu. Menurutnya, wasit pengganti juga melahirkan keputusan kontroversial dan tidak fair.
"Sama saja, perangkat pertandingan mulai dari wasit utama, asisten nda (tidak) ada yang beda," katanya.
Susik Bicara Soal Pemukulan Wasit
Susik lantas berbicara soal Eko Agus Sugiharto yang akhirnya menjadi korban pemukulan pemanin. Susik mengatakan pemukulan itu merupakan tindakan spontan buntut keputusan tidak adil wasit selama memimpin laga.
"Kalau masalah pemukulan itu, itu di luar jangkauan saya ya, maksudnya kami sudah atur anak-anak, sudah menjaga anak-anak, sudah menjaga pelatih, pemain di bench agar tidak melakukan hal-hal yang tidak diinginkan, akan tetapi, kondisi berjalan lain," ujarnya.
"Karena tensi permainan makin tinggi yang diakibatkan oleh wasit, kalau kami masalah dengan pemain Aceh tidak ada, hanya wasit saja, makanya pemain belakang kami yang melakukan pemukulan spontan saja, tidak ada unsur kesengajaan dan perencanaan," sambungnya.
Dia mengatakan pihaknya lebih menyoroti kepemimpinan wasit dan mendukung investigasi yang akan dilakukan PSSI terkait laga tersebut. Susik mengaku timnya siap jika dipanggil tim investigasi PSSI untuk dimintai keterangan.
"Ya untuk investigasi hari ini kami mendapatkan informasi, dari tim investigasi sudah tiba di Aceh. Jadi kami juga seandainya kami juga dari Sulteng kami siap dipanggil memberikan keterangan terkait hasil pertandingan kemarin. Kami siap dengan semua risiko kami," imbuhnya.
(hmw/hmw)