Istana Bantah Paspampres Pukul Mahasiswa Usai Foto Bareng Jokowi di Samarinda

Kalimantan Timur

Istana Bantah Paspampres Pukul Mahasiswa Usai Foto Bareng Jokowi di Samarinda

Tim detikNews - detikSulsel
Selasa, 10 Sep 2024 17:30 WIB
Pria Ngaku Dipukul Paspampres Seusai Foto dengan Jokowi.
Foto: Pria di Samarinda ngaku dipukul Paspampres. Instagram @agung_q114 (Yulianus Agung Ngindi Ate)
Samarinda -

Istana Negara membantah anggota Paspampres memukul mahasiswa bernama Yulianus Agung usai foto bareng dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim). Pihak Istana menegaskan Paspampres dalam melaksanakan tugas mengedepankan humanis.

Dilansir dari detikNews, Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Yusuf Permana mengaku sudah melakukan pengecekan terkait kejadian viral itu. Meski disebut tidak ada pemukulan, Yusuf akan memeriksa lebih lanjut ke keamanan wilayah.

"Kami telah koordinasi dengan teman-teman Paspampres bahwa tidak ada pemukulan oleh Paspampres, kami akan cek Tim Pengamanan Wilayah," ucap Yusuf dalam keterangannya, Selasa (10/9/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yusuf menegaskan Paspampres bertugas sesuai dengan aturan. Paspampres dituntut selalu waspada dan humanis sebagaimana yang ditekankan Jokowi.

"Paspampres dalam melakukan tugasnya dituntut selain waspada juga Humanis. Hal itu juga menjadi penekanan dari Bapak Presiden untuk selalu bersifat humanis," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Dia mengaku pengamanan Presiden bertingkat. Yusuf menegaskan pengamanan Presiden melibatkan unsur aparat TNI dan Polri.

"Pengamanan Presiden terdiri dari berbagai unsur, di Ring 1 ada Paspampres serta di Ring 2 dan 3 ada TNI Polri," lanjut Yusuf.

Pihaknya pun akan mengevaluasi lebih lanjut kejadian itu. Dia berterima kasih kepada masyarakat yang sangat antusias atas kedatangan Jokowi.

"Kami mohon maaf kepada masyarakat atas kejadian tersebut, dan mengucapkan terima kasih dan sangat menghargai antusias masyarakat yang ingin menyambut Bapak Presiden. Hal ini akan menjadi pembelajaran dan evaluasi kami," ucapnya.

Senada, Komandan Paspampres Mayjen Achiruddin juga membantah anggotanya memukul warga. Dia pun berharap agar masyarakat memahami SOP Paspampres.

"Yang pasti, tidak ada pemukulan yang dilakukan oleh Paspampres. Banyak pers, pengamanan dari pihak wilayah saat itu," kata Achiruddin kepada wartawan, Selasa (10/9).

Achiruddin pun meminta masyarakat tak ngotot jika ingin berfoto dengan Jokowi. Menurutnya, Jokowi selalu berkenan untuk berfoto dengan masyarakat, tapi harus tertib antrean.

"Apabila ingin foto, tidak perlu ngotot atau agresif. Bapak Presiden sangat berkenan untuk berfoto-foto dengan masyarakat. Namun harus antre, karena banyak peminatnya," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, peristiwa itu terjadi saat Jokowi menghadiri pembukaan Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) Nasional di Samarinda, Minggu (8/9) malam. Yulianus menerobos pengawalan Paspampres untuk dapat berfoto dengan Presiden.

"Karena situasi saat itu ramai, saudara Yulianus yang memaksa masuk terkena dorongan bagian perut dari personel Pengamanan VVIP," ujar Kapendam Kodam VI/Mulawarman Kolonel Kav Kristiyanto dalam keterangannya, Selasa (10/9).

Kristiyanto mengaku telah berkomunikasi langsung dengan Yulianus terkait kejadian itu. Dia menyebut Yulianus mengakui kesalahannya menerobos barisan pengamanan.

"Atas kejadian tersebut, saat dikonfirmasi lewat telepon, Yulianus telah mengakui kesalahannya. Bahkan yang bersangkutan ingin masuk TNI setelah selesai kuliah nanti," jelasnya.




(sar/ata)

Hide Ads