Hari Pramuka di Indonesia diperingati pada tanggal 14 Agustus setiap tahunnya. Penetapan momen tersebut merujuk pada peresmian Gerakan Pramuka di Indonesia yang dilakukan pada tanggal 14 Agustus 1961 silam.
Di tahun 2024, Hari Pramuka telah memasuki peringatan yang ke-63 tahun. Adapun setiap perayaannya, Kwarnas Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka mengusung tema dan logo yang berbeda.
Lantas, bagaimana serba-serbi perayaan Hari Pramuka Nasional 2024?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, berikut ini ulasan selengkapnya mengenai Hari Pramuka Nasional 2024 mulai dari sejarah, makna, tema, hingga twibbon-nya. Yuk, disimak!
Sejarah Hari Pramuka Nasional
Mengutip laman resmi Pramuka, gerakan pramuka ini pertama kali muncul di zaman Hindia-Belanda. Bermula pada tahun 1912, yakni dimulainya latihan sekelompok pandu di Batavia (nama Jakarta pada masa penjajahan Belanda). Sekolompok pandu ini kemudian menjadi cabang dari Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO).
Dua tahun kemudian cabang tersebut resmi berdiri dengan nama Nederlands-Indische Padvinders Vereeniging (NIPV) atau Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda. Sebagian besar anggota pandu NIPV merupakan keturunan Belanda.
Hingga di tahun 1916, berdirilah suatu organisasi kepanduan yang sepenuhnya merupakan pandu-pandu bumiputera. Gerakan pandu bumiputera ini didirikan oleh Mangkunegara VII, pemimpin Keraton Solo, yang diberi nama Javaansche Padvinders Organisatie.
Usai berdirinya Javaansche Padvinders, banyak organisasi kepanduan lain yang juga dibentuk, baik yang berbasis nasionalis maupun keagamaan. Seperti Padvinder Muhammadiyah (Hizbul Wathan), Nationale Padvinderij, Syarikat Islam Afdeling Pandu, Kepanduan Bangsa Indonesia, Pandu Kesultanan, El-Hilaal, Pandu Ansor, Al Wathoni, dan lain sebagainya.
Organisasi kepanduan di kawasan Hindia-Belanda ternyata berkembang cukup baik. Kondisi tersebut akhirnya menarik perhatian dari Bapak Pandu Pramuka Dunia, yakni Lord Baden-Powell.
Pada awal Desember 1934, Baden-Powell bersama istri dan anak-anaknya mengunjungi organisasi kepanduan di beberapa kota Indonesia, seperti Batavia, Semarang, dan Surabaya.
Beberapa tahun setelah kunjungan tersebut, di tanggal 27-29 Desember 1945 diadakan Kongres Kesatuan Kepanduan Indonesia di Surakarta. Dalam kongres tersebut diputuskan bahwa Pandu Rakyat Indonesia merupakan satu-satunya gerakan organisasi kepramukaan di Indonesia.
Namun, organisasi tersebut tidak bertahan lama. Ketika Belanda kembali mengadakan agresi militer di tahun 1948, gerakan Pandu Rakyat dilarang berdiri di daerah-daerah yang sudah dikuasai Belanda.
Karena itu gerakan kepanduan kemudian terus terbentuk. Setiap dibubarkan Belanda, organisasi kepanduan lain terus bermunculan, seperti Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia (PPI), dan Kepanduan Indonesia Muda (KIM).
Seiring perkembangannya, kepanduan Indonesia kemudian mencapai 100 organisasi yang tergabung dalam Persatuan Kepanduan Indonesia (Perkindo). Jumlah yang banyak tersebut nyatanya tak memperkuat Perkindo lantaran ada rasa golongan yang tinggi.
Melihat hal tersebut, Presiden Soekarno bersama Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang saat itu merupakan Pandu Agung, mengusulkan untuk melebur berbagai organisasi kepanduan menjadi satu. Usulan tersebut pertama kali diungkapkan Presiden Soekarno ketika mengunjungi Perkemahan Besar Persatuan Kepanduan Putri Indonesia di Desa Semanggi, Ciputat, Tangerang, pada awal Oktober 1959. Saat itu, presiden pertama RI juga mengumpulkan tokoh dan pemimpin gerakan kepanduan di Indonesia.
Ketika semua telah berkumpul, Soekarno menyatakan bahwa semua organisasi kepanduan yang ada akan dilebur menjadi satu dengan nama Pramuka.
Tepat pada tanggal 14 Agustus 1961, Gerakan Pramuka akhirnya diperkenalkan secara resmi kepada seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini disampaikan ketika sedang melaksanakan upacara di halaman Istana Negara.
Peresmian ini juga ditandai dengan penyerahan Panji Gerakan Pramuka dari Presiden Soekarno kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX, selaku Ketua pertama Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Panji tersebut lalu diteruskan kepada suatu barisan defile yang terdiri dari para Pramuka di Jakarta dan dibawa berkeliling kota.
Tema dan Logo Hari Pramuka Nasional 2024
Merujuk pada Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 104 Tahun 2024 tentang Tema dan Logo 63 Tahun Gerakan Pramuka, ditetapkan bahwa tema Hari Pramuka Nasional ke-63 tahun 2024 adalah "Pramuka Berjiwa Pancasila Menjaga NKRI".
Tak hanya tema, Kwarnas Gerakan Pramuka juga telah merilis logo yang digunakan dalam perayaan tahun ini. Berikut penjelasan lengkap tentang logo Hari Pramuka Nasional ke-63 tahun 2024:
- Angka 6 dan angka 3 yang merupakan angka ulang tahun yang ke-63.
- Angka 6 hasil stilasi dari Kelopak Tunas, sementara angka 3 yang menopang Logogram Tunas menjadi satu kesatuan yang kokoh.
- Logotype "PRAMUKA" dengan warna dasar hitam.
- Tema "Pramuka Berjiwa Pancasila Menjaga NKRI" ditulis dengan warna dasar putih.
Secara keseluruhan, logo 63 tahun Gerakan Pramuka ini diharapkan bisa membangun citra positif Gerakan Pramuka, serta setiap insan pramuka selalu berjiwa Pancasila, dan turut serta menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Panduan Upacara Hari Ulang Tahun Pramuka Ke-63
Puncak peringatan Hari Pramuka dilakukan dengan menggelar upacara. Dengan demikian, Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka telah mengeluarkan panduan upacara untuk Hari Ulang Tahun (HUT) Pramuka ke-63 tahun.
Pedoman upacara tersebut sebagaimana yang telah diatur secara resmi dalam Surat Edaran Nomor 0268-00-B tentang Susunan Upacara Hari Pramuka dan Ulang Janji. Berikut panduan upacara HUT Pramuka 2024:
Acara Pendahuluan:
- Panitia Pramuka telah siap di tempat acara.
- Peserta upacara telah siap di tempat acara.
- (Nama Pembina upacara) selaku Pembina upacara menuju mimbar kehormatan
- Pembina upacara tiba di mimbar kehormatan.
Acara Pokok:
- Salam Kebangsaan.
- Laporan Ketua Kwartir Gerakan Pramuka.
- (Nama pembina upacara) selaku pembina upacara menuju mimbar upacara.
- Penghormatan pasukan kepada pembina upacara.
- Laporan Pemimpin upacara kepada pembina upacara.
- Mengheningkan cipta dipimpin oleh pembina upacara.
- Pengucapan:
- Pancasila, oleh (nama pembaca Pancasila);
- Pembukaan Undang Undang Dasar, oleh (nama pembaca UUD);
- Dasa Darma Pramuka, oleh (nama pembaca dasar darma pramuka). - Persiapan Penerimaan Tanda Penghargaan Gerakan Pramuka.
- Pembacaan surat keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka tentang "Penganugerahan Tanda Penghargaan Gerakan Pramuka".
- Pembina Upacara berkenan menyematkan "Tanda Penghargaan gerakan Pramuka".
- Amanat Pembina Upacara.
- Hymne Satya Darma Pramuka.
- Doa Bersama dipimpin oleh (nama pembaca doa).
- Laporan pemimpin upacara kepada pembina upacara.
- Penghormatan pasukan kepada pembina upacara.
- Pembina upacara menuju mimbar kehormatan.
- Salam kebangsaan.
Acara Tambahan:
- Atraksi kepramukaan.
- Pasukan disiapkan.
Acara Penutup:
- Pembina upacara meninggalkan tempat upacara.
- Pasukan diistirahatkan.
- Pemimpin upacara membubarkan pasukan upacara.
Twibbon HUT Pramuka Nasional 2024
Selain melakukan upacara bendera, detikers juga bisa meramaikan momen ini dengan mengunggah twibbon ke media sosial. Berikut ini kumpulan link twibbon Hari Anak Nasional 2024 yang bisa digunakan secara gratis.
Twibbon Hari Pramuka Nasional 2024 Terbaru #1
Twibbon Hari Pramuka Nasional 2024 Terbaru #2
Twibbon Hari Pramuka Nasional 2024 Terbaru #3
Twibbon Hari Pramuka Nasional 2024 Terbaru #4
Twibbon Hari Pramuka Nasional 2024 Terbaru #5
Twibbon Hari Pramuka Nasional 2024 Terbaru #6
Twibbon Hari Pramuka Nasional 2024 Terbaru #7
Twibbon Hari Pramuka Nasional 2024 Terbaru #8
Twibbon Hari Pramuka Nasional 2024 Terbaru #9
Twibbon Hari Pramuka Nasional 2024 Terbaru #10
Nah, demikianlah informasi mengenai Hari Pramuka Nasional 2024, mulai dari sejarah, tema, logo, hingga panduan upacaranya. Semoga bermanfaat, detikers!
(alk/alk)