- Puisi Kemerdekaan 17 Agustus Singkat #1
- Puisi Kemerdekaan 17 Agustus Singkat #2
- Puisi Kemerdekaan 17 Agustus Singkat #3
- Puisi Kemerdekaan 17 Agustus tentang Pengorbanan #4
- Puisi Kemerdekaan 17 Agustus tentang Pengorbanan #5
- Puisi Kemerdekaan 17 Agustus tentang Pengorbanan #6
- Puisi Kemerdekaan 17 Agustus yang Menyentuh Hati #7
- Puisi Kemerdekaan 17 Agustus dari Penyair #8
- Puisi Kemerdekaan 17 Agustus dari Penyair #9
- Puisi Kemerdekaan 17 Agustus tentang Perjuangan #10
- Puisi Kemerdekaan 17 Agustus tentang Perjuangan #11
- Puisi Kemerdekaan 17 Agustus tentang Perjuangan #12
Perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus kerap dirayakan dengan mengadakan perlombaan. Salah satunya dengan mengadakan lomba membaca puisi kemerdekaan.
Puisi kemerdekaan tersebut dapat berisi tentang perjuangan dan pengorbanan para pahlawan Indonesia. Sehingga lomba membaca puisi pada peringatan HUT ke-79 Kemerdekaan RI dapat membangkitkan semangat anak muda dalam membela tanah air.
Nah, berikut kumpulan puisi kemerdekaan 17 Agustus penuh makna yang dirangkum detikSulsel dari berbagai sumber.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Puisi Kemerdekaan 17 Agustus Singkat #1
Hikmah Kemerdekaan
Karya: Yamin
Tujuh puluh empat tahun silam
Ku belum dipertemukan
Raga belum terwujud
Nyawa belum bersemayam
Tapi tampak sinyal kehidupan
Di usiaku yang separuh baya ini
Aku hanya bisa menikmatimu
Belum bisa memberi warna
Teruntuk negeri ini
Pagi merayap siang
Tepat pukul sepuluh detik-detikmu diperdengarkan
Pekik merdeka menggema mengangkasa ke penjuru negeri
Dengan rasa haru ke sambut pekikmu
Puisi Kemerdekaan 17 Agustus Singkat #2
Pahlawananku
Karya: Riza Hidayat
Pahlawanku..
Bagaimana ku bisa
Membalas jasa-jasamu
Yang telah kau berikan untuk bumi pertiwi
Haruskah aku turun ke medan perang
Haruskah aku mandi berlumuran darah
Haruskah aku tertembak peluru penjajah
Aku tak tahu cara untuk membalas jasamu
Engkau relakan nyawamu
Demi suatu kemerdekaan yang mungkin
Tak bisa kau raih dengan tanganmu sendiri
Pahlawanku.. engkaulah bunga bangsa
Puisi Kemerdekaan 17 Agustus Singkat #3
Apa Kata Bung Hatta
Karya: Hati Nurahayu
Banyak kata untuk negeri
Terjujur dari jiwa yang murni
Indonesia ada selalu di hati
Terucap pesan yang terpatri
Persatuan satu harus miliki
Jangan pudar karena dari para pembenci
Memecah belah negeri
Karena ingin kita dikuliti
Jatuh bangunnya negeri
Ingatlah selalu tertanam di diri
Bersatu padu selalu ada di jiwa kami
Penjajah pemecah belah takut kekuatan ini
Puisi Kemerdekaan 17 Agustus tentang Pengorbanan #4
Merdeka Sejak Muda
Karya: Ozy V. Alandika
Indonesia sudah menua
Aku masih muda
Tunas baru bertumbuh
Membaca teks proklamasi
Masih mengeja
Tapi biarlah
Kita sudah merdeka sejak muda
Boleh belajar dan berkarya
Boleh berpendapat dan berbicara
Boleh bermimpi dan bercita-cita
Baik hari ini maupun seterusnya
Puisi Kemerdekaan 17 Agustus tentang Pengorbanan #5
Indonesia Sudah Merdeka
Karya: Asty Kusumadewi
Penjajah melawan Indonesia
Peperangan di belahan penjuru Nusantara
Bambu runcing senjata utama
Memperjuangkan Indonesia merdeka
Konon katanya, sepotong roti lebih berharga
Soedirman jadi korbannya
Pengkhianat bangsa tunduk menggadaikan harga dirinya
Bersyukur, Jenderal dilindungi oleh Yang Maha Esa
Indonesia sudah merdeka
Kapten Pattimura dengan pedangnya
Jenderal Soedirman dengan tandunya
Pangeran Diponegoro dengan gerilyanya
Melawan penjajah sebegitu kuatnya
Ucapkan syukur kepada Tuhan kita
Dengan segala upaya
Dengan pertumpahan darahnya
Indonesia, sudah.. Merdeka!!
Puisi Kemerdekaan 17 Agustus tentang Pengorbanan #6
Kulihat Patung Pejuang
Karya: Ryan Rachman
Kulihat Patung Pejuang
Ku lihat patung pejuang
Berdiri di tepi jalan
Yang satu terluka
Yang lain memapahnya Keduanya seolah berkata:
"Lihat tetes darah kami nak
Membasah di haribaan ibu pertiwi
Tak sempat kami melihat kalian
Hidup nyaman tanpa ketakutan"
Lalu aku tersentak
Leluhurku gugur berkalang tanah
Melepas nyawa untuk merdeka
Puisi Kemerdekaan 17 Agustus yang Menyentuh Hati #7
Merdeka atau Mati
Karya: Moh. Yamin
Darah di tanah tak bertuan menggenang
Ratusan nyawa melayang
Bergelimpangan di medan perang
Mengangkat panji kemenangan
Seorang pejuang berteriak lantang
Gagah berani memegang senjata lawan penjajah
Dua kata menjadi pilihan
Merdeka atau mati
Tubuh kekar dihujani peluru
Penuh lubang di sekujur tubuh
Darah bercucuran mereka tetap tegak berdiri
Sekali lagi lantangkan merdeka atau mati
Puisi Kemerdekaan 17 Agustus dari Penyair #8
Hari Kemerdekaan
Karya: Sapardi Djoko Damono
Akhirnya tak terlawan olehku
Tumpah di mataku, dimata sahabat-sahabatku
Ke hati kita semua
Bendera-bendera dan bendera-bendera
Bendera kebangsaanku
Aku menyerah kepada kebanggan lembut
Tergenggam satu hal dan kukenal
Tanah dimana ku berpijak berderak
Awan bertebaran saling memburu
Angin meniupkan kehangatan bertanah air
Semat getir yang menikam berkali
Makin samar
Mencapai puncak ke pecahnya bunga api
Pecahnya kehidupan kegirangan
Menjelang subuh aku sendiri
Jauh dari tumpahan keriangan di lembah
Memandangi tepian laut
Tetapi aku menggenggam yang lebih berharga
Dalam kelam kulihat wajah kebangsaanku
Makin bercahaya makin bercahaya
Dan fajar mulai kemerahan
Puisi Kemerdekaan 17 Agustus dari Penyair #9
Prajurit Jaga Malam
Karya: Chairil Anwar
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu?
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,
bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya
kepastian
ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu......
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu!
Puisi Kemerdekaan 17 Agustus tentang Perjuangan #10
Benderaku
Karya: Gatot Supriyanto
Ini benderaku, dua warna
Telah digambar dengan tubuh memar pahlawan
Bahkan tubuh luluh
Dengan tangan terpotong-potong
Hati tercabik-cabik
Diaduk di tungku peperangan
Merahnya membasahi bumi pertiwi
Putihnya jadi cermin negeri
Ku ingin jadi angin
Bergabung kau, kau, kau hingga menggunung
Menjaga bendera tetap berkibar.
Puisi Kemerdekaan 17 Agustus tentang Perjuangan #11
Pahlawan
Karya: Trimo
Ajarkan aku wahai pahlawanku
Untuk cinta negeri nusantara ini
Nusantara yang engkau perjuangkan dengan gigih dan berani
Bersemboyan merdeka atau mati
Ajarkan aku wahai pahlawanku untuk memiliki
Semangat juangmu
Semangat untuk merdeka
Semangat untuk berdaulat
Semangat untuk berkeadilan
Semangat untuk berkemakmuran
Sesuai dengan cita-citamu
Ajarkan aku wahai pahlawanku untuk membangun negeri nusantara ini
Dengan caraku sendiri
Dengan kekuatanku sendiri
Agar aku tahu
Agar aku mampu menjadi bangsa mandiri.
Puisi Kemerdekaan 17 Agustus tentang Perjuangan #12
Gugur
Karya: W.S. Rendra
Ia merangkak di atas bumi yang dicintainya
Tiada kuasa lagi menegak
Telah ia lepaskan dengan gemilang pelor terakhir dari bedilnya
Ke dada musuh yang merebut kotanya
Ia merangkak di atas bumi yang dicintainya
Ia sudah tua luka-luka di badannya
Bagai harimau tua susah payah maut menjeratnya
Matanya bagai saga menatap musuh pergi dari kotanya
Sesudah pertempuran yang gemilang itu
Lima pemuda mengangkatnya di antaranya anaknya
Ia menolak dan tetap merangkak menuju kota kesayangannya
Ia merangkak di atas bumi yang dicintainya
Belum lagi selusin tindak maut pun menghadangnya
Ketika anaknya memegang tangannya, ia berkata:
"Yang berasal dari tanah kembali rebah pada tanah
Dan aku pun berasal dari tanah tanah Ambarawa yang ku cinta
Kita bukanlah anak jadah
Karena kita punya bumi kecintaan
Bumi yang menyusui kita dengan mata airnya
Bumi kita adalah tempat pautan yang sah
Bumi kita adalah kehormatan
Bumi kita adalah juwa dari jiwa
Ia adalah bumi nenek moyang
Ia adalah bumi waris yang sekarang
Ia adalah bumi waris yang akan datang
Hari pun berangkat malam
Bumi berpeluh dan terbakar
Kerna api menyala di kota Ambarawa
Orang tua itu kembali berkata:
"Lihatlah, hari telah fajar!
Wahai bumi yang indah, kita akan berpelukan buat selama-lamanya!
Nanti sekali waktu seorang cucuku akan menancapkan bajak
Di bumi tempatku berkubur
Kemudian akan ditanamnya benih dan tumbuh dengan subur
Maka ia pun berkata:
"Alangkah gemburnya tanah di sini!"
Hari pun lengkap malam
ketika menutup matanya."
Itulah kumpulan puisi kemerdekaan 17 Agustus yang menyentuh hati dan penuh makna. Semoga membantu, detikers.
(edr/hsr)