Heboh di media sosial sopir ambulans diduga menurunkan jenazah bayi laki-laki di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar). Bayi tersebut meninggal di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ade Muhammad Djoen Sintang dan hendak dibawa pulang ke rumahnya.
Direktur RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang, drg Ridwan Tonny Hasiholan Pane membenarkan peristiwa tersebut. Dia mengatakan peristiwa itu terjadi di SPBU Tugu Beji Sintang pada Senin (15/7).
"Kami membenarkan. Jadi itu jenazah bayi laki-laki yang meninggal dalam kandungan dan akan dipulangkan," ujar drg Ridwan Tonny Hasiholan Pane kepada detikcom, Selasa (16/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ridwan mengatakan sopir ambulans tersebut mengisi BBM Dexlite di SPBU Tugu Beji Sintang. Setelah mengisi BBM, sopir meminta uang tambahan ke keluarga pasien hingga terjadi cekcok.
"Jadi ambulans itu menggunakan BBM Dexlite Rp 14.900 sedangkan dalam aturan kami masih menggunakan BBM Pertalite yang masih Rp 9.500 jadi sopir meminta uang tambahan biaya selisih BBM itu terjadi perdebatan," jelasnya.
Ridwan menuturkan awalnya sopir tersebut dihubungi untuk mengantar pasien dengan jarak 72 kilometer dari rumah sakit. Dia pun menegaskan bahwa pemulangan pasien tidak ditanggung BPJS Kesehatan.
"Untuk pemulangan pasien dengan menggunakan ambulans rumah sakit itu belum ditanggung atau jaminan apapun, termasuk BPJS," kata dia.
Ridwan mengungkap keluarga pasien kemudian melakukan pembayaran di kasir rumah sakit sebesar Rp 690 ribu. Pihaknya pun tidak mengetahui terkait permintaan biaya tambahan oleh sopir ambulans tersebut.
"Jadi perlu digaris bawahi bahwa pembayaran sudah dilakukan pihak keluarga di kasir, di luar dari itu murni inisiatif dari oknum tersebut," pungkasnya.
Sementara dalam video beredar, terlihat sopir ambulans menurunkan jenazah bayi di SPBU. Keluarga pasien dan sopir ambulans tersebut terlibat perdebatan. Bahkan ayah pasien sempat menangis karena tindakan sopir tersebut.
(hsr/hsr)