Shalat Idul Adha Jam Berapa? Berikut Rincian Waktu Pelaksanaannya

Shalat Idul Adha Jam Berapa? Berikut Rincian Waktu Pelaksanaannya

Nur Riona - detikSulsel
Minggu, 16 Jun 2024 22:40 WIB
Jemaah Muhammadiyah melaksanakan sholat Idul Adha di Parkiran Bekasi Cyber Park, Kota Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (9/7/2022).
Foto: Agung Pambudhy
Makassar -

Shalat Idul Adha dilaksanakan oleh umat muslim setiap tanggal 10 Dzulhijjah. Lalu, shalat Idul Adha sebaiknya dimulai jam berapa?

Mengutip dari laman NU Online, shalat Idul Adha merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Hukum malaksanakan sholat Idul Adha adalah sunnah muakkad atau sunah yang sangat dianjurkan.

Shalat Idul Adha memiliki beberapa perbedaan dengan shalat wajib pada umumnya. Ibadah ini dilaksanakan pada pagi hari tanpa didahului dengan adzan maupun iqamah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas, jam berapa waktu yang tepat untuk melaksanakan shalat Idul Adha? Yuk simak penjelasan berikut.

Waktu Shalat Idul Adha

Masih dari sumber yang sama, shalat Idul Adha dianjurkan untuk dilaksanakan lebih awal. Hal ini bertujuan untuk memberikan waktu yang leluasa bagi orang yang hendak berkurban setelah rangkaian shalat Id.

ADVERTISEMENT

Di Indonesia sendiri, matahari mulai terbit pada pukul 6 pagi. Sehingga pelaksanaan shalat id biasanya dilakukan sekitar jam 6 atau jam 7 waktu setempat.

Hal ini sebagaimana keterangan yang tercantum Kitab Fathul Qarib Al-Mujib fi Syarhi Alfazh Al-Taqrib atau Al-Qawl Al-Mukhtar fi Syarh Ghayatil Ikhtishar karangan Abu Abdillah Muhammad bin Qasim bin Muhammad Al-Ghazi ibn Al-Gharabili.

ووقت صلاة العيدين ما بين طلوع الشمس وزوالها

Artinya: Waktu pelaksanaan sholat Ied adalah di antara terbitnya matahari dan tergelincirnya.

Selain itu dalam Majmu' Imam Nawawi dijelaskan bahwa shalat Id sebaiknya dilakukan pada pagi hari. Waktunya dimulai ketika terbitnya matahari hingga tergelincirnya matahari pada waktu dzuhur.

Penjelasan di atas berdasarkan kesepakatan atas perbedaan dua pendapat di antara kalangan ulama mazhab Syafi'i.

Pendapat pertama mengatakan bahwa waktu shalat Id adalah dapat dimulai ketika terbitnya matahari. Namun yang lebih utama shalat Id ditangguhkan dulu sampai matahari naik seukuran satu tombak. Pandangan ini menurut Muhyiddin Syarf An-Nawawi dalam kitab Al-Majmu' adalah yang paling sahih.

وَفِى اَوَّلِ وَقْتِهَا وَجْهَانِ (اَصَحُّهُمَا) وَبِهِ قَطَعَ الْمُصَنِّفُ وَصَاحِبُ الشَّامِلِ وَالرُّويَانِىُّ وَآخَرُونَ اَنَّهُ مِنْ اَوَّلِ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَالْاَفْضَلُ تَأْخِيرُهَا حَتَّى تَرْتَفِعَ الشَّمْسُ قَدْرَ رَمْحٍ

Artinya: Mengenai waktu awal pelaksanaan shalat Id terdapat dua pendapat. Pendapat yang paling sahih, dan ditegaskan pengarang kitab Al-Muhadzdzab (Abu Ishaq Asy-Syirazi), penulis kitab Asy-Syamil, Ar-Ruyani dan ulama yang lain adalah bahwa awal waktu pelaksanaan shalat Id mulai dari terbitnya matahari. Yang paling utama adalah menangguhkan shalat Id sampai naiknya matahari seukuran satu tombak (Muhyiddin Syarf an-Nawawi, Al-Majmu' Syarhul Muhadzdzab, juz, VII, halaman 7).

Sedangkan pendapat kedua menerangkan bahwa awal waktu shalat Id adalah ketika matahari naik. Pandangan ini dikemukakan oleh oleh Al-Bandaniji dan Abu Ishaq Asy-Syirazi dalam kitab At-Tanbih. Menurut An-Nawawi dalam kitabnya Al-Majmu', pendapat ini zhahirnya adalah ucapan Ash-Shaidalani, Al-Baghawi, dan ulama lainnya.

(وَالثَّانِيُّ) أَنَّهُ يَدْخُلُ بِارْتِفَاعِ الشَّمْسِ وَبِهِ قَطَعَ البَنْدَنيِجِيُّ وَالْمُصَنِّفُ فِي التَّنْبِيهِ وَهُوَ ظَاهِرُ كَلَامِ الصَّيْدَلَانِىُّ وَالْبَغَوِىُّ وَغَيْرُهُمَا

Artinya: Pendapat kedua menyatakan bahwa masuknya waktu shalat Id adalah ketika naiknya matahari. Pendapat ini ditegaskan oleh Al-Bandaniji dan Abu Ishaq Asy-Syirazi dalam kitab At-Tanbih. Pendapat ini zhahirnya adalah ucapan Ash-Shaidalani, Al-Baghawi dan selain keduanya (Muhyiddin Syarf An-Nawawi, Al-Majmu' Syarhul Muhadzdzab, juz VII, halaman 7).

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa ulama mazhab Syafi'i sepakat batas akhir shalat Id adalah tergelincirnya matahari. Sedangkan awalnya, ada dua pendapat yaitu ketika matahari terbit dan ketika matahari sudah naik.

Tata Cara Sholat Idul Adha

Berikut tata cara pelaksanaan sholat Idul Adha:

1. Membaca niat

أُصَلِّيْ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لِلّٰهِ تَعَـــالَى

Arab Latin: Ushallî sunnatan li 'îdil adlhâ rak'taini (imâman/makmûman) lillahi ta'ala.

Artinya: "Aku berniat shalat sunnah Idul Adha dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta'ala."

2. Takbiratul ihram sebagaimana sholat biasa

3. Membaca doa iftitah

4. Melakukan takbir dengan mengangkat tangan sebanyak tujuh kali untuk rakaat pertama

5. Membaca lafal berikut di antara takbir-takbir

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

Arab latin: Allahu akbar kabira walhamdu lilahi katsira wa subhanallahi bukratan wa ashila.

Artinya: "Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang."

6. Dilanjutkan membaca Surat al-Fatihah

7. Dianjurkan untuk dilanjutkan dengan membaca Surat al-A'lâ

8. Kemudian ruku', I'tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi seperti shalat biasa. Lalu berdiri untuk rakaat kedua.

9. Dalam posisi berdiri kembali pada rakaat kedua, takbir lagi sejumlah lima kali seraya mengangkat tangan dan melafalkan "allâhu akbar" seperti sebelumnya.

10. Di antara takbir-takbir itu, melafalkan kembali bacaan sebagaimana dijelaskan pada poin kelima.

11. Membaca Surat al-Fatihah

12. Dianjurkan melanjutkan dengan membaca Surat al-Ghâsyiyah

13. Berlanjut ke ruku', i'tidal, sujud, dan seterusnya hingga salam.

14. Selanjutnya jemaah disunnahkan untuk menyimak khutbah Idul Adha lebih dahulu usai salam.

Nah, demikian ulasan lengkap mengenai waktu yang tepat dalam melaksanakan shalat Idul Adha, serta tata caranya. Semoga membantuya,detikers!




(urw/urw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads