Mahasiswa dari Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) bernama Aditya Dharma Santoso (20) dinyatakan hilang di hutan Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah (Kalteng). Korban menghilang saat tengah melakukan penelitian Geotagging atau pendataan geografis.
"Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Palangka Raya menerima info dari BPBD Kapuas Bapak Riza bahwa korban terpencar saat melakukan Geotagging bersama kelompoknya dan sampai saat ini belum ditemukan," ujar Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Palangka Raya AA Alit Supartana melalui keterangannya, Senin (6/5/2024).
Mahasiswa dari kampus Banjarmasin itu dinyatakan hilang di Desa Sei Ahas, Kecamatan Mantangai pada Jumat (4/5). Saat itu korban berjalan bersama 15 orang temannya saat melakukan penelitian Geotagging.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian korban berpencar untuk melakukan Geotagging di petak 6, hingga sore hari tim lainnya berkumpul kembali dan menunggu di basecamp titik awal korban berkumpul akan tetapi korban tidak kunjung tiba," jelasnya.
Karena itu, lanjut Alit, warga sempat melakukan pencarian ke lokasi. Hanya saja sampai malam tetap tidak ada tanda-tanda keberadaan korban.
"Rekan korban berinisiatif melakukan pencarian dibantu oleh warga sekitar namun hingga saat ini korban masih belum ditemukan," terangnya.
Atas laporan ini, Alit menurunkan tim Basarnas dibantu TNI-Polri dan warga turun melakukan pencarian di sekitar lokasi. Namun sampai saat ini belum diketahui perkembangannya sebab di lokasi terkendala jaringan.
"Kami telah memberangkatkan satu SRU (Search and Rescue Unit) menuju lokasi untuk segera melakukan pencarian kepada korban, update-nya belum ada dan tim sulit dihubungi karena terkendala sinyal," ungkapnya.
Sementara itu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) turut ikut melakukan pencarian terhadap korban. Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kalteng Ahmad Toyib menyampaikan warga juga sempat melakukan pencarian dengan cara ritual adat.
"Upaya pencarian korban juga dilakukan dengan ritual adat masyarakat sekitar yang dilakukan di lokasi petak 6 dan 7, sampai dengan saat ini (kemarin) pukul 22.00 WIB pencarian masih tetap dilakukan dan korban belum ditemukan," jelasnya.
Ia mengatakan tim gabungan mengalami kendala dalam pencarian korban. Sebab terhalang vegetasi atau tanaman yang tingginya mencapai 1-2 meter dan menghalangi pandangan pencarian.
"Kendala yang dihadapi di lapangan akses menuju lokasi serta mobilisasi personil hanya bisa menggunakan perahu kelotok dan lokasi pencarian korban berada di dalam hutan mengakibatkan terbatasnya visability karena terhalang vegetasi yang tingginya rata-rata 1-2 meter," pungkasnya.
(ata/ata)