Puasa Setelah Lebaran Lengkap dengan Hukum, Niat, dan Tata Caranya

Puasa Setelah Lebaran Lengkap dengan Hukum, Niat, dan Tata Caranya

Irmalasari - detikSulsel
Jumat, 12 Apr 2024 06:00 WIB
Ilustrasi Puasa
Istilah puasa setelah lebaran (Foto: Shutterstock)
Makassar -

Umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan puasa sunnah setelah lebaran Idul Fitri 1 Syawal 1445 Hijriah. Lantas, apa istilah untuk puasa yang dilakukan setelah lebaran tersebut?

Anjuran melaksanakan puasa setelah lebaran disebutkan dalam salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim. Bahwasanya barangsiapa yang berpuasa di bulan lebaran Idul Fitri maka mendapatkan pahala puasa seperti setahun penuh.

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ وَأَتْبَعَهُ سِتَّاً مِنْ شَوَّالٍ، كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: Artinya: Barang siapa berpuasa pada bulan Ramadhan, lalu diikuti dengan puasa enam hari pada bulan Syawal, maka seolah ia telah berpuasa setahun penuh. (HR. Bukhari dan Muslim).1

Nah, bagi detikers yang penasaran dengan istilah puasa setelah lebaran, yuk simak ulasan lengkapnya di bawah ini!

ADVERTISEMENT

Istilah Puasa Setelah Lebaran

Puasa setelah lebaran dikenal dengan istilah puasa Syawal. Nama puasa ini diambil dari nama bulan pelaksanaannya yakni Syawal yang merupakan bulan Hijriah yang ke-10 setelah Ramadhan.

Syawal berasal dari bahasa Arab yang berarti naik atau meninggi. Bulan setelah Ramadhan dinamai Syawal karena dua alasan.

Yang pertama, derajat kaum muslimin meninggi di mata Allah setelah mendapatkan pengampunan di bulan suci Ramadhan. Yang kedua, karena secara moral dan spiritual kaum Muslim harus mempertahankan dan meningkatkan nilai-nilai amaliyah Ramadhan pada bulan ini dan bulan-bulan berikutnya hingga datang Ramadhan tahun depan.

Dari perspektif tersebut, Syawal bermakna bulan peningkatan ibadah dan amal saleh sebagai kelanjutan logis dari pendidikan moral dan spiritual yang dilakukan selama Ramadhan.2

Hukum Puasa Syawal

Berpuasa selama 6 hari di bulan Syawal hukumnya adalah sunnah. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh Syaikh Abdullah al-Bassam dalam Taudhih al-Ahkam.

"Disunnahkan berpuasa enam hari (dibulan Syawal), ini merupakan mazhab al-Salaf dan al-Khalaf serta jumhur ilmuan, termasuk Imam Abu Hanifah, Imam al-Syafi'e dan Imam Ahmad."3

Niat Puasa Syawal

Untuk memantapkan hati dalam melaksanakan puasa Syawal, ulama menganjurkan kaum muslimin untuk melafalkan niatnya di malam hari. Adapun lafal niat puasa Syawal yakni sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma ghadin 'an adâ'i sunnatis Syawwâli lillâhi ta'âlâ.

Artinya: Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah SWT.

Bagi umat Islam yang tidak berniat puasa Syawal pada malam hari tetapi mendadak ingin melaksanakannya pada pagi hari, maka ia boleh memasang niat saat itu juga. Dengan catatan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh.

Adapun lafal niat puasa Syawal yang dibaca ketika siang hari yakni sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma hâdzal yaumi 'an adâ'i sunnatis Syawwâli lillâhi ta'âlâ.

Artinya: Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah SWT.4

Tata Cara Puasa Syawal

Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa puasa Syawal disunnahkan dilaksanakan sebanyak 6 hari. Muncul pertanyaan, apakah puasa Syawal harus dilakukan secara berturut-turut atau tidak.

Para ulama memiliki pendapat yang berbeda-beda terkait tata cara pelaksanaan puasa Syawal. Ada yang mengatakan dilaksanakan enam hari secara berturut-turut, dan ada pula yang mengatakan boleh tidak berturut-turut.

Kendati demikian, sebagian besar ulama tidak mengharuskan pelaksanaan puasa Syawal dilaksanakan secara berturut-turut setelah Idul Fitri. Hal ini dikarenakan tidak ada anjuran ataupun larangan langsung dari Rasulullah SAW.

Tapi di sisi lain, Imam Malik memakruhkan umat Islam untuk menyambung puasa setelah Idul Fitri sebab dikhawatirkan sebagian orang akan memahaminya sebagai puasa Ramadhan. Namun, pendapat ini dinilai lemah karena Rasulullah SAW pernah memerintahkan seseorang untuk mengganti puasa sunnah yang terlewat di akhir bulan Syaban.

Rasulullah SAW bersabda,

فَإِذَا أَفْطَرْتَ فَصُمْ يَوْمَيْنِ

Artinya: "Apabila kau telah berbuka (dari bulan Ramadhan) maka puasalah (esoknya) dua hari." (HR. Bukhari Muslim)5

Keutamaan Puasa Syawal

Puasa Syawal adalah puasa sunnah yang memiliki sejumlah keutamaan yang sayang untuk dilewatkan. Adapun keutamannya yakni sebagai berikut:

1. Penyempurna Puasa Ramadhan

Untuk menyempurnakan shalat fardhu, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan shalat sunnah rawatib yakni qabliyah dan ba'diyah. Dengan melaksanakan shalat sunnah tersebut, maka shalat fardhunya akan menjadi sempurna.

Begitu juga dengan puasa Syawal yang dapat menyempurnakan puasa Ramadhan yang merupakan puasa wajib bagi umat Islam.

2. Mendapat Pahala Puasa Satu Tahun

Dalam Al-Qur'an surat Al-An'am ayat 160 dijelaskan bahwa setiap satu amal ibadah akan dibalas pahala sepuluh kali lipatnya. Mengacu pada penjelasan tersebut, jika dikalkulasikan maka satu bulan puasa Ramadhan dikali 10 sama dengan 10 bulan, kemudian 6 hari puasa Syawal dikali 10 sama dengan 2 bulan.

Jadi 10 bulan ditambah 2 bulan sama dengan 12 bulan atau satu tahun. Dengan demikian, pahala puasa 6 hari di bulan Syawal sama dengan puasa selama setahun.

3. Tanda Diterimanya Puasa Ramadhan

Salah satu ciri-ciri Allah SWT menerima amal ibadah seseorang adalah konsistensi melakukan ibadah yang lain setelah ibadah pertama selesai. Begitupun dalam puasa Ramadhan. Salah satu ciri-ciri diterimanya puasa Ramadhan adalah seseorang melakukan puasa sunnah Syawal setelahnya.

4. Sebagai Tanda Syukur

Umat Islam yang melaksanakan puasa Syawal merupakan bukti syukur seorang hamba. Pasalnya, selama Ramadhan telah memperoleh anugerah dari Allah SWT baik berupa ibadah-ibadah yang bisa dijalankan di dalamnya maupun ampunan yang dijanjikan bagi orang yang beribadah selama bulan puasa.

5. Menjaga Konsistensi Ibadah

Berakhirnya Ramadhan bukan berarti ibadah-ibadah di dalamnya juga terputus. Umat Muslim dianjurkan untuk tetap menjaga konsistensi ibadah tersebut. Salah satu cara menjaga konsistensi ibadah bulan Ramadhan adalah adalah dengan melaksanakan puasa Syawal.5

Nah, itulah tadi istilah puasa setelah lebaran lengkap dengan hukum, niat, tata cara, dan keutamaanya. Semoga bermanfaat ya, detikers!

Sumber:

1. Buku Kalender Ibadah Sepanjang Tahun yang ditulis oleh Ustaz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid
2. Laman Kementerian Agama Kalimantan Barat 'Hikmah Syawal & Halal bihalal'
3. Buku Keutamaan Puasa Enam Hari di Bulan Syawal yang ditulis oleh Hafiz Firdaus Abdullah
4. Laman Nahdlatul Ulama 'Lafal Niat Puasa Syawal dan Ketentuan Waktunya
5. Buku Rahasia Puasa Sunnah yang ditulis oleh Ahmad Syahirul Alim.
6. Laman Nahdlatul Ulama 'Ini 5 Keutamaan Puasa Sunnah Syawal'




(alk/hsr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads