Apa Itu I'tikaf di Bulan Ramadhan? Ini Pengertian, Amalan, dan Keutamaannya

Apa Itu I'tikaf di Bulan Ramadhan? Ini Pengertian, Amalan, dan Keutamaannya

Irmalasari - detikSulsel
Rabu, 03 Apr 2024 21:30 WIB
Ilustrasi Salat
Ilustrasi apa itu i'tikaf di bulan Ramadhan (Foto: Dok. Detikcom)
Makassar -

I'tikaf adalah salah satu amalan yang dapat dikerjakan kaum muslimin di bulan Ramadhan. Amalan ini biasanya dilaksanakan pada 10 hari terakhir Ramadhan.

Dasar pengerjaan i'tikaf di bulan Ramadhan disebutkan dalam beberapa hadits, salah satunya yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim.

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: Dari Aisyah RA isteri Nabi SAW menuturkan, "Sesungguhnya Nabi SAW melakukan i'tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan hingga beliau wafat, kemudian istri-istrinya mengerjakan i'tikaf sepeninggal beliau. (Hadits Shahih, riwayat al-Bukhari: 1886 dan Muslim: 2006)1

Lantas, apa itu i'tikaf di bulan Ramadhan dan bagaimana ketentuan pelaksanaannya? Untuk mengetahuinya, yuk simak ulasan lengkapnya di bawah ini!

ADVERTISEMENT

Pengertian I'tikaf

Secara bahasa, i'tikaf berasal dari kata akafa-ya'kifu-ikufan. Jika kalimat itu dikaitkan dengan kalimat "an al-amr" menjadi "akafahu an al-amr" berarti mencegah. Sementara itu, jika dikaitkan dengan dengan kata "ala" menjadi "akafa 'ala al-amr" artinya menetapi.

Pengembangan kalimat tersebut kemudian menjadi i'takafa-ya'takifu-i'tikafan yang artinya tetap tinggal pada suatu tempat. Kalimat 'I'takafa fi al-masjid' berarti 'tetap tinggal atau diam di masjid'.

Sedangkan secara istilah, i'tikaf adalah kegiatan berdiam diri di masjid untuk beribadah seperti dzikir, bertasbih, dan kegiatan terpuji lainnya serta menghindari perbuatan yang tercela. Ibadah ini tentu saja bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. 1

Hukum I'tikaf di Bulan Ramadhan

Hukum i'tikaf di bulan Ramadhan hukumnya sunnah muakkad atau sangat dianjurkan. Hal ini sebagaimana yang dikutip dari ulama mazhab Syafi'i.

قوله والاعتكاف سنة مؤكدة وهي (مستحبة) أي مطلوبة في كل وقت في رمضان وغيره بالإجماع

Artinya: "Itikaf merupakan ibadah sunnah muakkadah, suatu ibadah yang dianjurkan setiap waktu baik pada bulan Ramadhan dan di luar Ramadhan berdasarkan ijma' ulama," (As-Syarbini Al-Khatib, Al-Iqna fi Halli Alfazhi Abi Syuja, [Beirut, Darul Fikr: 1995 M/1415 H], halaman 247).

Meskipun sunnah, namun i'tikaf hukumnya menjadi wajib jika dinazarkan. Hal ini didasarkan dalam salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Rasulullah SAW bersabda "Siapa yang bernazar untuk berbuat taat kepada Allah, hendaklah ia menaati-Nya."2

Perlu juga diketahui bahwa i'tikaf bisa menjadi haram jika dilakukan oleh seorang istri atau hamba sahaya tanpa izin. Lalu bisa menjadi makruh jika dilakukan oleh perempuan yang bertingkah dan mengundang fitnah meski disertai izin.1

Rukun dan Syarat I'tikaf

Terdapat beberapa rukun yang harus dipenuhi oleh seorang muslim saat ingin melaksanakan i'tikaf. Adapun rukun i'tikaf yakni sebagai berikut:

1. Niat

Seperti ibadah-ibadah lainnya, saat melaksanakan i'tikaf umat Islam juga harus membaca niat. Adapun niat i'tikaf adalah sebagai berikut:

Niat I'tikaf Sunnah

نَوَيْتُ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ للهِ تَعَالَى

Artinya: Aku berniat i'tikaf di masjid ini karena Allah.

Niat i'tikaf yang Dinazarkan

نَوَيْتُ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ فَرْضًا للهِ تَعَالَى

Artinya: Aku berniat i'tikaf di masjid ini fardhu karena Allah.3

2. Berdiam Diri di Dalam Masjid

Rukun i'tikaf yang kedua adalah berdiam diri di dalam masjid. Baik itu sebentar atau lama tergantung dari keinginan masing-masing.

Syarat I'tikaf

Tidak hanya rukun, umat Islam juga harus memenuhi beberapa syarat saat ingin melaksanakan i'tikaf. Adapun syarat-syarat i'tikaf yakni sebagai berikut:

  1. Muslim
  2. Berakal
  3. Suci dari hadats besar

Waktu Pelaksanaan I'tikaf

I'tikaf dapat dilakukan setiap waktu yang memungkinkan terutama pada sepuluh hari terakhir Ramadhan. Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud, Imam Ibnu Majah, dan Imam Ahmad.

عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ فَسَافَرَ سَنَةً فَلَمْ يَعْتَكِفْ فَلَمَّا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ اعْتَكَفَ عِشْرِينَ يَوْمًا

Artinya: Dari Ubay bin Ka'ab RA berkata, "Sesungguhnya Rasulullah SAW beri'tikaf pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan. Pernah selama satu tahun beliau tidak beri'tikaf, lalu pada tahun berikutnya beliau beri'tikaf selama dua puluh hari". (Hadits Hasan, riwayat Abu Dawud: 2107, Ibn Majah: 1760, dan Ahmad: 20317).1

Amalan-amalan saat I'tikaf

Penjelasan mengenai amalan-amalan yang dikerjakan saat i'tikaf disebutkan dalam berbagai kitab turats, salah satunya oleh Imam An-Nawawi dalam kitab kitab al-Majmu' ala Syarh al-Muhadzab berikut:

قال الشافعي والأصحاب فالأولى للمعتكف الاشتغال بالطاعات من صلاة وتسبيح وذكر وقراءة واشتغال بعلم تعلما وتعليما ومطالعة وكتابة ونحو ذلك ولا كراهة في شئ من ذلك ولا يقال هو خلاف الأولى هذا مذهبنا وبه قال جماعة منهم عطاء والأوزاعي وسعيد بن عبد العزيز

Artinya: Imam Syafi'i dan ashab (para pengikutnya) berkata, 'Hal yang utama bagi orang yang beri'tikaf adalah menyibukkan diri dengan ketaatan dengan melaksanakan shalat, bertasbih, berdzikir, membaca Al-Qur'an, dan menyibukkan diri dengan ilmu dengan cara belajar, mengajar, membaca, dan menulis serta hal-hal sesamanya. Tidak dihukumi makruh dalam melaksanakan satu pun dari hal-hal di atas, dan tidak bisa disebut sebagai menyalahi hal yang utama (khilaf al-aula). Ketentuan ini merupakan pijakan mazhab kita (mazhab Syafi'i), dan pendapat ini diikuti oleh golongan ulama, seperti Imam 'Atha, al-Auza'i, Sa'id bin Abdul Aziz" (Syekh Yahya bin Syaraf an-Nawawi, al-Majmu' ala Syarh al-Muhadzab, juz 6, hal. 528).

Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa amalan-amalan yang dapat dikerjakan ketika beri'tikaf yakni:

  • Shalat
  • Bertasbih
  • Berdzikir
  • Membaca Al-Qur'an

Menyibukkan diri dengan ilmu dengan cara belajar, mengajar, membaca, menulis dan hal-hal semacamnya4

Hal-hal yang Membatalkan I'tikaf

I'tikaf yang detikers lakukan bisa batal jika melakukan hal-hal berikut ini:

  • Berhubungan suami-istri
  • Mengeluarkan sperma
  • Mabuk yang disengaja
  • Murtad
  • Haid
  • Nifas
  • Keluar tanpa alasan
  • Keluar untuk memenuhi kewajiban yang bisa ditunda
  • Keluar disertai alasan hingga beberapa kali, padahal keluarnya karena keinginan sendiri. [1]

Keutamaan I'tikaf di Bulan Ramadhan

Terdapat beberapa keutamaan yang dapat umat Islam dapatkan ketika melakukan i'tikaf di bulan Ramadhan. Adapun keutamaannya yakni sebagai berikut:

1. Menyambut Datangnya Malam Lailatul Qadar

Melakukan i'tikaf adalah salah satu cara menyambut malam Lailatul Qadar. Malam Lailatul Qadar sendiri adalah malam yang lebih baik daripada seribu bulan.

Hal ini dijelaskan oleh Allah SWT dalam Al-Quran surah Al-Qadr ayat 1-5:

"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar."

2. Mendekatkan Diri kepada Allah

Berdiam diri untuk mengagungkan nama dan kebesaran Allah SWT menjadi salah satu bentuk kedekatan diri kepada Allah SWT.

3. Diampuni Dosa-dosa yang Lalu

Keutamaan i'tikaf yang selanjutnya ialah diampuni dosa-dosa yang lalu. Keutamaan ini sebagaimana disebutkan dalam riwayat Dailami, "Barangsiapa yang beri'tikaf dengan penuh keimanan dan mengharap (pahala) maka dia akan diampuni dosa-dosa yang telah lalu." (HR. Dailami)

4. Didoakan Ampunan oleh Malaikat

Keutamaan yang satu ini disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad.

"Tidaklah seseorang di antara kalian duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, melainkan para malaikat akan mendoakannya, "Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah, sayangilah ia," (HR. Ahmad)

5. Dijauhkan dari Api Neraka

Dikisahkan dari Ibnu Abbas RA, "Barangsiapa beri'tikaf satu hari karena mengharap keridhaan Allah, Allah akan menjadikan jarak antara dirinya dan api neraka sejauh tiga parit, setiap parit sejauh jarak timur dan barat." (HR. Thabrani dan Baihaqi)5

Nah, itulah tadi pengertian i'tikaf lengkap dengan panduan pelaksanaannya. Semoga bermanfaat ya, detikers!

Sumber:

1. Laman Nahdlatul Ulama 'I'tikaf di Masjid: Pengertian, Hukum, Rukun, Syarat dan Pembatalannya'
2. Laman Nahdlatul Ulama 'Hukum Ibadah I'tikaf'
3. Laman Nahdlatul Ulama 'Panduan Lengkap I'tikaf di Bulan Ramadhan Lengkap dengan Keutamaannya'
4. Laman Nahdlatul Ulama 'Hal-hal yang Disunnahkan saat I'tikaf
5. Laman Kementerian Agama Kalimantan Barat 'Meraih Pahala I'tikaf'




(edr/urw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads