Salah satu ibadah yang dilakukan pada Jumat Agung adalah berpuasa. Lantas, seperti apa aturan puasa Jumat Agung?
Hari ini menjadi momen penting bagi umat kristiani untuk mengenang wafatnya Isa Almasih atau Yesus Kristus. Untuk itu, umat Katolik pada hari ini melakukan puasa dan pantang Jumat Agung.
Mengutip situs Yayasan Paratha Bhakti, puasa dan pantang tersebut dilakukan dalam rangka meneladani laku tirakat Yesus Kristus saat berkhalawat atau menyepi di padang gurun selama 40 hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, bagi umat Katolik yang hendak mengerjakan puasa, berikut ini aturan puasa dan pantang Jumat Agung selengkapnya yang dinukil dari situs Iman Katolik.
Aturan Puasa Jumat Agung
Pada masa Prapaskah, terdapat dua hari yang diwajibkan umat Katolik untuk mengerjakan puasa. Yakni pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung.
Adapun yang wajib berpuasa adalah semua orang beriman yang berumur antara 18 tahun sampai awal 60 tahun.
Puasa berarti makan kenyang hanya satu kali dalam sehari. Sementara untuk yang biasa makan tiga kali sehari, dapat memilih cara puasa sebagai berikut:
- Kenyang, tak kenyang, tak kenyang
- Tak kenyang, kenyang, tak kenyang
- Tak kenyang, tak kenyang, kenyang
Aturan Pantang Jumat Katolik
Selain berpuasa, umat Katolik juga wajib berpantang di hari pra-Paskah. Di antaranya Hari Rabu Abu dan setiap Jumat sampai Jumat Agung.
Sehingga umat Katolik cukup 7 hari berpantang selama masa Prapaskah. Sementara yang wajib berpantang adalah semua orang Katolik yang berusia 14 tahun ke atas.
Beberapa yang dipantangi umat Katolik di Jumat Agung, yakni:
- Pantang daging
- Pantang rokok
- Pantang garam
- Pantang gula dan semua manisan seperti permen,
- Pantang hiburan seperti radio, televisi, bioskop, hingga film.
Makna Puasa Jumat Agung
Puasa dalam Katolik merupakan tindakan sukarela untuk tidak makan atau tidak minum di Jumat Agung. Secara kejiwaan, mengerjakan puasa berarti memurnikan hati orang dan mempermudah pemusatan perhatian waktu berdoa.
Puasa juga dapat diartikan sebagai sebuah persembahan. Seseorang mengorbankan kesenangan dan keuntungan sesaat, dengan penuh syukur atas kelimpahan karunia Tuhan.
Orang yang mengerjakan puasa berarti telah menata hidup dan tingkah laku rohaninya. Puasa membebaskan diri dari ketergantungan jasmani dan ketidakseimbangan emosi. Puasa ini dapat membantu orang untuk mengarahkan diri kepada sesama dan kepada Tuhan.
Itulah aturan pantang dan puasa Jumat Agung serta maknanya. Semoga bermanfaat, detikers.
(edr/alk)