Niat Puasa Ramadhan Sebulan Penuh dan Harian beserta Waktu Membacanya

Niat Puasa Ramadhan Sebulan Penuh dan Harian beserta Waktu Membacanya

Rasmilawanti Rustam - detikSulsel
Selasa, 12 Mar 2024 00:16 WIB
Ilustrasi puasa hari syak atau 30 Syaban.
Foto: Getty Images/iStockphoto/wing-wing
Makassar -

Puasa Ramadhan merupakan rukun Islam keempat yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim. Untuk melaksanakannya, wajib diawali dengan niat puasa Ramadhan.

Pada praktiknya, ada dua cara dalam melafazkan niat puasa Ramadhan. Bisa sekaligus berniat puasa untuk sebulan penuh pada bulan Ramadhan, juga dapat dilafazkan secara harian.

Nah, berikut ini tuntunan lengkap tentang niat puasa Ramadhan baik untuk sebulan penuh maupun harian. Yuk disimak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Niat Puasa Ramadhan Sebulan Penuh

Close-up of religious Muslim woman and her family praying before the meal at dining table on Ramadan.Ilustrasi niat puasa Ramadan. Foto: Getty Images/Drazen Zigic

ADVERTISEMENT

Berikut tuntunan lengkap niat puasa puasa Ramadhan sebulan penuh:

Landasan Niat Puasa Ramadhan Sebulan Penuh

Menukil buku "Kitab Fikih Sehari-hari" oleh AR Shohibul Ulum, dijelaskan bahwa niat puasa sekaligus untuk sebulan penuh merupakan pandangan dari mazhab Hanafi. Menurut mashab Hanafi, puasa seseorang dengan niat sebulan penuh pada awal Ramadhan dinilai sah, meskipun tidak menetapkan niat puasa setiap malamnya.

Meskipun demikian, dalam mazhab ini juga tetap menganjurkan agar umat muslim tetap mengulang niat puasa pada setiap malam Ramadhan.

Selain Hanafi, mazhab Maliki juga berpandangan bahwa niat puasa Ramadhan cukup sekali dilafazkan dalam satu bulan tersebut. Mengutip laman resmi Nahdlatul Ulama dalam artikel 'Ini Lafal Niat Puasa Ramadhan Sebulan Penuh', kewajiban niat puasa pada malam awal Ramadhan diterangkan dalam Risalah Abi Zaid Al-Qairuwani yang disyarahkan dalam Kitab Al-Fawakihud Dawani.

ويبيت الصيام في أوله "وليس عليه البيات" كل ليلة "في بقيته" وكذلك كل صوم يجب تتابعه يكفي النية الواحدة

Artinya: "Seseorang harus berniat puasa pada malam hari di awal Ramadhan. Tidak ada kewajiban niat berpuasa pada setiap malam pada hari-hari selanjutnya. Demikian juga berlaku pada puasa yang harus dikerjakan secara berurutan. Cukup niat sekali di awal," (Syekh Ahmad bin Ghanim An-Nafrawi Al-Maliki, Al-Fawakihud Dawani, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 1997 M/1418 H], juz I, halaman 467).

Meski demikian, mazhab Maliki juga tetap menganjurkan orang untuk berniat puasa pada setiap malam Ramadhan.

Niat Puasa Ramadhan Sebulan Penuh

Masih dari laman resmi Nahdlatul Ulama, Kitab Perukunan Melayu Besar yang sebagian besarnya mengutip dari Kitab Sabilul Muhtadin karya Syekh Arsyad Banjar mencantumkan bacaan niat puasa Ramadhan sebulan penuh.

Berikut lafaz niat puasa Ramadhan sebulan penuh:

نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ رَمَضَانَ كُلِّهِ لِلهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma syahri Ramadhāna kullihī lillāhi ta'ālā.

Artinya: "Aku sengaja berpuasa bulan Ramadhan sekaliannya karena Allah ta'ala."

Niat Puasa Ramadhan Harian

Ramadan lantern by the open window. Beautiful Greeting Card with copy space for Ramadan and Muslim Holidays. An illuminated Arabic lamp. Mixed media.Ilustrasi niat puasa Ramadhan. Foto: Getty Images/iStockphoto/TanyaSid

Mengutip laman resmi Nahdlatul Ulama dalam artikel , niat puasa Ramadhan yang dapat dibaca setiap hari terdapat dalam berbagai versi. Berikut lafaz dan penjelasannya:

1. Lafaz Niat Puasa Ramadhan dari Kitab Minhajut Thalibin

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma ghadin 'an adā'i fardhi syahri Ramadhāna hādzihis sanati lillāhi ta'ālā.

Artinya: "Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta'ala."

Lafaz niat di atas dikutip dari Kitab Minhajut Thalibin dan Perukunan Melayu. Kata "Ramadhana" yang digunakan merupakan mudhaf ilaihi sehingga dibaca khafadh dengan tanda baca akhirnya berupa fathah. Sedangkan kata "sanati" diakhiri dengan tanda baca kasrah sebagai tanda khafadh atau tanda jarr dengan alasan lil mujawarah.

2. Lafaz Niat Puasa Ramadhan dari Kitab Asnal Mathalib

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةَ لِلهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma ghadin 'an adā'i fardhi syahri Ramadhāna hādzihis sanata lillāhi ta'ālā.

Artinya: "Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta'ala."

Lafaz niat puasa di atas termaktub dalam Kitab Asnal Mathalib. Kata "Ramadhana" pada niat di atas menjadi mudhaf ilaihi, sehingga dibaca khafadh dengan tanda fathah. Sementara kata "sanata" diakhiri dengan fathah sebagai tanda nashab atas kezharafannya.

3. Lafaz Niat Puasa Ramadhan dari Kitab Hasyiyatul Jamal

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma ghadin 'an adā'i fardhi syahri Ramadhāni hādzihis sanati lillāhi ta'ālā.

Artinya: "Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta'ala."

Bacaan niat di atas dikutip dari Kitab Hasyiyatul Jamal dan Kitab Irsyadul Anam. Kata "Ramadhani" dianggap sebagai mudhaf ilaihi yang juga menjadi mudhaf sehingga diakhiri dengan kasrah yang menjadi tanda khafadh atau tanda jarr-nya. Sementara kata "sanati" diakhiri dengan kasrah sebagai tanda khafadh atau tanda jarr atas musyar ilaih kata "hādzihi" yang menjadi mudhaf ilaihi dari "Ramadhani".

4. Lafaz Niat Puasa Ramadhan dari Kitab I'anatut Thalibin

Terdapat dua lafaz niat yang termaktub di Kitab I'anatut Thalibin. Lafaz niat tersebut yakni:

نَوَيْتُ صَوْمَ رَمَضَانَ

Arab Latin: Nawaitu shauma Ramadhāna.

Artinya: "Aku berniat puasa bulan Ramadhan."

Lafaz lainnya adalah sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ مِنْ/عَنْ رَمَضَانَ

Arab Latin: Nawaitu shauma ghadin min/'an Ramadhāna.

Artinya: "Aku berniat puasa esok hari pada bulan Ramadhan."

5. Lafaz Niat Puasa Ramadhan dari Kitab Asnal Mathalib

نَوَيْتُ صَوْمَ الْغَدِ مِنْ هَذِهِ السَّنَةِ عَنْ فَرْضِ رَمَضَانَ

Arab Latin: Nawaitu shaumal ghadi min hādzihis sanati 'an fardhi Ramadhāna

Artinya: "Aku berniat puasa esok hari pada tahun ini perihal kewajiban Ramadhan."

Waktu Membaca Niat Puasa Ramadhan

Berniat hukumnya wajib bagi umat Islam yang hendak menunaikan puasa Ramadhan. Lantas kapan waktu membaca niat puasa Ramadhan?

Menukil 'Buku Lengkap Fiqh Wanita: Manual Ibadah dan Muamalah Harian Muslimah Shalihah' oleh Abdul Syukur al-Azizi, dijelaskan bahwa niat puasa Ramadhan dilakukan pada malam hari.

Hal ini disandarkan pada sabda Rasulullah SAW:

"Barang siapa tidak membulatkan niat mengerjakan puasa sebelum waktu fajar, maka ia tidak berpuasa." (HR Abu Dawud, Tirmidzi, dan Nasa'i).

Tata Cara Berniat Puasa Ramadhan

Masih dari "Buku Lengkap Fiqh Wanita: Manual Ibadah dan Muamalah Harian Muslimah Shalihah", dijelaskan bahwa niat untuk melaksanakan puasa Ramadhan diucapkan di dalam hati, bukan dengan lisan. Saat berniat, wajib menjelaskan kefardhuannya.

Nah, itulah tuntunan lengkap tentang niat puasa Ramadhan baik untuk sebulan penuh maupun harian. Selamat berpuasa ya detikers!




(alk/alk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads