Posisi Hilal di Gorontalo Pukul 16.51 Wita Masih 0,1 Derajat

Pantauan Hilal Ramadan 1445 H

Posisi Hilal di Gorontalo Pukul 16.51 Wita Masih 0,1 Derajat

Apris Nawu - detikSulsel
Minggu, 10 Mar 2024 16:22 WIB
Kemenag Gorontalo bersama BMKG melakukan pemantauan hilal untuk menetapkan 1 Ramadan 1445 Hijriah/2024 Masehi di Kabupaten Bone Bolango.
Foto: Kemenag Gorontalo bersama BMKG melakukan pemantauan hilal untuk menetapkan 1 Ramadan 1445 Hijriah/2024 Masehi di Kabupaten Bone Bolango. (Apris Nawu/detikcom)
Bone Bolango -

Kementerian Agama (Kemenag) Gorontalo bersama BMKG melakukan pemantauan hilal untuk menetapkan 1 Ramadan 1445 Hijriah/2024 Masehi di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo sore ini. Hingga pukul 16.51 Wita ketinggian hilal masih 0,1 derajat.

Pantauan hilal dilaksanakan di Pantai Botubarani, Bone Bolango, Minggu (10/3/2024) sekitar pukul 16.51 Wita. Kepala Stasiun Geofisika Kelas II Gorontalo, Andri Wijaya Bidang mengatakan ketinggian hilal saat ini baru mencapai 0.1 derajat.

"Kita punya waktu pengamatan cuman satu menit lebih hampir-hampir dua menit, lebih empat detik. Jadi sangat singkat sekali karena ketinggian hilalnya 0,1 derajat saja," ujar Andri saat pemantauan kepada detikcom, Minggu (10/3).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Andri mengatakan kemungkinan sangat sulit untuk memantau hilal hingga 3 derajat. Sebab kondisi cuaca saat ini tidak mendukung.

"Faktor cuaca itu sendiri, cuaca diupuk barat di daerah pantai ini banyak tumbuh awan. Hambatannya paling dari cuaca agak sedikit sangat sulit," jelasnya.

ADVERTISEMENT

"Kemudian cahaya dari matahari sendiri itu yang memang dengan ketinggian itu sangat dekat. Sehingga posisi dari hilalnya itu lebih terang cahaya mataharinya," tambahnya.

Untuk diketahui, kriteria hilal terlihat berada di ketinggian 3 derajat. Hal ini berdasarkan hasil kesepakatan Menteri Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).

"Untuk ketentuan MABIMS se-Asia Tenggara minimal batas hilal 3 derajat baru bisa terlihat," ujar Kepala Stasiun Meteorologi dan Geofisika Sorong Dedi Irjayanto kepada wartawan, Minggu (10/3).




(ata/nvl)

Hide Ads