Terdapat beberapa larangan bagi wanita haid di dalam ajaran Islam. Lantas bolehkah wanita haid ziarah kubur?
Ziarah kubur merupakan aktivitas religi yang juga erat dengan tradisi masyarakat Indonesia. Masyarakat di sejumlah wilayah di Indonesia kerap melakukan ziarah kubur pada momentum tertentu, seperti menjelang bulan suci Ramadhan.
Adapun perkara yang kerap dipertanyakan adalah hukum melakukan ziarah kubur bagi wanita haid. Hal ini lantaran dalam ajaran Islam, wanita haid memiliki sejumlah larangan dalam ibadah, di antaranya tidak diperbolehkan melaksanakan sholat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas bagaimana dengan ziarah kubur? Nah, untuk memahaminya secara jelas, berikut ulasan tentang hukum wanita haid melakukan ziarah kubur.
Bolehkah Wanita Haid Ziarah Kubur?
Melansir dari video yang berjudul "Bolehkah Wanita Haid Ziarah Kubur dan Membaca Zikir? - Buya Yahya Menjawab", Buya Yahya menjawab pertanyaan terkait kebolehan wanita haid untuk ziarah kubur. Ia mengatakan bahwa tidak ada larangan bagi seorang wanita yang sedang haid untuk melakukan ziarah kubur.
"Orang haid boleh ziarah kubur, bebas. Ziarah kubur boleh," kata Buya Yahya yang dikutip dari kanal YouTube Al-Bahjah TV, Sabtu (2/3/2024).
Kendati demikian, terdapat ketentuan yang perlu diperhatikan bagi wanita haid saat ziarah kubur. Ketentuan yang dimaksud adalah bacaan yang dapat dilakukan.
Seperti yang diketahui bahwa, ketika ziarah kubur biasanya masyarakat akan membacakan Al-Quran, zikir dan berdoa. Nah, bagi wanita yang sedang haid, maka membaca Al-Quran tidak boleh dilakukan, namun jika bacaan Al-Quran yang diniatkan sebagai zikir tidak ada larangan.
"Adapun masalah bacaan wirid, zikir, ketahuilah bahwasanya di dalam mazhab kita Imam al-Syafi'i radhiyallahu ta'ala 'anhu bahwa seorang wanita dalam keadaan haid tidak diperkenankan membaca Al-Quran dengan mengeluarkan suara. Kecuali memang bacaan Al-Quran ayat-ayat tersebut yang digunakan untuk berzikir, ayat menjaga diri, selagi niatnya untuk zikir maka di dalam mazhab Imam al-Syafi'i radhiyallahu ta'ala 'anhu diperkenankan selagi untuk zikir atau menjaga diri dari godaan syaitan. Yang tidak boleh adalah niat membaca Al Quran untuk Al Quran bukan untuk berzikir," jelas Buya Yahya.
Sementara itu, dikutip dari laman Nahdlatul Ulama yang berjudul "Ketentuan Ziarah Kubur Bagi Perempuan Haidh", dijelaskan dengan tegas bahwa wanita yang sedang mengalami haid tidak diperbolehkan melakukan beberapa aktivitas, termasuk salat, puasa, berhubungan intim, membaca Al-Quran, menyentuh mushaf, dan melakukan tawaf.
Sementara untuk ziarah kubur tidak disebutkan oleh syariat Islam sebagai hal yang dilarang saat wanita sedang haid. Oleh karena itu sah-sah saja bagi mereka untuk berziarah asalkan tetap mengikuti aturan yakni tidak boleh melakukan tindakan-tindakan jahiliyah.
Seperti menangis secara berlebihan yang dapat mengindikasikan seolah ia tak terima dengan takdir Allah. Selain itu, perlu diperhatikan bahwa dalam pelaksanaan ziarah kubur, seringkali diisi dengan membaca ayat-ayat Al-Quran, zikir, dan doa-doa.
Seorang wanita yang sedang haid tentu tidak diperbolehkan membaca ayat-ayat Al-Quran, karena hal ini tidak diizinkan. Namun untuk dzikir dan doa, masih diizinkan dilakukan.
Dari dua penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa wanita yang sedang haid diperbolehkan untuk ziarah kubur. Dengan catatan, mereka tidak boleh membaca Al-Quran saat ziarah kubur.
Doa Ziarah Kubur
Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa wanita haid yang ziarah kubur tidak diperkenankan untuk membaca Al-Quran. Sebagai gantinya, ia dapat memanjatkan dzikir dan doa yang ditujukan kepada orang sudah meninggal.
Dikutip dari laman Nahdlatul Ulama yang berjudul "Doa Ziarah Kubur Singkat Lengkap dengan Artinya", berikut adalah doa yang dapat dibacakan bagi wanita haid saat ziarah kubur:
لْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ حَمْدًا يُّوَافِى نِعَمَهُ وَيُكَافِىءُ مَزِيْدَهُ، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ، سُبْحَانَكَ لَا نُحْصِى ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ، فَلَكَ الحَمْدُ قَبْلَ الرِّضَى وَلَكَ الحَمْدُ بَعْدَ الرِّضَى وَلَكَ الحَمْدُ إِذَا رَضِيْتَ عَنَّا دَائِمًا أَبَدًا.. اللَّهُمَّ صَلِّ علَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.. اللَّهُمَّ كَمَا خَصَّصْتَنَا بِكِتَابِكَ الكَرِيْمِ وَهَدَيْتَنَا إِلَى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيْمِ، أَصْلِحْ بِهِ مِنَّا جَمِيْعَ مَا فَسَدَ وَطَهِّرْ بِهِ مِنَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ.. اللَّهُمَّ اشْرَحْ بِالقُرْآنِ صُدُوْرَنَا وَيَسِّرْ بِهِ أُمُوْرَنَا وَعَظِّمْ بِهِ أُجُوْرَنَا وَحَسِّنْ بِهِ أَخْلَاقَنَا وَوَسِّعْ بِهِ أَرْزَاقَنَا وَنَوِّرْ بِهِ قُبُوْرَنَا.. اللَّهُمَّ اجْعَلْ وَاَوْصِلْ وَتَقَبَّلْ ثَوَاَبَ مَا قَرَأْنَاهُ مِنْ الْقُرْاَنِ الْعَظِيْمِ وَمَا هَلَلْنَا وَمَا سَبَّحْنَا وَمَا اسْتَغْفَرْنَا وَمَا صَلَّيْنَا عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَدِيَّةً مِنَّا وَاصِلَةً وَرَحْمَةً نَازِلَةً وَبَرَكَةً شَامِلَةً اِلَى حَضْرَةِ حَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَقُرَّةِ اَعْيُنِنَا سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاِلَى حَضَرَاتِ جَمِيْعِ إِخْوَانِهِ مِنَ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَالْأَوْلِيَاءِ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَالْعُلَمَاءِ الْعَامِلِيْنَ وَالْمُصَنِّفِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ وَجَمِيْعِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي سَبِيْلِ اللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالْمَلَائِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ.. وَنَخَصُّ خَصُوْصًا إِلَى...(فلان/فلانة، وأهل هذا البيت، وأقرباؤهم.. اللَّهُمَّ أَنْزِلْ فِيْ قَبْرِهِ الرَّحْمَةَ وَالضِّيَاءَ وَالنُّوْرَ، وَالبَهْجَةَ وَالرَوْحَ وَالرَيْحَانَ وَالسُّرُوْرَ، مِنْ يَوْمِنَا هَذَا إِلَى يَوْمِ البَعْثِ وَالنُّشُوْرِ، إِنَّكَ مَلِكٌ رَبٌّ غَفُوْرٌ.. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَعَافِهِمْ وَاعْفُ عَنْهُمْ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُنَّ وَارْحَمْهُنَّ وَعَافِهِنَّ وَاعْفُ عَنْهُنَّ. اللَّهُمَّ اَنْزِلِ الرَّحْمَةَ وَالْمَغْفِرَةَ عَلَى أَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنْ أَهْلِ لَاالَهَ اِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ.. اَللَّهُمَّ اجْعَلْ قُبُوْرَهُمْ وَقُبُوْرَهُنَّ رَوْضَةً مِنْ رِيَاضِ الجِنَانِ، وَلَا تَجْعَلْ قُبُوْرَهُمْ وَقُبُوْرَهُنَّ حُفْرَةً مِنْ حُفَرِ النِّيْرَانِ.. اللَّهُمَّ يَا مُيَسِّرَ كُلِّ عَسِيْرٍ، وَيَا جَابِرَ كُلِّ كَسِيْرٍ، وَيَا صَاحِبَ كُلِّ فَرِيْدٍ، وَيَا مُغْنِيَ كُلِّ فَقِيْرٍ، وَيَا مُقْوِيَ كُلِّ ضَعِيْفٍ، وَيَا مَأْمَنَ كُلِّ مَخِيْفٍ، يَسِّرْ عَلَيْنَا كُلَّ عَسِيْرٍ، فَتَيْسِيْرُ العَسِيْرِ عَلَيْكَ يَسِيْرٌ، اللَّهُمَّ يَا مَنْ لَا يَحْتَاجُ إِلَى البَيَانِ وَالتَّفْسِيْرِ، حَاجَاتُنَا إِلَيْكَ كَثِيْرٌ، وَأَنْتَ عَالِمٌ بِهَا وَبَصِيْرٌ.. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْنَا صِغَارًا وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ مِنْ مَشَارِقِ الْاَرْضِ إِلَى مَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا، خُصُوْصًا إِلَى آبَاءِنَا وَاُمَّهَاتِنَا وَأَجْدَادِنَا وَجَدَّاتِنَا وَأَسَاتِذَتِنَا وَمُعَلِّمِيْنَا وَلِمَنْ أَحْسَنَ إِلَيْنَا وَلِأَصْحَابِ الحُقُوْقِ عَلَيْنَا.. رَبَّنَا يَا اللهُ اسْتَجِبْ دُعَاءَنَا مِنْ كُلِّ حَاجَاتِنَا. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، سًبْحَانَ رَبَّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَلَمِيْنَ. اَلْفَاتِحَةْ ...
Artinya: "Aku berlindung kepada Allah dari setan yang dilontar. Dengan nama Allah yang maha pengasih, lagi maha penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam sebagai pujian orang yang bersyukur, pujian orang yang memperoleh nikmat sama memuji, pujian yang memadai nikmat-Nya, dan pujian yang memungkinkan tambahannya. Tuhan kami, hanya bagi-Mu segala puji sebagaimana pujian yang layak bagi kemuliaan dan keagungan kekuasaan-Mu. Maha suci Engkau, kami tidak (dapat) menghitung pujian atas diri-Mu sebagaimana Kaupuji diri sendiri. Hanya bagi-Mu pujian sebelum ridha. Hanya bagi-Mu pujian setelah ridha. Hanya bagi-Mu pujian ketika Kau meridhai kami selamanya. Ya Allah, tambahkanlah rahmat untuk pemimpin kami, yaitu Nabi Muhammad SAW dan untuk keluarganya. Ya Allah, sebagaimana Kaumuliakan kami dengan Kitab suci-Mu yang mulia dan Kautunjuki kami ke jalan yang lurus, maka berikanlah kemaslahatan untuk kami sebagai pengganti mafsadat dan sucikan kami dari kotoran yang tampak dan tersembunyi. Ya Allah, dengan Al-Qur'an lapangkanlah hati kami, mudahkan urusan kami, lipatgandakanlah pahala kami, perbaiki akhlak kami, luaskan rezeki kami, dan terangilah kubur kami. Ya Allah, jadikan, sampaikanlah, dan terimalah pahala bacaan Al-Quran kami, bacaan tahlil, bacaan tasbih, istighfar, dan bacaan shalawat kami sebagai hadiah yang bersambung dari kami, rahmat yang turun, dan keberkahan yang merata untuk kekasih kami, pemberi syafaat kami, kesenangan kami, pemimpin serta tuan kami, penolong kami, kesenangan kami, yaitu Nabi Muhammad SAW, seluruh nabi dan rasul, para wali, syuhada, orang saleh, para sahabat, tabi'in, ulama yang mengamalkan ilmunya, ulama penulis yang ikhlas, seluruh mujahid di jalan Allah, dan para malaikat muqarrabin. Sampaikanlah pahala semua yang kami baca khususnya untuk (sebutkan nama-nama) almarhum/almarhumah yang dimaksud, keluarganya seisi rumah, dan kerabatnya. Ya Allah, turunkanlah di kuburnya (almarhum fulan) rahmat, sinar, cahaya, kegembiraan, kesenangan, keharuman, dan kebahagiaan sejak hari ini hingga hari kebangunan dan kebangkitan. Sungguh, Kau penguasa, tuhan yang maha pengampun. Ya Allah, berikanlah ampunan, kasih sayang, afiat, dan maaf untuk mereka (laki-laki). Ya Allah, berikanlah ampunan, kasih sayang, afiat, dan maaf untuk mereka (perempuan). Ya Allah, turunkanlah rahmat dan ampunan bagi ahli kubur penganut dua kalimat syahadat, lā ilāha illallāh, Muhammadur rasūlullāh. Ya Allah, jadikanlah kubur mereka baik muslimin maupun muslimat sebagai taman surga. Jangan jadikan kubur mereka sebagai lubang neraka. Tuhan kami, wahai Zat yang memudahkan mereka yang kesulitan, wahai Zat yang menggenapkan mereka yang patah hati, wahai Zat yang menemani mereka yang dalam kesendirian, wahai Zat yang mencukupi mereka yang fakir, wahai Zat yang menguatkan mereka yang daif, wahai Zat tempat aman dari segala ketakutan, mudahkanlah segala kendala yang menyulitkan kami. Sedangkan 'upaya' pembalikan yang sulit menjadi mudah bagi-Mu adalah sesuatu yang mudah. Tuhan kami, wahai Zat yang tidak memerlukan penjelasan dan tafsir, hajat kami kepada-Mu begitu banyak. Sedangkan Kau maha tahu dan maha melihat atas itu. Ya Allah, ampunilah mukminin, mukminat, muslimin, muslimat, yang masih hidup, yang telah wafat, yang tersebar dari timur hingga barat, di darat dan di laut, khususnya bapak, ibu, kakek, nenek, ustadz, guru, mereka yang telah berbuat baik terhadap kami, dan mereka yang masih memiliki hak terhadap kami. Tuhan kami, ya Allah, penuhilah doa kami terkait hajat kami. Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia, dan kebaikan di akhirat. Maha suci Tuhanmu, Tuhan pemilik kemuliaan dari segala yang mereka gambarkan. Semoga kesejahteraan melimpah untuk para rasul. Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam. (baca Surat Al-Fatihah)."
Demikianlah penjelasan mengenai hukum wanita haid melakukan ziarah kubur. Semoga menjawab pertanyaan, detikers!
(urw/urw)