Ramadan atau Ramadhan? Ini Penulisan yang Benar

Ramadan atau Ramadhan? Ini Penulisan yang Benar

St. Fatimah - detikSulsel
Sabtu, 02 Mar 2024 22:30 WIB
Tangkapan layar KBBI VI yang diluncurkan pada Kongres Bahasa Indonesia XII
Foto: dok. Tangkapan Layar KBBI VI
Makassar -

Kata Ramadan sering kali ditulis dalam ejaan yang berbeda, di antaranya Ramadan dan Ramadhan. Lantas, mana penulisan yang benar di antara keduanya? Ramadan atau Ramadhan?

Dalam penggunaan bahasa Indonesia, acuan utama yang sering digunakan adalah Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). KBBI merupakan kamus resmi yang menyediakan pedoman penggunaan kata-kata dalam bahasa Indonesia.

Oleh karena itu, KBBI bisa menjadi rujukan bagi detikers ingin mengetahui penulisan kata yang benar dalam bahasa Indonesia. Hal ini pula yang menentukan penulisan Ramadan yang benar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu, apakah penulisan kata Ramadan atau Ramadhan yang sesuai dengan KBBI? Untuk mengetahuinya, yuk simak penjelasannya di bawah ini!

Penulisan Ramadan yang Benar

Seperti yang dijelaskan di atas bahwa penulisan kata yang benar haruslah berpatokan dengan KBBI. Begitu pula untuk penulisan kata Ramadan.

ADVERTISEMENT

Adapun menurut KBBI, penulisan yang benar untuk kata Ramadan adalah tanpa huruf h, yaitu Ramadan dan bukan Ramadhan.

Lantas muncul pertanyaan, kenapa Ramadan menjadi penulisan yang benar dalam KBBI? Mengutip Laman Kantor Bahasa Provinsi Maluku, KBBI menetapkan kata "Ramadan" sebagai penulisan yang benar sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). PUEBI adalah panduan resmi yang digunakan untuk menetapkan ejaan yang benar dalam Bahasa Indonesia.

Menurut aturan PUEBI, kata-kata asing yang diadopsi ke dalam bahasa Indonesia akan disesuaikan dengan struktur bahasa Indonesia. Contohnya, kata Ramadhan yang berasal dari bahasa Arab disesuaikan menjadi "Ramadan" karena dalam bahasa Indonesia tidak ada penggunaan konsonan rangkap seperti /dh/.

Oleh karena itu, ditetapkan bahwa penulisan yang benar untuk kata tersebut adalah Ramadan.

Sementara itu, jika detikers mencari kata 'Ramadan' pada laman resmi KBBI VI oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbud, akan muncul definisi Ramadan secara etimologi yang disertai penjelasan bahwa kata 'Ramadhan' merupakan bentuk tidak baku. Sedangkan, jika detikers mencari dengan penulisan 'Ramadhan', maka akan diarahkan untuk menggunakan kata 'Ramadan' sebagai bentuk bakunya.

Apa yang Dimaksud dengan Ramadan?

Menurut KBBI, Ramadan adalah bulan ke-9 tahun Hijriah (29 atau 30 hari), pada bulan ini orang Islam yang sudah akil balig diwajibkan berpuasa. Sementara dikutip dari Buku Siswa Kelas IV, bulan Ramadan merupakan bulan yang penuh rahmat.

Bulan Ramadan juga disebut sebagai bulan penuh ampunan karena pada bulan Ramadan Allah SWT akan memberikan ampunan kepada orang-orang yang bertobat. Pada bulan ini, Allah juga akan memberikan pahala berlipat ganda bagi orang yang melakukan perbuatan baik pada bulan Ramadan.

Keutamaan Bulan Ramadan

Setelah mengetahui terkait aturan penulisan Ramadan, tak ada salahnya bagi detikers untuk mengetahui keistimewaan dari bulan Ramadan. Melansir dari laman Nahdlatul Ulama, berikut adalah keutamaan bulan Ramadan:

1. Bulan Penuh Berkah

Salah satu keutamaan bulan Ramadan adalah waktu dibukanya pintu-pintu surga dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan pun dibelenggu. Pada bulan Ramadhan juga terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan.

Rasulullah SAW bersabda:

قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌمُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فَيْهِ أبْوَابُ الْجَنَّةِ وَيُغْلَقُ فَيْهِ أبْوَابُ الْجَحِيْمِ وَتُغَلًّ فَيْهَ الشَّيَاطَيْنُ فَيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ ألْفِ شَهْرٍ

Artinya: Telah datang bulan Ramadhan, bulan penuh berkah, maka Allah mewajibkan kalian untuk berpuasa pada bulan itu. Saat itu pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, para setan diikat dan pada bulan itu pula terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan (HR Ahmad).

2. Bulan Penebus Dosa

Keutamaan selanjutnya adalan bulan penebus dosa. Dijelaskan dalam salah satu hadits, bahwa barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadan maka akan diampuni dosa-dosanya hingga datangnya bulan Ramadan berikutnya.

Rasulullah SAW bersabda:

اَلصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إلَى الْجُمْعَةِ وَرَمَضَاُن إلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاةٌ مَا بَيْنَهُنَّ إذَاجْتَنَبَ اْلكَبَائِرَ

Artinya: Jarak antara shalat lima waktu, shalat Jumat dengan Jumat berikutnya dan puasa Ramadhan dengan Ramadhan berikutnya merupakan penebus dosa-dosa yang ada diantaranya, apabila tidak melakukan dosa besar (HR Muslim).

3. Bulan Penuh Pahala

Dalam hadits-hadits yang diriwayatkan oleh Nabi Muhammad SAW, disebutkan bahwa siapa pun yang memberi makan kepada orang yang berpuasa akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sendiri. Ini menunjukkan bahwa Allah SWT akan memberikan keberkahan dan pahala yang besar untuk perbuatan baik seperti memberi makanan kepada orang yang berpuasa.

Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ فَطَرَ صَائِمًا كُتِبَ لَهُ مِثْلُ أجْرِ الصَّا ئِمِ لَا يَنْقُصَ مِنْ أجْرِ الصَّائِمِ شَيْئٌ

Artinya: Barangsiapa memberi perbukaan (makanan atau minuman) kepada orang yang berpuasa, maka dia akan mendapat pahala seperti pahala orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang berpuasa tersebut (HR Ahmad).

4. Bulan Bersedekah

Keutamaan lain dari bulan Ramadan adalah bulan yang paling mulia untuk bersedekah. Hal itu diterangkan dalam salah satu hadits riwayat Tirmidzi.

أيُّ الصَّدَقَةِ أفْضَلُ؟ قَالَ صَدَقَةٌ فَيْ رَمَضَانَ

Artinya: Rasulullah SAW pernah ditanya, "Sedekah apakah yang paling mulia?" Beliau menjawab: "Yaitu sedekah di bulan Ramadhan" (HR Tirmidzi).

5. Bulan Penuh Syafaat

Orang-orang yang berpuasa dan membaca Al-Qur'an pada malam Ramadan akan mendapatkan syafaat kelak di hari kiamat. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan kepada Ahmad

Rasulullah SAW bersabda:

اَلصُّيَامُ وَاْلقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ يَقُوْلُ اَلصِّيَامُ أيْ رَبِّ مَنَعْتُهُُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتَ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِى فَيْهِ وَيَقُوْلُ اْلقُرْآنُ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِالَّيْلِ فَشَفِّعْنِي فِيْهِ قَالَ فَيُشَفِّعَانِ

Artinya: Puasa dan Al-Qur'an akan memberikan syafaat seorang hamba pada hari kiamat. Puasa berkata: "Ya Rabbi, aku mencegahnya dari makan dan minum di siang hari" Al-Qur' an juga berkata: "Aku mencegahnya dari tidur di malam hari, maka kami mohon syafaat buat dia." Beliau bersabda: "Maka keduanya dibolehkan memberi syafaat (HR Ahmad).

Itulah penjelasan untuk penulisan kata Ramadan yang benar menurut KBBI. Jangan sampai salah lagi ya, detikers!




(edr/alk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads