Kecelakaan Pesawat Maut Berujung Pendiri Google Digugat

Kecelakaan Pesawat Maut Berujung Pendiri Google Digugat

Tim detikInet - detikSulsel
Rabu, 28 Feb 2024 20:30 WIB
Google co-founder Sergey Brin gestures during a session of the World Economic Forum, on January 19, 2017 in Davos. (Photo by FABRICE COFFRINI / AFP) (Photo by FABRICE COFFRINI/AFP via Getty Images)
Foto: Fabrice Coffrini/AFP/Getty Images
Jakarta -

Salah satu pendiri Google Sergey Brin didugat oleh istri seorang pilot yang meninggal akibat kecelakaan pesawat di Pesisir California, Amerika Serikat. Gugatan terhadap Brin dilayangkan sebagai pemilik pesawat nahas tersebut.

Dilansir detikINET, Lance Maclean sebagai pilot dan Dean Ruchfedlt sebagai co-pilot adalah korban dari kecelakaan maut itu. Pesawat direncanakan akan mengantar Brin, keluarga, dan teman-temannya untuk pindah dari California ke Fiji.

Brin dilaporkan karena dianggap bertanggungjawab atas kecelakaan tersebut. Dia juga dianggap memperlambat usaha evakuasi untuk menghancurkan barang bukti.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pesawat yang diapakai dalam penerbangan itu menjadi salah satu sumber masalah. Viking Air Twin Otter Series 400 membutuhkan sistem tanki bahan bakar agar bisa terbang dan tanki tambahan.

Sementara dalam gugatan disebutkan bahwa sistem tersebut dipasang secara asal-alasan dan tanpa seizin dan pemantauan federal Aviation Administration (FAA). Bahkan disebutkan juga mekanik yang memasang sistem tanki itu hanya berdasarkan ingatannya.

ADVERTISEMENT

Setelah dilakukan penyelidikan lebih lanjut, juga terungkap jika Brin berbohong kepada keluarga korban. Brin sempat mengaku akan membantu evakuasi jasad pilot, namun perwakilan dari Brint Maria Magdalena Olarte, istri Maclean mengatakan evakuasi tersebut tidak bisa dilakukan karena dilarang oleh National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA). Namun NOAA menepis kalau mereka pernah mengeluarkan larangan tersebut.

Selain Brin, pihak-pihak yang turut tergugat dalam kasus ini ialah Bayshore Management (Perusahaan investasi milik keluarga Brin), Google ikut memiliki pesawat tersebut seharga USD 8 juta, dan juga pihak yang terlibat dengan perawatan pesawat dan penjadwalan penerbangan tersebut.




(asm/ata)

Hide Ads