Warga bernama Ketti Patahe awalnya menyampaikan keluhannya terkait biaya pendidikan di Papua. Ketti mengungkap bahwa dua anaknya jarang pergi ke sekolah karena terkendala biaya.
"Anak saya tidak sekolah bapak (hari ini tidak pergi sekolah), biaya mahal bapak," kata Ketti saat bersalaman dengan Anies di Jembatan Puri, Selasa (16/1/2024).
Ketti mengatakan dua anaknya belajar di sekolah negeri namun harus membayar Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) yang mahal. Anak pertamanya yang duduk di bangku SMA harus membayar SPP Rp 200 ribu dan anak keduanya di SMP membayar SPP Rp 150 ribu.
"Saya bayar mereka punya SPP itu sejak mereka masuk sekolah anak yang SMA Rp 200 ribu per bulan nanti yang SMP itu Rp 150 ribu per bulan. Makanya, mereka jarang ke sekolah," katanya.
"Saya harap kalau Pak Anies terpilih bisa lihat saya punya anak-anak, mungkin uang SPP tidak usah bayar," lanjutnya.
Anies pun tampak kaget mendengar keluhan Ketti terkait pendidikan di Papua. Dia menilai masalah pendidikan di Papua cukup fatal sebab masih ada anak-anak yang tidak bersekolah karena biaya yang mahal.
"Tadi saya bertemu dengan ibu-ibu yang anak-anaknya ini kan hari sekolah, jam belajar tapi anak-anaknya tidak sekolah. Tadi keluhannya karena biaya mahal. Kenyataannya ada masalah pendidikan yang cukup fatal, bagaimana anak-anak tidak berada di sekolah karena biaya mahal," tuturnya.
"Terus saya tanyakan sekolah swasta atau negeri, dijawab negeri. Ini fenomena yang harus diselesaikan jadi walaupun seringkali kita mengatakan kami puas tapi begitu dicek bagaimana kondisi pendidikan, kesehatan? Jauh dari memuaskan," tambahnya.
Anies menegaskan akan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia khususnya di Papua. Menurutnya, kunci kemajuan Papua adalah meningkatkan sumber daya manusia (SDM), pendidikan hingga kesehatan.
"Kami berkomitmen tentang akses pendidikan yang berkualitas. Artinya, anak-anak bisa sekolah tanpa beban biaya dan mereka bisa belajar sampai tuntas. Itu komitmen kita khususnya kawasan seperti Papua. Karena kunci kemajuan Papua ada pada peningkatan kualitas SDM, pendidikan dan kesehatannya," tutupnya.
(hsr/sar)