Sholat dhuha merupakan salah satu amalan sunnah yang dianjurkan untuk dilaksanakan. Sesuai namanya, sholat ini dikerjakan di waktu dhuha.
Mengutip laman Nahdlatul Ulama, dijelaskan shalat dhuha boleh dilakukan empat rakaat dengan sekali salam. Namun yang paling utama adalah dua rakaat-dua rakaat salam.
Nah, berikut ini tata cara sholat dhuha 4 rakaat lengkap dengan bacaan niat hingga doa yang dapat dibaca setelahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Simak yuk!
Tata Cara Sholat Dhuha 4 Rakaat
Sholat dhuha dapat dilakukan sebanyak dua rakaat, 4 rakaat, atau bahkan lebih dengan kelipatan dua. Bagi detikers yang ingin menjalankannya bisa mengikuti tata cara berikut ini sebagaimana yang dikutip dari detikHikmah:
- Membaca niat sholat dhuha 4 rakaat dengan niat 2 rakaat pertama
- Takbiratul ihram
- Membaca doa iftitah
- Membaca surat Al Fatihah
- Dilanjutkan membaca surat pendek, seperti surat Ad Dhuha
- Rukuk
- I'tidal
- Sujud pertama
- Duduk di antara dua sujud
- Sujud kedua
- Mengulangi gerakan seperti pada rakaat pertama
- Membaca surat pendek yang berbeda dengan rakaat pertama, disarankan Asy Syams
- Membaca tasyahud akhir
- Membaca salam untuk mengakhiri sholat dhuha 2 rakaat pertama
- Kemudian bangun kembali untuk melaksanakan sholat dhuha 2 rakaat selanjutnya dengan niat dan gerakan yang sama seperti sebelumnya.
Niat Sholat Dhuha 4 Rakaat
Adapun niat yang dibaca ketika hendak melaksanakan sholat dhuha 4 rakaat yaitu sama dengan niat sholat dhuha 2 rakaat dengan dua kali salam. Artinya sholat dhuha 4 rakaat ini dikerjakan dalam dua kali dua rakaat.
Berikut ini bacaan niat sholat dhuha sebagaimana dilansir dari laman Nahdlatul Ulama:
اُصَلِّى سُنَّةَ الضَّحٰى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً ِللهِ تَعَالَى
Arab Latin: Usholli sunnatadh dhuha rak'ataini mustaqbilal qiblati adaan lillahi ta'ala
Artinya: "Aku menyengaja sholat sunnah dhuha dua rakaat dengan menghadap kiblat karena Allah SWT."
Doa Setelah Sholat Dhuha
Setelah mengucap salam atau selesai seluruh rangkaian sholat dhuha, dapat dilanjutkan dengan membaca doa. Berikut ini bacaan doa setelah sholat dhuha:
Doa Pertama
َللّٰهُمَّ إِنَّ الضَّحَآءَ ضَحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَــالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللّٰهُمَّ إِنْ كَانَ رِزْقِيْ فِي السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ، وَإِنْ كَانَ فِي الْأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ، وَإِنْ كَانَ مُعْسَرًا فَيَسِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ، بِحَقِّ ضَحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِيْ مَآ أَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
Arab Latin: Allâhumma innad dlahâ'a dlahâ'uka, wal bahâ'a bahâ'uka, wal jamâla jamâluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ishmata ishmatuka. Allâhuma in kâna rizqî fis samâ'i fa anzilhu, wa inkâna fil ardhi fa akhrijhu, wa inkâna mu'siran (mu'assaran) fa yassirhu, wa in kâna harâman fa thahhirhu, wa inkâna ba'îdan fa qarribhu, bi haqqi dlahâ'ika wa bahâ'ika wa jamâlika wa quwwatika wa qudratika, âtinî mâ atayta 'ibâdakas shâlihîn.
Artinya: "Wahai Tuhanku, sungguh dhuha ini adalah dhuha-Mu, keagungan ini adalah keagungan-Mu, keindahan ini adalah keindahan-Mu, kekuatan ini adalah kekuatan-Mu, dan penjagaan ini adalah penjagaan-Mu. Wahai Tuhanku, jika rejekiku berada di atas langit, maka turunkanlah; jika berada di dalam bumi, maka keluarkanlah; jika dipersulit, mudahkanlah; jika (tercampur tanpa sengaja dengan yang) haram, sucikanlah; jika jauh, dekatkanlah; dengan hak dhuha, keelokan, keindahan, kekuatan, dan kekuasaan-Mu, datangkanlah kepadaku apa yang Engkau datangkan kepada para hamba-Mu yang saleh."
Doa Kedua
اَللّٰهُمَّ بِكَ أُصَاوِلُ وَبِكَ أُحَاوِلُ وَبِكُ أُقَاتِلُ
Arab Latin: Allâhumma bika ushâwilu, wa bika uhâwilu, wa bika uqâtilu.
Artinya: "Dengan-Mu, aku menerjang. Dengan-Mu, aku berupaya. Dengan-Mu, aku berjuang."
Doa Ketiga
Dia ketiga ini dibaca sebanyak 40 atau 100 kali. Berikut ini lafal bacaannya:
رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
Arab Latin: Rabbighfir lî, warhamnî, wa tub 'alayya, innaka antat tawwâbur rahîm.
Artinya: "Tuhanku, ampunilah aku. Kasihanilah aku. Terimalah tobatku. Sungguh, Engkau Maha Penerima Tobat dan Maha Penyayang." (Ad-Dimyathi, Hâsyiyyah I'ânatut Thâlibîn, juz I, halaman 255)
Keutamaan Sholat Dhuha
Masih mengutip dari laman NU Online, sholat dhuha termasuk salah satu amalan sunnah yang memiliki banyak keutamaan. Di antara keutamaannya adalah sebagai berikut:
1. Menjadi Sedekah Semua Tulang Manusia
Hal ini sebagaimana diterangkan dalam hadits riwayat Muslim berikut:
عَنْ أَبِى ذَرٍّ عَنِ النَّبِىِّ ﷺ أَنَّهُ قَالَ: يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ. فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ، وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ، وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ، وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى. (رواه مسلم)
Artinya: "Diriwayatkan dari Abu Dzar radliyallahu 'anh, dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda: 'Ada sedekah (yang hendaknya dilakukan) atas seluruh tulang salah seorang dari kalian. Karena itu setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, amar ma'ruf adalah sedekah, nahi munkar adalah sedekah, dan dua rakaat shalat Dhuha mencukupi semuanya itu'," (HR Muslim).
2. Menjadi Shalat Kaum Awwâbîn
Keutamaan selanjutnya dari mengerjakan sholat dhuha adalah menjadi sholat bagi orang-orang yang pulang (bertaubat) kepada Allah ta'ala. Sebagaimana diterangkan dalam hadits berikut:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: لَا يُحَافِظُ عَلَى صَلَاةِ الضُّحَى إِلَّا أَوَّابٌ. قَالَ: وَهِيَ صَلَاةُ الْأَوَّابِينَ. (رواه الحاكم وقال: هذا حديث صحيح على شرط مسلم)
Artinya: "Diriwayatkan dari Abu Hurairah radliyallahu 'anh, ia berkata: 'Rasulullah SAW bersabda: 'Tidak ada yang menjaga shalat Dhuha kecuali orang yang kembali kepada Allah dengan bertaubat.' Rasulullah SAW bersabda: 'Shalat Dhuha adalah shalat orang-orang yang kembali kepada Allah dengan bertaubat'," (HR al-Hakim dan ia berkata: "Ini hadits shahih sesuai syarat Imam Muslim).
3. Setiap Rakaatnya Memiliki Keutamaan Khusus
Selain memiliki keutamaan secara umum, setiap rakaat sholat dhuha yang dikerjakan juga memiliki keutamaannya masing-masing. Keutamaan tersebut sebagaimana dijelaskan dalam riwayat berikut:
عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ عُبَيْدِ اللهِ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: لَقِيتُ أَبَا ذَرٍّ، فَقُلْتُ: يَا عَمُّ اقْبِسْنِى خَيْرًا. فَقَالَ: سَأَلْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ كَمَا سَأَلْتَنِي فَقَالَ: إِنْ صَلَّيْتَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لَمْ تُكْتَبْ مِنَ الْغَافِلِينَ، وَإِنْ صَلَّيْتَهَا أَرْبَعًا كُتِبْتَ مِنَ الْمُحْسِنِينَ، وَإِنْ صَلَّيْتَهَا سِتًّا كُتِبْتَ مِنَ الْقَانِتِينَ، وَإِنْ صَلَّيْتَهَا ثَمَانِيًا كُتِبْتَ مِنَ الْفَائِزِينَ، وَإِنْ صَلَّيْتَهَا عَشْرًا لَمْ يُكْتَبْ لَكَ ذَلِكَ الْيَوْمَ ذَنْبٌ، وَإِنْ صَلَّيْتَهَا ثِنْتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً بَنَى اللهِ لَكَ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ. ( رواه البيهقي)
Artinya: "Diriwayatkan dari Ismail bin Ubaidillah, dari Abdullah bin Amr, ia berkata: 'Aku bertemu dengan Abu Dzar radliyallahu 'anh, lalu berkata: 'Wahai Paman, beritahukanlah diriku pada suatu kebaikan.' Lalu ia menjawab: 'Aku bertanya kepada Rasulullah SAW sebagaimana Kamu bertanya kepadaku. Lalu beliau bersabda: 'Bila Kamu shalat Dhuha dua rakaat maka tidak akan dicatat sebagai bagian dari kaum yang lalai; bila Kamu shalat Dhuha empat rakaat maka akan dicatat sebagai bagian dari kaum yang berbuat baik; bila Kamu shalat Dhuha enam rakaat maka akan dicatat sebagai bagian dari kaum yang taat; bila Kamu shalat Dhuha delapan rakaat maka akan dicatat sebagai bagian dari kaum yang beruntung; bila Kamu shalat Dhuha 10 rakaat maka pada hari itu tidak akan dicatatkan dosa bagimu; dan bila Kamu shalat Dhuha 12 rakaat maka akan dibangunkan untukmu sebuah rumah di surga'," (HR al-Baihaqi).
Ketentuan Waktu Utama Sholat Dhuha
Waktu shalat Dhuha sebenarnya adalah mulai matahari terbit seukuran satu tombak sampai waktu zawâl (sebelum masuk zuhur). Namun, waktu yang lebih utama yaitu ketika terik matahari telah terasa panas.
Dalam fiqih diistilahkan dengan rumus: 'setelah melewati seperempat siang' (dihitung dari awal subuh). Kira-kira mulai sekitar jam 9 pagi. Imam Muslim meriwayatkan:
عَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ رضي اللهُ عنه: أَنَّهُ رَأَى قَوْمًا يُصَلُّونَ مِنَ الضُّحَى، فَقَالَ: أَمَا لَقَدْ عَلِمُوا أَنَّ الصَّلاَةَ في غَيْرِ هذِهِ السَّاعَةِ أَفْضَلُ؟ إِنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: صَلاَةُ الأَوَّابِينَ حِيْنَ تَرْمَضُ الْفِصَالُ (رواه مسلم)
Artinya: "Diriwayatkan dari Zaid bin Arqam radliyallahu 'anh, sungguh ia pernah melihat segolongan orang melakukan shalat Dhuha, lalu ia berkata: 'Tidakkah kalian tahu, bahwa shalat dalam waktu ini lebih utama? Sungguh Rasulullah ﷺ bersabda: 'Shalat kaum awwâbîn (shalat Dhuha) adalah saat kaki anak-anak unta merasakan panasnya bumi karena terik matahari'." (HR Muslim; lihat Abu Zakariya Yahya bin Syaraf an-Nawawi, Syarhun Nawawi 'alâ Shahîh Muslim, [Bairut, Dâr Ihyâ'it Turâtsil 'Arabi, 1292 H], juz VI: 30)
Nah, demikianlah ulasan mengenai tata cara sholat dhuha 4 rakaat lengkap dengan bacaan niat hingga doa yang dapat dibaca setelahnya. Semoga bermanfaat dan dapat diamalkan ya, detikers!
(urw/urw)