Ledakan tungku smelter milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng) menewaskan 16 orang pekerja. Salah satu pekerja yang tewas ialah pemuda asal Polewali Mandar (Polman) bernama Irfan Bukhari (26).
Almarhum Irfan dikenal sebagai sosok yang ramah dan suka membantu sesama. Di mata keluarga, Irfan juga dikenal sebagai orang yang sabar.
"Ini anak bagus, baik, sabar juga. Boleh dikata memang dikenal orang bagus. Apalagi dia suka membantu," kata kakek korban, Jamaluddin kepada wartawan, Selasa (26/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Irfan Bukhari merupakan warga Dusun Silopo, Desa Mirring, Kecamatan Binuang. Dia merupakan anak sulung dari tiga bersaudara pasangan Bukhari dan Nawiah.
Irfan meninggal dunia setelah sempat menjalani perawatan di RSUD Bungku Morowali pada Senin (25/12) sekitar pukul 16.45 Wita. Irfan menderita luka bakar di sekujur tubuhnya.
Jenazah Irfan baru tiba di kampung halamannya pada pukul 08.00 Wita, pagi tadi. Rencananya, jenazah Irfan akan dikebumikan siang ini di TPU Silopo, Desa Mirring.
Menurut Jamaluddin, Irfan sudah lebih setahun bekerja di Morowali. Dia merantau ke Morowali bersama sejumlah pemuda di desanya.
"Sudah lebih setahun kerja di sana. Memang anak-anak di sini banyak kerja di Morowali, tapi terpisah-pisah tempatnya," ujarnya.
Dia mengatakan kepergian Irfan membuat keluarga merasa sangat terpukul. Irfan merupakan salah satu tulang punggung dalam keluarganya.
"Memang kita sangat terpukul, apalagi dia memang salah satu tulang punggung keluarganya. Bapaknya tidak bekerja karena lagi sakit," ungkap Jamaluddin.
Jamaluddin mengaku mengetahui musibah yang menimpa Irfan dari video yang beredar di media sosial. Dia menyebut jika bulan November lalu Irfan masih sempat pulang kampung.
"Kita tau dari video, setelah dicek ternyata betul dia (Irfan) juga menjadi salah satu korban. Bulan lalu dia masih sempat pulang kampung, ada sekitar seminggu di sini," tuturnya.
Meski pasrah atas musibah yang menimpa Irfan, pihak keluarga berharap pihak perusahaan memberikan perhatian untuk membantu meringankan beban keluarga yang ditinggalkan.
"Kalau bagi kita dari keluarga, mudah-mudahan ada bantuan dari sana, perusahaan tempat bekerja yang kita inginkan. Walaupun macam mana karena lagi bekerja," kata Jamaluddin.
Untuk diketahui, ledakan tungku smelter di PT ITSS awalnya menewaskan 13 orang pekerja dan 46 orang lainnya luka ringan hingga berat. Belakangan pihak kepolisian merilis ada tiga korban yang meninggal saat menjalani perawatan.
Dua di antaranya merupakan tenaga kerja asing (TKA) asal China. Sementara satu lainnya pekerja asal Polewali Mandar yakni Irfan Bukhari.
"TKA 2 (yang meninggal). Iya (satu pekerja Indonesia asal Sulbar)"terangnya.
(hmw/ata)