Perlunya Melibatkan Masyarakat Dalam Penanggulangan Banjir di Jeneponto

Perlunya Melibatkan Masyarakat Dalam Penanggulangan Banjir di Jeneponto

Hafis Hamdan - detikSulsel
Minggu, 24 Des 2023 19:35 WIB
Evakuasi warga terdampak banjir bandang di Bantaeng dan Jeneponto, Sulawesi Selatan (dok. Basarnas).
Foto: Evakuasi warga terdampak banjir bandang di Bantaeng dan Jeneponto, Sulawesi Selatan pada 2021 silam. (Dokumen Basarnas).
Makassar -

Akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) Alaudddin Makassar Ibnu Hajar Yusuf mengatakan perlunya untuk melibatkan masyarakat dalam penanggulangan bencana banjir di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel). Dia menilai upaya ini perlu didahului dengan edukasi kepada masyarakat yang kompleks dan simultan.

Hal itu ia sampaikan dalam Seminar Hasil Program Doktor-nya di Gedung Pasca Sarjana Universitas Negeri Makassar (UNM) Selasa (12/12/2023). Hajar mengangkat judul disertasi 'Konstruksi Sosial Penanggulangan Bencana Alam di Kabupaten Jeneponto'.

"Dalam rangka menanggulangi bencana banjir di Kabupaten Jeneponto, perlu adanya upaya pencegahan, diantaranya memberikan edukasi kepada masyarakat, simulasi dan pelatihan pencegahan bencana banjir, melakukan tata kelola lahan dan pengosongan lahan tempat aktivitas masyarakat hingga mitigasi bencana," kata Hajar di hadapan tim promotor dan penguji.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hajar menjelaskan terjadinya banjir di Jeneponto karena dominasi manusia terhadap alam. Hal itu, kata dia, searah dengan teori sosial ekologi yang merupakan kritik terhadap struktur sosial hierarki dan eksploitasi manusia terhadap lingkungan alamiah.

"Sumber utama terjadinya banjir di Kabupaten Jeneponto akibat dominasi manusia terhadap alam dan antar manusia," ujarnya.

ADVERTISEMENT
Akademisi UIN Alauddin Makassar Ibnu Hadjar Yusuf. Dokumen IstimewaAkademisi UIN Alauddin Makassar Ibnu Hadjar Yusuf. Dokumen Istimewa

Lebih jauh, calon Doktor Jurusan Ilmu Sosiologi UNM ini kemudian membagi tiga teori Konstruksi Sosial Penanggulangan Bencana Alam di Kabupaten Jeneponto, yaitu teori sosial ekologi, teori risiko sosial dan teori keterlibatan masyarakat.

"Pertama teori sosial ekologi, teori ini dikembangkan Murray Bookchim sebagai kritik terhadap struktur sosial hierarkis dan eksploitasi manusia terhadap lingkungan alamiah, kemudian teori risiko sosial mencakup pemahaman bahwa persepsi dan pengelolaan risiko bencana tidak hanya bersifat teknis, tetapi terbentuk oleh budaya. Teori ini dikembangkan Ulrich Beck sosiolog Jerman," ucapnya.

"Terakhir teori keterlibatan masyarakat, dalam konteks ini partisipasi masyarakat dianggap sebagai faktor kunci dalam membentuk konstruksi sosial terkait dengan penanggulangan bencana. Teori ini dikembangkan Arstein dengan konsepnya Tangga Partisipasi," sambungnya.

Selain itu, dari tiga hasil penelitian tersebut disebutkan peran aktor pendukung penanganan banjir. Seperti faktor penunjang dalam sistem sosial, dan model penanggulangan bencana dari konstruksi sosial masyarakat.

Ia menjelaskan aktor pendukung penanganan banjir harus memahami dan memperhatikan aspek sosial, ekonomi dan ekologi. Mereka ialah orang-orang yang diharap berperan dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pelestarian lingkungan, membangun kesadaran tentang tindakan preventif dan mempromosikan upaya berkelanjutan untuk menghadapi banjir.

"Kemudian, faktor penunjang dalam sistem sosial penanggulangan banjir merujuk pada partisipasi masyarakat. Manajemen banjir berbasis mitigasi dinilai masih kurang maksimal. Beberapa titik lokasi masih kurang pencegahan. Pemerintah lebih fokus pada pasca bencana. Sementara sistem sosial melibatkan berbagai pihak, masyarakat, pemerintah dan organisasi non pemerintah," jelasnya.

Sementara itu, Hajar melanjutkan pada model penanggulangan bencana dari konstruksi sosial masyarakat berupa persepsi resiko yang diperoleh dari faktor budaya, pengalaman masa lalu dan informasi lokal.

"Model lainnya dapat dilakukan dengan sistem peringatan sejak awal. Selain itu pentingnya terjalin koordinasi dan komunikasi dengan pemerintah daerah," katanya.

Diketahui, dalam seminar hasil ini disaksikan langsung oleh Ketua Promotor. Prof.Dr.Andi Agustang, M.Si, Sekretaris Promotor, Dr. Firdaus W Suhaeb, M.Si yang bertindak selaku moderator, kemudian Penguji Internal Prof. Dr Hasnawi Haris, M.Hum, Prof. Dr. Syamsu Andi Kamaruddin, M.Si dan Prof. Dr. Hamsu Abdul Gani, M.Pd, serta beberapa mahasiswa UNM




(hmw/ata)

Hide Ads