Tema Natal 2023 Lengkap dengan Pesan Damai dari PGI dan KWI

Tema Natal 2023 Lengkap dengan Pesan Damai dari PGI dan KWI

Syachrul Arsyad - detikSulsel
Sabtu, 23 Des 2023 12:00 WIB
Ilustrasi perayaan Kenaikan Isa Almasih di Gereja
Foto: Ilustrasi pesan Natal. (Pradita Utama/detikcom)
Makassar - Peringatan Natal 2023 menjadi momen istimewa bagi umat nasrani. Dalam perayaannya, ditetapkan tema Natal 2023 yang mengacu dari ayat Alkitab.

Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) telah merilis tema Natal 2023. PGI dan KWI juga menyampaikan pesan Natal 2023.

Tema Natal 2023 tersebut menjadi bagian penting dalam perayaan kelahiran Yesus Kristus. Seperti dikutip dari laman PGI, berikut tema Natal 2023 serta pesan damai Natal untuk umat.

Simak penjelasannya ya, detikers!

Tema Besar Natal PGI 2023

PGI dan KWI menetapkan tema besar Natal tahun 2023, yakni 'Kemuliaan Bagi Allah dan Damai Sejahtera di Bumi'. Tema terinspirasi dari ayat Lukas 2:14 yang berbunyi: "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya".

Tema tersebut menggambarkan Natal sebagai perayaan sukacita karena Allah berkenan menjumpai seluruh ciptaan-Nya dalam peristiwa kelahiran Yesus Kristus. Suka cita itu terungkap dalam nyanyian para malaikat dan bala tentara surga yang tertuang dalam ayat Lukas 2:14.

PGI dan KWI berharap melalui tema Natal 2023 tersebut umat Kristiani diajak memuliakan Allah lewat upaya-upaya baik untuk mewujudkan damai sejahtera di tengah kehidupan keluarga, gereja, masyarakat, dan bangsa. Selain itu berdoa untuk perdamaian di daerah-daerah yang masih terjadi konflik dan kekerasan.

Pesan Natal PGI dan KWI 2023

Tema Natal 2023 ini pun menjadi panduan bagi khotbah-khotbah Natal di seluruh Indonesia, khususnya di bawah naungan PGI dan KWI. Tema ini juga disematkan dalam pesan Natal 2023 yang akan dibacakan pada saat perayaan di gereja-gereja.

Berikut ini pesan Natal bersama PGI dan KWI tahun 2023:

Saudara-Saudari terkasih.

Natal merupakan perayaan sukacita karena Allah berkenan menjumpai seluruh ciptaan-Nya dalam peristiwa kelahiran Yesus Kristus. Sukacita itu terungkap antara lain dalam nyanyian para malaikat dan bala tentara surga: "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi, dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya" (Lk 2:14).

Warta sukacita tentang kelahiran Yesus di kota Betlehem menggembirakan hati para gembala. "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa. Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat yaitu Kristus Tuhan di kota Daud" (Lk 2:10-11). Para gembala adalah pribadi-pribadi sederhana yang memiliki harapan besar kepada Sang Mesias sebagai pembawa damai sejahtera.

Natal mengajak umat beriman untuk masuk dalam karya penyelamatan Allah dan bertemu dengan Sang Juru Selamat agar mengalami damai sejahtera. "Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu di panggil menjadi satu tubuh dan bersyukurlah" (Kol 3:15). Damai sejahtera (shalom) sebagai suasana hidup yang damai, rukun, dan tentram, tidak hanya berkaitan dengan hubungan antara manusia dengan Allah, tetapi juga hubungan antarsesama umat manusia dan antara manusia dengan alam semesta.

Saudara-saudari terkasih

Kelahiran Yesus yang menjadi wujud karya penebusan Allah telah membawa sukacita bagi umat beriman. Kehadiran-Nya telah membarui hidup dan mendorong kita untuk terus berjalan bersama menegakkan Kerajaan Kasih di tengah berbagai perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, dan golongan.

Bersamaan dengan Perayaan Natal ini, kita memasuki masa persiapan Pemilu 2024. Kita sebagai warga bangsa akan memilih para pemimpin dan wakil rakyat. Perhelatan politik itu di samping membawa kegembiraan juga tidak jarang menyisakan dampak negatif seperti konflik dan perpecahan yang berkepanjangan di tengah masyarakat. Oleh karena itu, kita perlu bijaksana dan dewasa dalam menyikapi pilihan politik yang berbeda-beda serta waspada terhadap penyebaran benih-benih kebencian yang dilakukan hanya untuk meraih kemenangan.

Dengan berpegang pada prinsip bahwa Allah harus dimuliakan, maka politik identitas dan politik uang bukan pilihan perjuangan politik umat Kristiani. Kita menolak politik kekuasaan yang menghalalkan segala cara termasuk mengorbankan rakyat dan merendahkan martabat luhur kehidupan.

Semangat Natal menggerakkan umat Kristiani untuk terlibat secara aktif dalam menata kehidupan berbangsa yang lebih bermartabat demi mewujudkan kesejahteraan bersama. Oleh karena itu kita mendukung perjuangan politik yang mengutamakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.

Saudara-saudari terkasih

Tindakan kita untuk memuliakan Allah dilaksanakan bukan hanya dengan membangun hubungan yang harmonis antarumat manusia tetapi juga perlu upaya-upaya untuk menjaga dan merawat alam semesta. Damai sejahtera tidak hanya untuk manusia tetapi juga untuk semua ciptaan dan kita dipanggil untuk turut menghadirkan sukacita bagi semua makhluk.

Terkait dengan hal itu, Perayaan Natal mestinya mendorong kita untuk semakin peduli, kritis, dan berani menolak berbagai bentuk perusakan lingkungan hidup, seperti pemanfaatan sumber daya alam tanpa ada upaya pemulihan, serta pencemaran air, tanah, dan udara yang sangat berbahaya untuk keberlangsungan hidup semua makhluk. Tanggung jawab menjaga lingkungan hidup ini merupakan panggilan dan perutusan dari Allah sendiri untuk semua umat beriman (bdk. Kej 2:15). Kesejahteraan bagi semua makhluk hanya akan terwujud bila alam ciptaanNya selalu terpelihara dan terjamin kelestariannya. Oleh karena itu bumi akan turut bersorak-sorai memuji Allah: "Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorai" (Mz 96:11).

Saudara-saudari terkasih

Di era globalisasi ini, kita juga diajak untuk memuliakan Allah dan mewujudkan damai sejahtera melalui media sosial dengan terus menerus menyebarkan nilai-nilai kebaikan, kebenaran, keadilan, setiakawan, dan tenggang rasa. Hal ini menjadi penting karena keharmonisan hidup bersama dapat hancur oleh berita bohong dan ujaran kebencian yang marak di berbagai media sosial. Kita perlu bijak dalam menerima dan menyebarkan berita.

Para gembala pergi dan menemukan kebenaran warta yang diterima dari malaikat ketika menjumpai bayi Yesus di palungan, lalu mewartakannya kepada yang lain. Natal mengingatkan kita bahwa komunikasi dan perjumpaan di zaman digital ini pun perlu dikelola secara baik agar dapat digunakan sebagai sarana untuk mewartakan Kabar Gembira. Di tengah kemajuan teknologi informasi yang sangat cepat, ramai, dan sibuk, kita tetap membutuhkan waktu hening untuk berjumpa dengan Allah, sehingga komunikasi dan perjumpaan kita dengan sesama dapat mendatangkan sukacita.

Semoga dengan Perayaan Natal kita semua merasakan kasih Allah yang selalu menyertai hidup kita. Allah yang maha kasih itu selalu bersama dengan kita. Imanuel, Allah berserta kita. Ia tidak pernah meninggalkan kita dalam situasi apapun (bdk. Ibr 13:5). Oleh karena itu, mari kita terus memuliakan Allah lewat upaya-upaya baik untuk mewujudkan damai sejahtera di tengah kehidupan keluarga, Gereja, masyarakat, dan bangsa. Secara khusus kita berdoa untuk perdamaian di daerah-daerah yang masih terjadi konflik dan kekerasan.

Demikianlah penjelasan terkait tema besar PGI dan KWI serta pesan Natal tahun 2023. Semoga bermanfaat ya, detikers!


(edr/alk)

Hide Ads