Pakar Politik Unhas Nilai Pertanyaan Gibran Soal SGIE ke Cak Imin Hanya Gimik

Pakar Politik Unhas Nilai Pertanyaan Gibran Soal SGIE ke Cak Imin Hanya Gimik

Sahrul Alim - detikSulsel
Sabtu, 23 Des 2023 09:07 WIB
Calon Wakil Presiden (Cawapres) No Urut 2, Gibran Rakabuming Raka menyampaikan visi dan misinya dalam pembuka debat perdana cawapres 2024. Gibran mengatakan akan memberantas kemiskinan dan melanjutkan pemerataan ekonomi.
Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka. Foto: 20Detik
Makassar -

Pertanyaan Gibran Rakabuming Raka ke Muhaimin Iskandar (Cak Imin) soal SGIE menarik perhatian pada debat Calon Wakil Presiden (Cawapres) di Pilpres 2024 di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, tadi malam. Gibran yang menanyakan bagaimana langkah untuk menaikkan peringkat Indonesia di SGIE dinilai bagian gimik panggung debat.

"Sebenarnya itu gimik panggung yang dimainkan oleh seorang cawapres yang berada pada kelompok milenial yang sangat lengket dengan konteks gagasan yang sifatnya tidak umum," ujar pakar politik dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Andi Lukman Irwan kepada detikSulsel, Jumat (22/12/2023).

Diketahui, pada segmen tanya jawab Gibran mendapat kesempatan bertanya ke Cak Imin terkait posisi Indonesia di State of the Global Islamic Economy (SGIE). SGIE ini ditanyakan Gibran dengan ringkas tanpa menyebut kepanjangan dari singkatan itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Giliran Cak Imin menanggapi pertanyaan itu, mengaku tak paham apa SGIE. Gibran lalu menjelaskan lebih detail bahwa Indonesia sedang fokus mengembangkan ekonomi syariah dan keuangan syariah, sehingga otomatis pemerintah harus mengerti masalah SGIE.

Andi Lukman menilai gimik juga terjadi saat Gibran diberi kesempatan melontarkan pertanyaan ke Mahfud. Yakni saat Gibran menanyakan soal regulasi carbon capture and storage.

ADVERTISEMENT

"Apa yang Gibran tanyakan ke Mahfud dan Muhaimin itu seharusnya disertai dengan narasi umum, harus ada penjelasan dari pertanyaannya soal substansinya apa," ujar Lukman.

Sekretaris Departemen Ilmu Pemerintahan FISIP Unhas ini menyebut pertanyaan itu menggunakan istilah spesifik yang tidak umum apalagi menggunakan singkatan. Lukman menilai pertanyaan itu seharusnya disertai penjelasan agar kandidat yang ditanya tahu substansinya.

"Sebenarnya kita tahu bisa juga Cak Imin menyampaikan substansi dari pertanyaan yang disampaikan, cuma dia terjebak dalam istilah yang tidak lazim," katanya.

"Apalagi dengan pertanyaan di atas panggung disampaikan seperti itu yah memang setiap orang mungkin ada yang pernah dengar tiba-tiba menjadi lupa dan sebagainya," tambah Lukman.

Dia memaklumi jika Cak Imin tak mampu menjawab pertanyaan itu. Lukman menilai sikap Cak Imin yang lugas mengaku tak tahu SGIE tersebut adalah hal wajar.

"Secara fairness apa yang disampaikan Cak Imin adalah sesuatu yang wajar karena beliau ditanya istilah yang spesifik dengan singkatan, padahal secara substansi beliau memahami jika diberi penjelasan apa yang dimaksudkan," ujarnya.

Dia melihat kejujuran Cak Imin itu membuatnya terhindar dari sikap blunder. Pasalnya, akan berakibat fatal jika Cak Imin memaksakan menjawab dan tidak sesuai substansi pertanyaan.

"Saya kira kita bisa melihat itu bagian dari pada kejujuran Cak Imin, karena kalau beliau menjawab sesuatu yang tidak dipahami bisa justru lebih blunder lagi kalau menjawab tidak sesuai substansi pertanyaan," ujarnya.

Namun Lukman menyadari jika pertanyaan gimik Gibran ini akan berdampak pada ramainya percakapan publik pascadebat lantaran Cak Imin tidak langsung menjawab ketika ditanya soal SGIE.

"Karena ini adalah debat yang di dalamnya ada aspek politik makanya pasti menjadi resonansi politik pascadebat melalui percakapan atau meme di media sosial," jelasnya.

Tetapi terlepas dari itu, lanjutnya, apa yang dilakukan Gibran pada debat tadi malam adalah bagian strategi panggung.

"Strategi memunculkan dirinya sebagai kelompok anak muda yang memang memiliki ide yang update terhadap hal baru," pungkasnya.

Sebagai informasi, setelah Gibran Rakabuming Raka membeberkan apa itu SGIE Cak Imin pun sempat menjelaskan solusinya. Cak imin menjelaskan, Indonesia bukan saja merupakan pasar ekonomi syariah, pasar pariwisata halal, dan perbankan syariah, tetapi juga sekaligus negara dengan potensi menjadi pusat ekonomi syariah dunia.

"Memang pertanyaan ini sungguh penting. Yang harus dilakukan pemerintah adalah menyiapkan seluruh perangkat regulasi agar tumbuh kembang seluruh industri halal, termasuk bagaimana membantu sertifikasi secara murah bahkan gratis terutama bagi UMKM kita," kata Cak Imin di panggung debat cawapres dilansir dari detikNews.




(asm/hsr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads