Relawan Ungkap Gibran Bakal Bicara Ketahanan Ekonomi di Debat Cawapres

Relawan Ungkap Gibran Bakal Bicara Ketahanan Ekonomi di Debat Cawapres

Ahmad Nurfajri Syahidallah - detikSulsel
Sabtu, 16 Des 2023 18:30 WIB
Gibran Rakabuming Raka ditemui di Balai Kota Solo, Jumat (15/12/2023).
Foto: Tara Wahyu/detikJateng
Makassar -

Relawan cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka bakal bicara soal ketahanan ekonomi hingga kebijakan hilirisasi di debat cawapres mendatang. Relawan yakin Gibran akan banyak mengulas dan memberi masukan demi perbaikan ekonomi.

"Untuk debat berikut, saya yakin dan percaya kita akan memberi banyak masukan. Bahwa debat berikut kita akan banyak bicara tentang hilirisasi, ketahanan ekonomi, dan lain-lain," ujar Ketua DPD Gugus Tugas Indonesia Raya (Getar) 08 Sulsel Yudiansyah Yosal kepada wartawan di Hotel Four Points Makassar, Sabtu (16/12/2023).

Yosal mengatakan debat capres yang berlangsung pada Selasa (12/12) lalu sudah menunjukkan kualitas masing-masing capres. Dia menilai masyarakat telah melihat mana capres yang betul-betul paham dengan kondisi negeri ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari debat Capres yang pertama, kita sudah dapat lihat arahnya siapa yang paham akan negeri ini. Siapa yang hanya jual program yang kita semua tahu tidak bisa dilakukan. Hanya untuk menyenangkan bangsa kita," ujarnya.

Bagi Yudi, memimpin dan menyelesaikan problem negara ini tidak cukup dengan kepandaian retoris saja. Sebab, ada banyak hal yang perlu diselesaikan dengan bentuk nyata meski tidak lewat suara.

ADVERTISEMENT

"Kita semua tahu, untuk kita bisa memimpin negeri ini tidak cukup dengan pandai berbicara. Seperti ada peribahasa yang bilang tong kosong nyaring bunyinya. Apa artinya itu? Pandai berbicara tidak bisa mengubah negeri kita," paparnya.

Dia lalu menyinggung salah satu capres yang memang pandai mengobral dan merangkai kata. Namun, menurutnya saat ini Indonesia butuh seorang pemimpin yang punya kecakapan di tengah masa krisis peperangan di belahan dunia lainnya seperti Prabowo.

"Kita perlu seorang pemberani. Kita perlu seseorang yang mengerti tentang apa itu ketahanan. Apa itu pertahanan, bahkan. Kalau tidak paham akan hal ini, ini akan menjadi hal yang sangat berbahaya bagi negeri kita. Apalagi kita mendengar perang di negara luar. Tentang Palestina melawan Israel. Ukraina melawan Rusia. Pandai berbicara tidak akan merubah apapun," tuturnya.

Kepandaian merangkai kata ini berbeda dengan pasangan Prabowo-Gibran yang tidak banyak mengumbar dan membangun gimik. Ini terbukti melalui komitmen paslon nomor urut 2 yang memberikan bantuan langsung kepada Palestina yang sedang berada dalam kondisi perang melawan Israel.

"Anda bisa melihat paslon nomor urut 2. Tidak banyak berbicara, langsung menyumbang. Langsung kirim bantuan. Langsung kirim kapal ambulans. Langsung kirim dokter. Itu satu, tentang tata kata," ungkapnya.

Di sisi lain, dia juga turut mengungkit capres yang dianggap murah senyum. Menurutnya, murah senyum itu hal biasa dan tidak cukup untuk memimpin Indonesia di masa mendatang.

"Selanjutnya tentang suka senyum. Senyum itu biasa sekali. Kita semua murah senyum, kita semua suka senyum. Indonesia sangat digemari dengan turis mancanegara karena kita ramah, sopan, dan santun. Kalau 8 dari 10 orang, itu pandai sekali senyum. Misalnya ada orang Barat lewat, hello mister," bebernya.

Sehingga, bagi Yudi, Indonesia sangat perlu presiden dan wakil presiden yang tahu betul memimpin sebuah negara. Salah satunya soal pertahanan ekonomi dan kebijakan hilirisasi yang akan disampaikan Gibran pada debat cawapres Jumat (22/12) nanti.

"Jadi kalau untuk senyum saja, itu sudah biasa di Indonesia. Kita perlu presiden yang tahu tatanan. Yang mengerti apa yang akan kita lakukan," pungkasnya.




(hmw/hsr)

Hide Ads