Christmas Carol Artinya Apa? Ini Penjelasan dan Sejarah Perkembangannya

Christmas Carol Artinya Apa? Ini Penjelasan dan Sejarah Perkembangannya

Evelyn Djuranovik - detikSulsel
Minggu, 17 Des 2023 05:30 WIB
Ilustrasi Natal
Ilustrasi (Foto: Getty Images/SyhinStas)
Makassar -

Menjelang perayaan Natal, biasanya dilakukan beberapa kegiatan, salah satunya adalah Christmas Carol. Lantas, apa arti sebenarnya dari Christmas Carol?

Dalam bahasa Indonesia Christmas Carol memiliki arti kidung Natal. Meskipun bukan perayaan wajib, Christmas Carol umum dilakukan oleh umat Nasrani di berbagai belahan dunia sebagai salah satu rangkaian dari perayaan Natal.

Christmas Carol Artinya Apa?

Dikutip dari laman resmi Gereja Santo Ambrosius, Christmas Caroling bermaksud untuk mewartakan kisah kelahiran Tuhan Yesus Kristus ke dunia. Untuk mewartakannya, dapat dilakukan dengan cara pembacaan kisah Natal diiringi membaca ataupun menyanyikan ayat-ayat Injil yang diselingi lagu-lagu Natal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kegiatan ini dilakukan oleh para penyanyi dengan berjalan keliling dari rumah ke rumah atau di jalanan. Kegiatan ini dapat pula dilakukan sambil membawa lilin.

Di tengah keberagaman, Christmas Carol menjadi alat pemersatu antarumat beriman dengan latar belakang yang berbeda. Christmas Carol menghadirkan suasana kedamaian dan persatuan dalam kehidupan masyarakat.

ADVERTISEMENT

Momen pewartaan ini membawa refleksi bagi diri sendiri mengenai arti Natal. Semakin berkembang keyakinan, semakin muncul kesadaran untuk hidup secara inklusif. Memaknai Natal sebagai penggenapan janji Allah bagi dunia dan segala isinya.

Arti "Carol" dalam Christmas Carol

Berdasarkan New Catholic Encyclopedia yang dikeluarkan oleh the Catholic University of America, Washington DC, 1967, VOL III, p. 130. Berikut arti dari 'Carol":

  1. Lagu-lagu untuk menyertai suatu tarian. -Julian's Dictionary
  2. Lagu-lagu pujian seperti yang dinyanyikan pada waktu Natal -Encyclopedia Britanica
  3. Lagu-lagu dengan dorongan religius, yang sederhana, gembira, populer dan modern -Oxford book of Carols
  4. "Carols" adalah sebuah sajak yang dinyanyikan, disusun atas beberapa stanza, dimulai pada bagian refrain yang kemudian diulangi setelah setiap stanza dinyanyikan. -R.L. Greene dalam The Early English Carols, Oxford 1935

Sejarah dan Perkembangan Christmas Carol

Christmas Carol sebagai salah satu rangkaian perayaan Natal mulai muncul pada abad ke-4 di Roma. Saat itu, lagu Kristen mulai mengalami perubahan ketika menjelang musim dingin. Perubahan lagu Kristen tersebut disusun khusus untuk menyambut Natal.

Pada saat itu, kebanyakan kidung masih dalam bahasa Latin. Seperti Veni Gedemptor Gentium" yang ditulis oleh Ambrosius, Uskup Agung Milan dan merupakan pernyataan tegas doktrin teologis Inkarnasi melawan ajaran Arianisme, Corde Natus Ex Parentis" "Diperanakkan dari Kasih Bapa" oleh penyair Spanyol, serta Prudentius (m. 413) yang masih dinyanyikan di beberapa gereja hingga sekarang.

Memasuki abad ke 9-10, beberapa biarawati mulai memiliki ide untuk melagukan puisi-puisi Natal dengan melody yang lembut serta enak didengar. Beralih ke abad 12, Christmas Carol mulai dinyanyikan dengan beberapa instrumen alat musik agar terkesan lebih menarik.

Christmas Carol diprakarsai oleh St. Fransiskus Asisi pada 1223. Ia adalah orang yang pertama kali menggunakan tunil (sandiwara) dalam pertunjukan kelahiran Yesus "Nativity Plays" di Italia.

Sejak saat itu pertunjukan tunil dan lagu-lagu Natal mulai dikenal di banyak tempat di dunia. Ditahun yang sama, Carol turut disertai dengan litani (kebaktian atau Misa) dan penghormatan kepada Bunda Perawan Maria yang melahirkan Tuhan Yesus, penghormatan kepada Keluarga Kudus (Bunda Maria, Santo Yosef dan Kanak-kanak Yesus) serta para orang kudus pada minggu Natal.

Di abad ke-13, Christmas Carol mulai berkembang pesat. Lagu-lagu aliran Christmas Carol bermunculan, bahkan masing-masing daerah yang dihuni umat Kristen memiliki kidung Natal dalam bahasa mereka sendiri.

Sementara itu, istilah Christmas Carol dalam bahasa Inggris pertama kali muncul pada tahun 1426. Kidung Natal ini merupakan karya John Audelay (John Awdlay), pendeta di Shropshire.

Ia yang membuat daftar 25 "Caroles of Cristemas" atau Kidung Natal zaman Inggris kuno. Kemudian, kidung ini dinyanyikan oleh kelompok-kelompok yang disebut wassailing, yakni pergi dari rumah ke rumah.

Christmas Carol yang dikenal pada saat itu asalnya adalah lagu-lagu daerah untuk merayakan panen dan juga Natal. Tak lama kemudian, kidung-kidung ini mulai dinyanyikan di gereja. Lebih khusus, kidung ini dihubungkan dengan Natal serta bertemakan kelahiran Yesus Kristus.

Sejak reformasi Kristen, Christmas Carol semakin berkembang. Lagu-lagu Christmas Carol semakin banyak diciptakan.

Dikutip dari Jurnal Raden Fatah berjudul Reformasi Protestan dan Perang Agama Perancis, disebutkan Reformasi Protestan adalah sebuah gerakan yang timbul di abad ke-16. Gerakan ini sebagai rangkaian upaya untuk melakukan pembaruan terhadap Gereja Katolik Roma di Eropa Barat.

Christmas Carol di Indonesia

Christmas Carol dirayakan oleh umat Nasrani dari berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Akan tetapi, sejauh ini tidak ada informasi resmi mengenai kapan pertama kali diadakan Christmas Carol di Indonesia.

Namun melansir laman resmi Antara News, Christmas Carol pernah diadakan di Ambon sejak tahun 2012. Christmas Carol ini dilaksanakan dengan melibatkan komunitas agama lainnya.

Hal ini menunjukkan bahwa Christmas Carol dapat mempersatukan umat beriman dari latar belakang yang berbeda.

Nah, itulah informasi mengenai arti dari Christmas Carol lengkap dengan sejarah perkembangannya. Menarik ya?




(urw/urw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads