6 Naskah Drama Natal Berbagai Tema Menarik, Cocok untuk Persembahan

6 Naskah Drama Natal Berbagai Tema Menarik, Cocok untuk Persembahan

Ainul - detikSulsel
Selasa, 12 Des 2023 06:15 WIB
Ilustrasi Natal
Foto: Getty Images/SyhinStas
Makassar -

Persembahan drama merupakan salah satu cara untuk memeriahkan perayaan Natal. Nah, berikut naskah drama Natal yang bisa detikers jadikan referensi.

Memasuki bulan Desember, umat kristiani mulai mempersiapkan berbagai kegiatan untuk merayakan Natal. Terdapat sejumlah acara yang menjadi rangkaian perayaan Natal, mulai dari ibadah, paduan suara, puisi, hingga pementasan drama.

Ada banyak tema drama yang dapat dipilih detikers untuk ditampilkan sebagai persembahan. Jika bingung untuk menyusun naskah, di bawah ini ada 6 naskah drama Natal dengan berbagai tema menarik yang cocok buat persembahan. Yuk disimak!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Naskah Drama Natal 1

Judul: Tuhan Tak Pernah Meninggalkanku
Jumlah Pemain: 6 Orang

Narasi: Kembang adalah anak periang dan pintar menyanyi, dia tinggal bersama neneknya. Orang tuanya bercerai ketika dia masih SMP.

ADVERTISEMENT

Tapi hal itu tidak membuatnya jatuh dan dia sangat rajin ke gereja. Suatu hari di sekolah dia berbincang bersama Evelyn sahabat terbaiknya.

Kembang: Hai Evelyn, gimana pelajaranmu hari ini?

Evelyn: Hai Kembang, pelajaranku hari ini penuh dengan masalah, dari ulangan mendadak,dihukum guru karena tidak kerja pr, dan lain-lain.

Kembang: Makanya kerja pr itu di rumah bukan di sekolah.

Evelyn: Oke santai aja, udah ya Kem aku pulang dulu soalnya ada kerja nih.

Kembang: Oke,emang kamu kerja apa Lyn?

Evelyn: Aku kerja di rumah makan tetanggaku, oh iya Kem, kamu mau ikut kerja nggak, soalnya kemarin ada pelayan yg baru keluar.

Kembang: Wah boleh tuh lyn, aku mau.

Evelyn: Oke ayo ikut bareng aku.

Narasi: Setelah kembang bertemu dengan pemilik rumah makan, Kembang pun di terima bekerja di tempat tersebut. Tetapi tanpa disadari pertemuan itu adalah pertemuan terakhir dengan Evelyn.

Evelyn: Gimana kem kamu senang nggak? Mulai besok kita bisa kerja bareng.

Kembang: Iya nih aku senang banget, thanks bangett ya Lyn (sambil memeluk sahabatnya).

Evelyn: Oke kalau gitu aku pulang duluan ya.

Kembang: Oke bye Lyn.

Narasi: Sesaat berpisah dengan Kembang, Evelyn menyebrangi jalan besar sambil melamun. Saat sadar dari lamunannya sebuah truk besar yg dari tadi membunyikan klakson itu berusaha mengerem.

Tapi semua telah terlambat truk tersebut menabraknya dengan keras dan membuatny meninggal di tempat tersebut. Kembang yang mengetahui hal tersebut langsung menuju ke rumah sakit tempat cindy berada. Kembang kemudian tiba di rumah sakit.

Kembang: Pak dokter! Dimana cindy berada (dengan suara yang sedikit berat karena menahan tangis).

Pak dokter: Maaf apa kamu temannya?, nyawa Evelyn sudah tidak tertolong lagi, dia mengalami patah tulang di beberapa tempat serta pendarahan yang berat.

Narasi:Kembang yang mendengar hal itu langsung tersungkur dan menangis. Beberapa hari setelah kejadian itu, Kembang mulai suka menyendiri,dia juga melupakan ibadah bahkan Tuhan dalam hidupnya.

Keesokan harinya dia kembali ke sekolah dengan lesu,dia bahkan mulai dijauhi teman-temannya karena kecuekannya. Kemudian ada beberapa teman Kembang datang ke kelas.

Tari: Kem kamu jangan kayak gini terus lah, hidup kan wajar ada pertemuan ada perpisahan.

Meisya: Betul tuh Kem, kalau kamu kayak gini terus entar ranking kamu aku ambil, kamu mau?

Kembang:.........................

Narasi: Kembang terus terdiam tanpa menjawab perkataan dari teman-temannya. Keesokan harinya kembali bolos dari sekolah.

Dia menyusuri kota sendirian sampai dia berhenti di tempat spesial yang membuatnya ingat akan masa lalunya.

Tempat itu adalah gereja. Kembang kemudian kembali ke rumahnya. Saat di rumah Kembang berdoa kepada Tuhan.

Kembang: Ya Tuhan mengapa Engkau memberikan cobaan yang sangat berat padaku, bukan hanya orang tuaku, bahkan sahabatku juga Engkau ambil. Untuk apa aku hidup sekarang ini. Kenapa kenapa bukan diriku yang Engkau ambil, kenapa harus orang tuaku, kenapa harus sahabatku, ya Tuhan ku mohon berikanlah aku jalan keluar dalam hidupku ini, aku tidak sanggup lagi Tuhan(sambil menangis). Ya Tuhan aku yakin Engkau selalu punya rencana indah dalam hidupku. Engkau tak pernah meninggalkan aku. Bantu aku ya Bapa, inilah doaku, aku percaya akan kuasa Mu, Amin.

Narasi: Keesokan harinya Kembang memutuskan untuk tidak masuk sekolah lagi. Diaa kembali menyusuri pinggir kota.

Saat mulai lelah, dia kemudian duduk di sebuah kursi panjang di pinggir jalan. Tanpa disadari dia mulai menyanyikan lagu-lagu rohani.

Nyanyian tersebut didengarkan oleh seseorang yang sedang menunggu mobilnya yang bocor. Rupanya orang tersebut merupakan produser.

Pak Produser: Hai nak, suaramu bagus sekali.

Kembang: (Sambil terkejut) Hmmmm terima kasih pak.

Pak Produser: Nama kamu siapa? Dimana kamu tinggal? Umurmu berapa?

Kembang: Nama saya Kembang pak. Saya tinggal di Jalan Suka Indah Nomor 1. Umur saya 17 tahun pak.

Pak produser: Kamu mau coba bergabung dengan band musik Rohani di perusahaan saya?

Kembang: Hmmm emang bener tuh pak,bapak serius?

Pak produser: Ya betul dong dong,masa bapak bohong.

Narasi: Kembang lalu menerima tawaran tersebut. Hari demi hari dia sudah menjadi vokalis di band Rohani yang cukup terkenal.

Dia juga mendapat hasil yang lumayan dari kerjanya sehingga mampu membiayai sekolah nya serta kebutuhannya dan neneknya. Suatu hari dia pergi ke perusahaan produser yang mengajaknya bergabung itu.

Kembang: Terima kasih pak. Berkat bapak saya dapat memulai kehidupan baru dalam hidup saya. Saya juga telah aktif lagi dalam pelayanan di gereja. Terima kasih banyak pak.

Pak produser: Jangan berterima kasih padaku Kem, berterima kasihlah pada Tuhan. Karena Tuhan telah menunjuk saya untuk mengangkatmu bekerja di perusahaan saya.

Kembang: Iya pak. Saya pulang dulu pak, saya ingin berterima kasih kepada Tuhan Yesus yang yang selalu ada untuk saya dan tak pernah meninggalkan saya.

Pak produser: Oke baik vin, hati-hati ya.

Narasi: Saat sampai di rumah, Kembang langsung menuju ke kamarnya.

Kembang: Tuhan,aku sadar Engkau tak pernah meninggalkan aku. Engkau selalu menggandeng tangan ku saat melalui cobaan di hidupku. Engkau selalu mempunyai rencana yang indah di hidupku, kasihMu sungguh indah Tuhan. Terima kasih Tuhan,aku cinta padaMu selalu, Amin.

Naskah Drama Natal 2

Judul: Apakah Hidup Ini Adil?
Jumlah Pemain: 13 Orang

Narasi : Hai penonton, kami berempat adalah teman dekat sejak dulu, suka duka sudah pasti pernah kami lalui bersama, tapi apakah persahabatan kami akan tetap bertahan?

Tiara: Eh ga terasa ya kita berteman udah lama banget.

Tasya: Iya ya, dari kecil kita udah deket dan bahkan bertahan sampai sekarang.

Ela: Semoga kita tetap dekat seperti sekarang ya.

Fabie: Tentu dong, karena tanpa kalian aku hanyalah butiran debu hihi.

Tiara: Berpelukan (para pemain berpelukan).

(Muncul Andrew dan Richard)

Andrew: Eh teletubbies, ya elah berpelukan mulu.

Richard: Iya, ajak-ajak aku bisa kali.

Tiara, Tasya, Ela, dan Fabie : Wooo maunya.

Ela: Tumben kalian jam segini udah datang ?

Andrew: Yoi, emang kalian belum tau berita penting?

Tasya: Hah? Berita apaan?

Richard: Nih dengerin ya teletubbies. Kita itu bakalan kedatangan temen cewe baru.

Fabie: Terus hubungannya sama kalian datang cepat apa ?

Andrew: Katanya itu cewe cantik banget, anak gaul, orang kaya pula. Bakalan jadi target gue bro.

Richard: Eh itu deh kayaknya orangnya.

Nika: Permisi, boleh aku gabung ?

Andrew dan Richard: Oh boleh banget, mari gabung.

Nika: Halo salam kenal, aku Nika (jabat tangan para pemain satu persatu).

Fabie: Kamu asalnya dari mana ?

Nika: Aku asalnya dari Surabaya.

Andrew: Hah surga? Ya ampun pantesan cantik banget.

Semua : Surabaya woy.

Tasya : Tadinya gereja apa Ka?

Nika : Aku dari (perkataan terpotong).

Richard : (Nyanyi) Tak ku pandang dari gereja mana, asal kau berdiri atas firman-Nya, kalau hatimu seperti hatiku, kau lah saudara dan saudariku (gaya genit).

Semua : Modus woy modus.

Richard: Ini namanya usaha coy.

Ela: Ya udah yuk kita masuk.

(Semua pemain meninggalkan panggung)

Narasi: Nika pun bergabung bersama teman-teman barunya. 1 bulan kemudian.

(Ela dan Tiara duduk berdua berbincang-bincang)

Ela: Udah lama ya kita ga kumpul ber-4 lagi.

Tiara: Iya ya, padahal baru sebulan tapi seperti sudah lama banget.

Ela: Sekarang Tasya dan Fabie kalau diajak kumpul ga bisa terus.

(Muncul Joseph dan Elkan)

Joseph: Eh kalian berdua aja kaya ban motor.

Tiara: Berdua? Kita bertiga kali.

Elkan: Hah? Satu lagi siapa ?

Tiara: Tuhan Yesus, hehe.

Elkan: Yaelah kirain.

Joseph: Tumben akhir-akhir ini kalian cuma berdua, biasanya berempat.

Ela: Enggak kok, kemaren-kemaren kita berempat ya Ti?

Tiara: Hehe iya.

(Muncul Tasya, Fabie dan Nika)

Elkan: Nah tuh Tasya sama Fabie, eh kok tumben bareng Nika?

Nika: Hai kalian!

Tasya: Hay Ela, Tiara, lama ga ketemu.

Joseph: Lho tadi katanya baru kemarin kalian kumpul?

Fabie: Hah? Mana ada, kita tuh sebulan ini jalan-jalan terus, shopping-shopping, kalau ngajak mereka, apalagi Ela, yah mana sanggup dia ikutin kita.

Tiara: Kok kamu ngomongnya gitu?

Nika: Lho fakta kan? Emang kalian sanggup ikuti cara hidup kita yang baru ?

Tasya: Ya jelas enggak lah. Oh iya, maaf ya kalau kita susah buat diajak kumpul berempat, tunggu ada waktu luang deh.

Elkan: Cewek aneh.

Fabie: Eh Elkan lo diem ya, ga usah ikut campur.

Tiara: Tasya, Fabie, kok kalian jadi gini sih? Inget kita itu sahabat, seharusnya saling mengasihi bukan menghakimi.

Tasya : Oh iya kita dulu sahabat, tapi sekarang kita menemukan sahabat yang sebenarnya, bukan kalian.

Nika: Ya udah yuk kita jalan, keburu hujan nih. Jo, ikut kita yuk?

Joseph: Ga usah makasih.

Nika: Iih ayo dong Jo, mau ya?

Elkan: Yee ko maksa sih.

Fabie: Yuu aah, kita duluan ya guys, bye.

(Tasya, Fabie dan Nika meninggalkan panggung)

Tiara: La, ga usah masukin ke hati ya, mungkin dia cuma bercanda.

Joseph: Iya, cuekin ajalah La, kan masih ada aku? Hehe.

Ela: Pulang yuk, aku pengen istirahat.

Tiara: Ya udah yuk, tapi jangan sedih gitu dong La.

(Para pemain meninggalkan panggung)

Narasi : Benar kata mama penonton, jangan pernah kita merasa sendirian, karena kita punya satu sahabat sejati yang selalu ada untuk kita yaitu Tuhan Yesus Kristus.

(Di gereja berkumpul seluruh anak muda dan kemudian datang Bapak Pendeta)

Pendeta: Sudah kumpul semua anak mudanya? Hari ini bapa mau pilih salah satu dari kalian untuk menjadi Ketua Panitia Natal Pemuda.

Andika : Sudah pak.

Pendeta: Kalau begitu mari duduk biar kita rundingkan.

(Pemain duduk membentuk setengah lingkaran)

Pendeta : Setelah bapa melihat kinerja dari setiap kalian, bapa putuskan untuk ketua adalah Joseph, Wakil Ketua Ela, Sekretaris Tasya dan Andrew, Bendahara Tiara dan Elkan, untuk seksi bidang lainnya bapa serahkan sama kalian, gimana setuju dengan pilihan bapak?

Richard: Oh bapak yang pilihkan pak? kirain mau sekalian dipilihkan sama DPR pak hehe.

Nika: Lho kok aku ga masuk pak?

Pendeta : Kamu kan baru disini, jadi bapak belum liat kinerjamu, kamu mungkin bisa di bagian seksi bidang.

Andrew: Makanya jangan seksi-seksi, jadinya masuk seksi bidang kan haha

Tasya: Ga bisa gitu dong pak, dia ini dulu ketua anak muda. Dia ini berpengalaman banget waktu di kotanya pak.

Fabie: Iya betul itu pak.

Nika: Pak, masa Ela jadi wakil ketua, bareng Jo pula. Biasanya ya pak kalau di sinetron-sinetron tuh, yang keren ya sama yang keren lagi, yang kaya ya sama yang kaya lagi. Masa ini Jo digabungkan sama si upik abu, iyuh ga banget deh.

Joseph : Nika dijaga ya omongannya.

Nika: Tapi kan Jo.

Joseph: Tapi sayangnya, Tuhan tak pernah menilai dari itu semua Nika.

Joseph, Ela, Tiara: (Nyanyi Bapa Selidiki Hatiku)

Terserah apa kata dunia

Takkan goyahkan cintaku PadaMu

Tak peduli kata dunia

Takkan goyahkan imanku PadaMu

Dunia boleh berkata tidak

Tapi kan kukatakan ya untukMu

Karna satu hal yang kutau

Karna satu hal yang kupercaya

Bapaku tak melihat rupa

Tak memandang harta

Dan semua yang tlah kupunya

Yang Dia ingin tau isi hatiku

Bapa Selidiki hatiku

Narasi: Kemudian datang Mama Ela, Bapa dan Ibu Nika. Bapa dan Ibu Nika berpenampilan orang yang kurang mampu.

Mama Ela: Shalom, permisi pak.

Pendeta: Shalom, ada yang bisa saya bantu bu?

Mama Ela: Ini pak, saya kesini bersama bapa dan ibu yang mau mendaftar jadi jemaat baru yang kemarin sempat saya ceritakan pada bapa. Kebetulan baru bisa datang sekarang. Sebulan ini mengurus surat-surat pindahannya

Narasi: Nika tampak berusaha menyembunyikan wajah agar tidak terlihat orang tuanya.

Pendeta: Oh iya mari Pak, Bu. Nah anak-anak ini bapak dan ibu yang akan mendaftar menjadi anggota jemaat baru, kalian lanjut ya bapak mau urus yang lain dulu.

Ibu Nika: Lho pak, ko anak kita ada disini. Nak kok kamu disini?

Semua: Hah? Nak? ekspresi kaget

Pendeta: Lho ini anak bapak?

Bapak Nika: Iya pa, tapi kemarin dia izin untuk berbeda gereja dengan kami, karena dia memaksa ya kami ijinkan yang pentingkan dia ibadah.

Ibu Nika: Tapi kok kamu di gereja ini juga nak? Kenapa nggak bareng sama papa mama aja kesininya.

Tasya dan Fabie: Apa? Lho katanya anak orang kaya?

Tasya : Lo nipu kita ya?

Nika: (Hanya tertunduk malu)

Fabie: Jawab dong Ka!

Pendeta : Tasya, Fabie, kalian diam dulu ya. Jadi pak, bu, Nika ini benar-benar anak bapa dan ibu?

Bapa Nika: Iya pak, Nika ini anak kami satu-satunya.

Pendeta: Benar itu Nika?

Nika: Iya pak (menangis).

Fabie: Ya ampun, cantik-cantik kok tukang tipu.

Bapak Nika: Maafkan anak kami pak, dek, mungkin dia masih belum bisa sepenuhnya menerima keadaan kami ini.

Joseph: Iya pa gapapa ko, kami mengerti.

Bapak Nika: Nak, ayo minta maaf sama teman-temanmu.

Nika: Semuanya maafin aku ya, Tasya, Fabie, maaf aku udah bohongin kalian. Ela maaf ya aku sudah menghina kamu.

Ela: Iya gapapa kok.

Tasya: Eh gara-gara lo ya persahabatanku jadi rusak.

Fabie: Iya gara-gara lo kita jadi jauh.

Joseph: Bukan sepenuhnya salah dia, setidaknya dia nunjukin sisi lain dari diri kalian, ya yang menilai seseorang hanya karena harta duniawi.

Richard: Makanya lo cewek-cewek, jangan pilih-pilih teman hanya karena harta dan rupa deh. Mending kaya kita nih siapapun ya jadi teman.

Andrew: Kamu juga sih Ka, masa orang tua susah-susah cari uang, banting tulang buat lo, eh lo malah buang-buang duit seenaknya hanya karena gengsi.

Nika: Aku lakukan ini semua biar aku punya temen.

Joseph: Bukan begitu caranya, itu salah besar, karena akhirnya kamu malah mengecewakan banyak orang, termasuk orang tua kamu sendiri.

Pendeta: Ya sudah, kalau begitu sekarang kalian saling bermaafan ya. Kita jadikan ini semua pelajaran untuk kedepan.

Narasi: Nah, penonton dan adik-adik semua, ini juga jadi pelajaran untuk kita semua, persahabatan yang baik itu didasari dengan ketulusan dan kejujuran. Bukan yang membeda-bedakan harta ataupun rupa.

Dan jangan kalian berpura-pura hanya karena gengsi, apalagi sampai menyulitkan orang lain bahkan orang tua kalian sendiri.

Karena ingat satu hal, Tuhan tidak pernah memandang harta, tahta dan rupa, kita semua sama di hadapanNya, dan Tuhan Yesus adalah sahabat sejati untuk kita semua.

Selamat Natal, Tuhan Yesus memberkati kita semua.

Naskah Drama Natal 3

Judul: Hadiah Kursi Roda di Hari Natal
Jumlah Pemain: 6 orang.

Narasi: Kevin dan Lula berbincang di kelas ketika jam istirahat. Keduanya berbincang seputar kado yang ingin dibeli untuk hadiah Natal nanti.

Kevin: Kamu mau kasih hadiah apa untuk adikmu Natal tahun ini?

Lula: Aku bingung Vin, karena aku tidak begitu tahu dia suka apa.

Kevin: Wah kok bisa? Kamu tidak tahu barang kesukaan dia apa?

Lula: Tahu sih, dia suka sekali doraemon, tapi sudah banyak koleksinya.

Narasi: Keduanya hening memikirkan kado untuk ulang tahun adik Lula.

Lula: Eh kalau kamu mau beli apa untuk adikmu Vin?

Kevin: Aku mau membelikan kursi roda untuk dia. Semenjak kecelakaan dia jarang keluar rumah, dia juga tidak bisa datang ke gereja. Padahal aku tahu dia rindu sekali ibadah di gereja.

Lula: Wah kamu baik sekali, tapi kan kursi roda mahal Vin.

Kevin: Iya, makanya aku cari kerja sampingan untuk cari tambahan.

Narasi: Kedua orang tua Kevin meninggal saat kecelakaan bersama adiknya. Oleh karena itu sekarang Andi hanya hidup berdua dengan adiknya. Ada satu bibi yang pulang pergi sekadar untuk memasakan Kevin dan adiknya di rumah.

Natal tinggal seminggu lagi, baik Lula dan Kevin pun sama-sama belum membelikan hadiah untuk adiknya di Hari Natal nanti. Lula masih bingung memilih hadiah apa, sedangkan Kevin belum cukup uang untuk membeli kursi roda.

Di kelas, Kevin bercerita dengan Lula kalau semenjak adiknya tidak bisa ke mana-mana, adiknya gemar sekali melukis. Kevin pun menunjukan beberapa koleksi yang dibawa ke sekolahnya.

Lula: Ini serius hasil karya dari adikmu? (Seperti tidak percaya).

Kevin: Iya ini adikku yang menggambarnya

Lula: Sebentar, aku langsung dapat ide hadiah untuk adikku. Adikmu bisa tidak menggambar santa dengan doraemon bersebelah gitu?

Kevin: Sepertinya bisa

Narasi: Akhirnya setelah dua hari, Kevin menyampaikan kalau adiknya bersedia menggambarkan apa yang dia minta. Dan keesokannya, Kevin membawakan hasilnya. Tidak disangka Lula sangat suka.

Lula: Berapa harganya?

Kevin: Tidak perlu. Adikku ingin berbagi kebahagiaan katanya.

Lula: Ya sudah begini saja, izinkan aku kasih kamu uang tambahan untuk beli kursi rodanya supaya dia bisa ibadah lagi saat natal nanti.

Kevin: Kamu jangan bercanda deh.

Lula: Aku serius, pulang kelas kita cari kursi rodanya ya.

Narasi: Akhirnya Hari Natal yang ditunggu-tunggu pun tiba. Kevin membangunkan adiknya untuk segera siap-siap beribadah ke gereja. Namun adiknya enggan bangun karena tidak ada kursi roda.

Kevin: Kakak punya hadiah Natal untuk kamu. Kakak kasih lebih awal ya supaya kita bisa beribadah lagi ke gereja sama-sama.

Kenzo: Hadiah apa? (Masih bingung).

Narasi: Tidak lama kemudian Kevin masuk ke kamar adiknya dengan membawa kursi roda yang dibeli bersama Lula beberapa waktu lalu. Kenzo menangis dengan kado Natal yang berharga untuknya.

Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk pergi ke gereja yang sudah lama ingin dikunjungi Kenzo sejak lama. Kenzo tampak sangat gembira di Natal tahun ini karena hadiah yang istimewa.

Di Gereja, Kenzo mengucapkan terima kasih pada Yesus untuk kado indah yang sudah diberikan melalui kakaknya. Ia selalu percaya selalu ada kebaikan lebih yang didapatkan setiap kali merayakan Natal. Saat hendak pulang, bahu Kevin ditepuk oleh seseorang. Ternyata itu Lula.

Lula: Lho kok kamu di sini Vin?

Kevin: Eh Lula, Iya nih adik aku mau merayakan Natal di gereja ini. Dia senang sekali karena kursi rodanya.

Lula: Aku ikut senang ya. Aku ke sini sama adik dan orangtuaku juga. Itu mereka. (Sambil menunjuk ke arah mama, papa dan adik Lula).

Narasi: Setelah perbincangan singkat, orang tua Lula mengundang Kevin dan adiknya untuk makan bersama di rumah Lula. Melihat bahwa mereka sudah tidak memiliki orangtua lagi, mama Lula ingin berbagi kasih di Hari Natal ini.

Akhirnya mereka pun makan bersama dan menghabiskan Hari Natal di rumah Lula hingga larut malam. Hari itu, Kevin merasakan kebaikan Natal untuknya.

Mulai dari hadiah kursi roda yang dibantu Lula, hingga ia merasa memiliki keluarga.

Naskah Drama Natal 5

Judul: Anak Yang Hilang
Jumlah Pemain: 6 orang

Narasi : Adik-adik, mau liat drama natalnya kan? Kalau mau liat kalian harus duduk yang rapi karena drama natalnya akan segera dimulai. Kalian siap? (anak-anak akan menjawab "siaaappp").

Kurang kenceng. Kalian siap? (anak-anak akan menjawab... "siaappp"). Kalau begitu Angel masuk dong.

(Angel masuk ke atas panggung dengan membawa sapu sambil bersih-bersih)

Narasi: Adik-adik, Angel ini adalah anak yang rajin dan patuh kepada ayahnya. Rajin membaca Al-Kitab pokoknya anak yang oke deh.

(Lagu Ost Enchanted - Happy working dimainkan dan Angel menari dengan gaya bersih-bersih)

(Setelah Lagu berhenti, Liam masuk panggung dengan gaya males-malesan)

Narasi: Nah kalau yang ini namanya Liam ckckck Liam Liam. Ini anak kerjanya main mulu dan gak rajin ke gereja.

(Musik dimainkan - semakin malas - papa T bob, Angel bergaya seperti menasehati Liam dan Liam masih dengan gaya malas)

(Musik berhenti. Ayah masuk panggung sambil membaca koran dan duduk sambil pura-pura baca koran. Angel dan Liam mengambil tas bersiap untuk pamit)

Angel: Ayah aku pamit!

Ayah: Sabtu pagi begini mau kemana kamu, anakku?

Angel: Aku mau ke gereja ayah. Ada latihan drama buat natal nanti.

Ayah: Baiklah, hati-hati anakku.

(Alexa mencium tangan ayahnya kemudian turun panggung)

Liam: Yo ayah, aku juga mau pergi.

Ayah: Lho kamu mau ke gereja juga, Liam? Kenapa gak ikut kakakmu tadi?

Liam: Hah? Ke gereja, gak ayah aku mau main. Udah telat nih, yah bye ayah.

(Liam melengos pergi tanpa mencium tangan ayahnya dan turun panggung)

(Sang ayah hanya menggeleng-geleng melihat kelakuan sang anak sambil mengambil sikap berdoa)

Ayah: Ya Tuhan Allah kiranya engkau mau berkati dan lindungi kedua anakku. Angel dengan kegiatan latihan drama natalnya dan (sambil ambil nafas panjang) untuk Liam kiranya Engkau mau ketuk hatinya agar dia mau berubah menjadi anak Tuhan yang baik. Amin.

(Setelah selesai berdoa, ayah meninggalkan panggung)

(Musik dimainkan pelan pergantian setting nuansa di tempat game)

Narasi : Siang-pun berlalu dan Liam karena merasa senang bermain bersama teman-temannya, dia pun tidak mau pulang kerumah.

Liam: Ah sudah sore, pulangnya nanti saja akh. Uangku juga masih belum habis lagian kalau dirumah pasti kakak dan ayah cerewet suruh aku ini dan itu enakan main.

(Frans dan Samuel mendekati Liam)

Frans: Hei Liam kamu gak jadi pulang?

Liam: Hmm. Pulang bisa nanti saja. Karena aku mau main game sepuasnya bersama kalian tentunya. Kalo masalah uang jangan dipikirin karena aku masih punya uang dari ayahku (sambil menunjukan uangnya).

Samuel: Kalau begitu mari kita main game sepuasnya.

(Liam dan teman-temannya turun panggung. Anak-anak penari yang akan menarikan lagu Happy naik ke atas panggung. Lagu "Happy" by Pharrell Williams dimainkan)

(Liam dan 2 temannya naik lagi ke atas panggung)

Narasi: Liam dan teman-temannya bermain game sepuasnya dengan menggunakan uang Liam. Malam pun semakin dingin karena hujan turun.

Liam: Teman aku mau pulang tapi uangku sudah habis untuk bayar game kita semua. Aku perlu uang buat ongkos pulang nih. Pinjamin uang dong, kita kan teman.

Frans: Teman? Memangnya kita berteman ya?

Samuel: Maaf ya, kami hanya berteman dengan yang punya banyak uang. Bukan orang yang suka minta-minta kayak kamu.

Liam: Lho kita kan teman. Kenapa kalian seperti ini? Ternyata kalian hanya memanfaatkan aku ya. Kalian jahat.

Frans: Haha. Gitu deh bye kita juga mau pulang yuk (ngajak Samuel).

Samuel: Semoga sukses minta-minta ongkosnya ya. Kalau punya uang lagi baru panggil kita ya hahaha.

Frans dan Samuel: (Sambil nyanyi Mekar-mekar kuncup-kuncup kasian deh lo)

(Frans dan Samuel turun panggung)

Narasi: Wah hujan semakin lebat dan air mata Liam pun semakin deras. Dia sekarang tinggal sendirian dan tidak punya ongkos pulang. Hujan pula aduh Liam kasihan sekali kamu.

(Tika masuk panggung mendekati Liam)

Tika: Eh tunggu itu siapa?

Tika : Hei kamu. Kamu ngapain nangis sendirian disini? Udah malem kok gak pulang kerumah sih?

Liam: Huhuhuh kamu seorang malaikat atau hantu? (Sambil menangis bertanya).

Tika: Tentu saja orang, mana ada orang yang secantik ini hehehe bercanda. Ini sudah malam pulang sana pasti papa dan mama kamu khawatir.

Liam: Huaaa aku gak punya ongkos buat pulang dan sekarang kau dengar... perut aku sudah krucuk-krucuk minta makan. Huaaa teman-temanku semua jahat. Mereka meninggalkan aku saat aku sudah tidak punya uang. Huaaaa. (Semakin kencang nangisnya karena ingat papanya)

Tika : Cup cup aduh sudah gede kok nangisnya kayak anak kecil sih. Sudah gini aja kamu pulang kerumah aku saja dulu. Itu disana (menunjuk sebuah rumah) aku saat ini gak bisa kasih uang untuk ongkosmu, tapi setelah ibuku pulang dari pasar nanti kamu pasti bisa diberikan ongkos pulang gimana?

Liam : Ya boleh deh terima kasih ya!

(Tika dan Liam turun panggung kemudian naik panggung)

Narasi: Sesampainya dirumah Tika, Liam diberi makananan yang sangat sederhana yaitu nasi dengan tempe dan kecap. Tika banyak bercerita tentang keluarganya.

Tika harus selalu membantu ibunya berjualan karena dia tidak mau melihat ibunya kecapekan. Makan dengan menu tahu tempe pun sudah membuat Tika bersyukur. Wah hebat ya Tika, adik-adik.

Liam: Tika, ibumu jualan di pasar setiap hari, ya?

Tika: Iya setiap hari berjualan agar aku bisa sekolah, bisa beli buku, tas dan sepatu.

Liam: Kalo begitu ibumu pasti capek sekali, ya?

Tika: Iya pasti capek karena itulah aku nggak mau bikin ibu tambah capek biasanya aku selalu membantu ibu beres-beres rumah dan menyiapkan kue yang akan dijual besok setelah itu belajar deh. Kalo aku belajar dan dapat nilai bagus, ibuku mukanya seneng banget aku juga jadi seneng.

Liam: Wah kamu hebat ya, Tika.

Tika: Ah biasa saja kamu juga bisa seperti aku. Oh iya, karena kita sudah selesai makan ayo bantu aku beres-beres rumah dan menyiapkan kue yang akan dijual sambil nunggu ibu pulang.

(Liam dan Tika membereskan meja)

Narasi : Setelah makan, Liam pun membantu Tika bersih-bersih rumah dan menyiapkan kue jualan yang akan dijual ibunya besok pagi.

Sewaktu membantu Tika, Liam baru sadar bahwa kelakuannya yang suka main, melawan ayahnya dan malas ke gereja adalah kesalahan. Dan sekarang dia sangat rindu ayah dan kakaknya.

(Tika turun panggung, sementara Liam mengambil posisi berdoa)

Liam: Tuhan, aku sudah membuat sedih hatiMu dan hati ayahku ampuni aku Tuhan aku akan minta maaf pada ayahku dan kakakku. Aku kangen sekali sama mereka Tuhan.

(Setelah berdoa Liam turun panggung dan anak penari lagu God masuk panggung dan mulai memainkan lagu God's Great dance floor by Chris Tomlin)

(Setelah menari semua anak penari turun panggung)

(Liam masuk panggung lagi. Diujung ayahnya juga masuk panggung)

Narasi: Kemudian, Liam pergi menemui ayahnya. Dan sebelum Liam sampai rupanya ayahnya sedang menunggu kepulangan Liam. Dia berlari memeluk Liam yang sedang berjalan. Liam pun disambut dengan suka cita oleh ayahnya.

(Ayah dan Liam keluar panggung)

Narasi : Tapi Angel yang mengetahui adiknya sudah pulang merasa kesal pada Liam karena sudah bikin ayahnya khawatir.

(Angel masuk ke panggung dengan muka kesal...)

Angel: Ayah mana Liam? Aku mau marahin dia bikin orang khawatir aja.

(Ayah masuk panggung)

Ayah: Angel, kamu jangan marahin dia nanti Ayah yang kasih pengertian sama dia kalau dia nggak boleh lagi berbuat seperti itu. Kalau main harus inget waktu.

Angel: Ayah ini. Ayah selalu saja sayang sama dia.

Ayah: Ayah sayang sama kalian berdua.

(Liam masuk panggung)

Liam: Kak Angel dan ayah, aku minta maaf ya. Aku tahu kalo aku salah sudah buat kalian khawatir. Mulai saat ini aku mau jadi anak yang baik, ingat waktu kalau sedang main, menuruti ayah, rajin ke gereja dan sekolah.

Ayah: Tuh Angel adik kamu sudah tau kalau dia salah. Maafkanlah dia.

Angel: Iya iya aku nggak marahin kamu dan aku memaafkan kamu. Sini kamu adik kecilku dan ayahku yang ganteng. Mari berpelukan.

(Ayah, Angel dan Liam tertawa bahagia)

Narasi: Tuhan Yesus telah menyadarkan Liam bahwa kelakuannya yang dulu itu gak baik dan dia mulai menghargai pentingnya keluarga. Liam jadi anak yang rajin sekolah, rajin ke gereja, rajin baca Al-kitab, dan patuh pada ayahnya serta sayang sekali sama kakaknya.

Angel, Liam, dan ayahnya mereka bersuka cita sekali karena mereka kembali berkumpul bersama-sama lagi merayakan natal. Merayakan lahirnya Yesus Kristus ke dunia.

Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk mengasihi Dia dan mengasihi orang-orang yang ada disekitar kita. Mari adik-adik, kita sebarkan kegembiraan natal dengan mengasihi semua orang...!!

Selamat Natal adik-adik!

Naskah Drama Natal 5

Judul: Cahaya Natal di Keluarga Kita
Jumlah Pemain: 6 Orang

Narasi: Sebuah ruang tamu yang dihiasi dengan dekorasi Natal. Keluarga sedang berkumpul di sekitar pohon Natal.

Ayah: (Sambil tersenyum) Selamat Natal, keluarga tercinta!

Ibu: Selamat Natal, sayang (ibu memberikan pelukan pada Ayah).

Zio: (Masuk dengan senyum) Selamat Natal, Ma, Pa!

Kinan: (Masuk dengan membawa kue) Selamat Natal, semua! Aku membawa kue favorit kita.

Ayah: Bagus sekali. (Semua duduk di sekitar meja kopi).

Ibu: (Membuka Al-kitab) Mari kita mulai perayaan Natal kita dengan berdoa bersama.

(Sejenak mereka berdoa bersama)

Kinan: (Sambil tertawa) Hey, kalian tahu tidak, tadi aku bertemu dengan Tami di luar. Dia bertanya apakah kita bisa datang ke pesta Natal di rumahnya nanti malam.

Zio: (Tertawa) Tentu, mengapa tidak? Itu akan menjadi cara yang bagus untuk merayakan Natal bersama tetangga.

Ibu: (Setuju) Ya, kita harus menunjukkan semangat Natal kepada semua orang di sekitar kita.

(Ayah bangkit dan pergi ke lemari.)

Ayah: (Kembali dengan kotak kecil) Ada sesuatu untuk kita semua. (Memberikan hadiah kepada setiap anggota keluarga).

Zio: (Membuka hadiah dengan senyum) Wow, ini indah sekali! Terima kasih, Pa.

Kinan: (Sambil memegang hadiah) Terima kasih, Pa, Ma. Ini benar-benar membuat Natal ini istimewa.

(Ayah dan Ibu bertukar senyuman penuh kebahagiaan.)

Kakek: (Masuk dengan tongkatnya) Selamat Natal, cucu-cucuku! (Memberikan pelukan pada anak-anaknya)

Tami: (Masuk dengan senyuman) Selamat Natal, tetangga! Apakah kalian sudah siap untuk pesta malam ini?

Zio: Tentu saja, Tami. Kami akan datang dengan senang hati.

Kinan: (Tertawa) Mari kita berbagi kebahagiaan Natal bersama-sama.

(Semua anggota keluarga dan Tami berdiri dan bergandengan tangan)

Ibu: (Sambil tersenyum) Inilah saat yang tepat untuk bersatu, berbagi kasih, dan merayakan cahaya Natal bersama-sama.

(Semua bersama-sama mengucapkan selamat Natal, sambil saling bertukar pelukan dan senyuman)

Naskah Drama Natal 6

Judul: Kelahiran Yesus
Jumlah Pemain: 25 orang

Narasi: Beratus-ratus tahun lamanya sebelum Kristus, nabi-nabi telah meramalkan kelahiran mesias itu:

Nabi: Hai Betlehem di tanah Yudea, engkaulah yang terkecil diantara kota-kota, tetapi dari padamu akan tampil seorang penguasa bangsa-bangsa yang akan menggembalakan umat-Ku Israel. Katakanlah kepada Putri Sion, "Lihatlah! Penyelamatmu datang membawa damai."

Narasi: Dalam bulan keenam, Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang lelaki bernama Yusuf dari keluarga Daud. Seorang lelaki yang bahkan lebih pantas menjadi ayahnya. Nama perawan itu Maria. Masuklah malaikat Gabriel ke rumah Maria ia berkata:

Malaikat: Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.

Maria: Hah? Apakah maksud dari salam itu?

Malaikat: Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia, Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah yang Mahatinggi.

Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya, tahta Daud, bapa leluhurnya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.

Maria: Bagaimana hal itu, mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?

Malaikat: Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kau lahirkan itu disebut Kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabeth, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.

Maria: Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu.

Narasi: Demikianlah Maria sesuai yang diberitakan akan mengandung seorang anak yang bernama Yesus. Lalu ia menceritakan hal ini kepada kedua orang tuanya, dan kepada tunangannya Yusuf. Mendengar hal tersebut Yusuf tentu sangat terkejut, dan berbicara pada dirinya sendiri.

Yusuf: Bagaimana ini? Maria calon istriku bahkan sudah mengandung dari Roh Kudus, namun aku tidak ingin mencemarkan namanya di muka umum. Apakah kuceraikan saja dia secara diam-diam?

Narasi: Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkat.

Malaikat: Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut, mengambil Maria sebagai istrimu, sebab anak yang didalam kandungannya, adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umatnya dari dosa mereka.

Narasi: Beberapa waktu kemudian, berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. Disitu ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabeth.

Maria: Salam, hai Elisabeth

Narasi: Dan ketika Elisabeth mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang didalam rahimnya dan Elisabeth penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring.

Elisabeth: Diberkatilah engkau diantara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salam Mu sampai kepada telingaku, anak yang di rahimku melonjak kegirangan. Dan, berbahagialah ia, yang telah percaya sebab apa yang dikatakan kepada-Nya dari Tuhan akan terlaksana.

Maria: Jiwaku memuliakan Tuhan. Dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hambanya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan, akan menyebut aku berbahagia, karena yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku, dan namanya adalah Kudus.

Dan rahmatnya turun-temurun atas orang yang takut akan dia Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya, Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari tahtanya, dan meninggikan orang-orang yang rendah.

Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa Ia menolong Israel, hamba-Nya,karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita,kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.

Narasi: Dan Maria tinggal kira-kira 3 bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang ke rumahnya.

Narasi: Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria.

Kaisar: Pengumuman..... pengumuman... semua orang supaya pergi ke negerinya masing-masing untuk mendaftarkan diri.

Narasi: Maka pergilah, semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri. Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem - karena ia berasal dari keluarga keturunan Daud- supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria tunangannya yang sedang mengandung. Ketika mereka tiba di kota Daud, mereka mencari penginapan karena Maria akan melahirkan. Tetapi semua menolak mereka, karena Yusuf tidak memiliki uang atau harta untuk membayar penginapan.

Yusuf: Tuan... Berilah kami penginapan karena istriku akan melahirkan.

Tuan I: Bagus... apa ada uangmu? Atau hartamu untuk membayarnya?

Yusuf: Tidak tuan, tapi tolong karena.

Tuan I: Hahaha sialan pergilah orang sepertimu tidak layak ke rumahku.

Narasi: Lalu Yusuf dan Maria mencoba ke rumah ke dua.

Yusuf: Tuan berilah kami penginapan karena istriku akan melahirkan.

Tuan II: Huh jangan dekat pakaianmu jorok. Semua tamu di rumahku adalah tamu terhormat, tahu?

Narasi: Demikianlah, mereka selalu ditolak, akhirnya mereka lelah dan beristirahat.

Maria: Yusuf aku tidak tahan lagi Bayi kita akan segera lahir.

Yusuf: Maria, sabarlah. Istirahatlah sejenak.

Narasi: Ketika mereka sedang beristirahat, lewatlah dua orang anak kecil yaitu anak dari seorang gembala yang memiliki kandang ternak.

Si Anak: Tuan mengapa tuan ada di sini? Ini sudah tengah malam.

Yusuf: Kami tidak mendapatkan penginapan sementara istriku akan melahirkan.

Si Anak: Kami pun tidak memiliki tempat, tapi ayah memiliki kandang ternak. Ah tidak mungkin tuan ke sana. Di sana sangat kotor dan jorok

Yusuf: Tidak apa-apa yang penting kami mendapatkan tempat untuk beristirahat/

Si Anak: Ayolah biar saya antarkan ke sana.

Narasi: Ketika mereka tiba di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin dan ia melahirkan seorang anak laki-laki anaknya yang sulung. Lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya dalam palungan karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.

Narasi: Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka:

Malaikat: Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa. Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan di Kota Daud. Dan inilah tandanya: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.

Narasi: Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah bala tentara sorga yang memuji Allah katanya:

Bala Tentara Sorga: GLORIA IN EXCELSIS DEO

Narasi: Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke Sorga, gembala itu berkata seorang kepada yang lain:

Gembala 1: Suara apa itu? Kita pergi ke kota Daud? Ke kandang?

Gembala 2: Seorang bayi? Penyelamat terjanji?

Gembala 3: Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita.

Narasi: Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem dan bertanya-tanya:

Orang Majus: Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan? Kami telah melihat bintangnya di Timur. Dan kami datang untuk menyembah Dia.

Herodes: Apa? Benarkah hal itu? Pengawal cepat kumpulkan seluruh ahli-ahli Taurat dari seluruh negeri.

Pengawal: Baik raja.

(2 ahli taurat masuk)

Herodes: Dimanakah Mesias itu lahir?

Ahli-ahli Taurat: Di Betlehem, di Tanah Yudea, Karena demikian ada tertulis dalam kitab nabi. Dan engkau Betlehem, tanah Yudea, engkau sekali-sekali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin yang akan menggembalakan umat-Ku Israel.

Herodes: Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya aku pun datang menyembah Dia.

Narasi: Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka

Majus 1: Menunjuk pada bintang. Lihat, ada bintang. Lihatlah betapa terangnya bintang itu!

Majus 2: Melihat bintang itu. Ini adalah tanda. Tanda yang indah. Raja orang Yahudi telah lahir!

Majus 3: Mari kita pergi dan menyembah Dia. Hadiah, kita perlu hadiah!

Narasi: Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring dalam palungan. Ketika para gembala, dan orang-orang majus melihat bayi itu, mereka menyembah dan memberikan persembahan mereka, sambil berkata:

Majus 1: Aku tahu apa yang bisa aku berikan untuknya. Aku akan memberi-Nya emas, karena Dia Raja!

Majus 2: Hadiahku istimewa. Aku akan memberikanmu.

Majus 3: Hadiahku adalah kemenyan. Ayo kita letakkan di kotak istimewa, karena Dia adalah Raja.

Demikianlah 6 naskah drama Natal dengan berbagai menarik untuk jadi persembahan di hari istimewa Natal 2023. Selamat merayakan Natal, detikers!




(alk/ata)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads