Caleg DPR RI Ungkap Awal Mula Dirinya Diancam Diludahi Bupati Bulukumba

Caleg DPR RI Ungkap Awal Mula Dirinya Diancam Diludahi Bupati Bulukumba

Agung Pramono - detikSulsel
Senin, 04 Des 2023 16:26 WIB
Bupati Bulukumba Andi Uta (tengah).
Foto: Bupati Bulukumba Andi Muchtar Ali Yusuf. (tengah). (Ahmad Nurfajri/detikSulsel).
Bulukumba -

Viral di media sosial percakapan WhatsApp Bupati Bulukumba Andi Muchtar Ali Yusuf dengan salah satu calon anggota legislatif (caleg) DPR RI Muhammad Saepul Aswadi. Saepul menduga perseteruannya ini gegara dirinya kerap mengkritik bupati yang kerap disapa Andi Utta itu.

Saepul menjelaskan kritikannya ini disampaikan saat menyampaikan khotbah di Dusun Maremmen, Desa Salassae pada Idulfitri tahun 2023. Saat itu dia menyoroti sambutan seragam Bupati Bulukumba untuk mendukung salah satu caleg DPR RI asal Bulukumba.

"Kudengar pidato seragamnya dia (Bupati Bulukumba) mengatakan, 'di depan pemilihan 2024, kita harus memilih DPR RI yang dari Bulukumba, kalau ada putra daerah akan enak lobi-lobinya'. Itu yang saya kritisi," kata Saepul kepada detikSulsel, Senin (4/12/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saepul menilai dugaan mengkampanyekan salah satu peserta Pileg 2024 tidak etis. Dia pun menyinggung posisi Andi Utta selaku pejabat publik.

"Bagiku bupati selaku pejabat publik tidak boleh seperti itu untuk meng-endorse salah satu caleg," terangnya.

ADVERTISEMENT

Kritikan Saepul kembali dilontarkan saat diundang khotbah di Desa Bonto Mangiring pada Iduladha 2023. Saat itu dia menuding bupati Bulukumba karena kembali diduga mengkampanyekan caleg DPR RI lain yang justru bukan putra daerah.

"Saya lagi khotbah di Bonto Mangiring. Pidato seragamnya juga kembali mengendorse salah satu caleg DPR RI. Yang lebaran Idul Fitri meminta mendukung putra daerah, pas lebaran Iduladha berubah lagi. Makanya saya bilang kenapa Pak Bupati bodoh sekali, tidak konsisten," beber Saepul.

Belakangan, Saepul berencana membantu Desa Salassae sebagai desa digital dengan memperkenalkan aplikasi Digital Desa (Digides) untuk membantu penyerapan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Aplikasi itu dia perkenalkan lewat grup WhatsApp (WA) Desa Salassae yang disosialisasikan lewat voice note (VN) di grup itu pada September 2023 lalu.

Namun aplikasi Digidesnya tidak diterima hingga Saepul kembali mengkritik kepala daerah bupati Bulukumba lewat grup desa itu. Rekaman voice note-nya yang menyebut kata bodoh ternyata tersebar hingga sampai ke Bupati Bulukumba Andi Utta.

"Waktu saya baku chat Pak Bupati, VN yang bilang bodoh yang sampai di bupati, padahal panjang sekali runutan VN-nya, mulai dari Digides hingga saya kritisi soal pidato seragamnya. Ini mi Ibu Nadia salah satu timnya Pak Bupati yang orang Salassae teruskan itu VN," jelasnya.

Saepul mengaku kaget saat menerima chat dari bupati Bulukumba lewat WhatsApp (WA) yang ingin meludahinya. Saat itu dia membalas pesan bupati untuk bertemu langsung untuk memberi penjelasan.

"Saya minta waktunya untuk bertemu, tapi saat itu langsung mi keluar kata-kata itu (ludahi). Saya kasih ingat, Pak Bupati saya bisa jelaskan semua tapi jangan dengan situasi emosional," ungkap Saepul.

Saepul juga heran lantaran posisinya hendak membantu Pemkab Bulukumba, khususnya kepala desa (kades) lewat aplikasi Digides. Dia membantah memaksa kades untuk menerapkan aplikasi yang diinisiasinya itu.

"Kubilangi itu Ibu Nadia sampaikan ke Pak Bupati karena sering berkoar-koar soal PBB tidak terserap. Kukasihki gratis ini Digides, tinggal dikoneksikan dengan Bappeda, dan Capil. Saya juga akan kasih aplikasi untuk pantau desa-desa ta, kubilangi gratis tidak ada tendensiku di sana, karena saya ini juga putra daerah," bebernya.

"Intinya mau kubantu, namun berujung diludahi. Karena itu timnya sepotong-potong na sampaikan, itu mi kata bodoh. Padahal saya bilang bodoh itu bukan pribadinya, melainkan jabatannya sebagai bupati," sambung Saepul.

Diberitakan sebelumnya, dalam percakapan WhatsApp Ali Yusuf dengan salah satu caleg DPR RI Muhammad Saepul Aswadi viral di media sosial. Dalam percakapan itu, Andi Utta mengucapkan keinginan untuk meludahi Saepul yang dianggapnya kurang ajar.

Terkait hal tersebut, Andi Utta tidak menanggapi secara detail soal percakapannya dengan Saepul. Namun dia mengaku tidak ada masalah dengan caleg Partai Hanura itu.

"Tidak ada masalah saya. Saya tidak kenal juga," ujar Andi Muchtar, Senin (4/12).

Pria yang akrab disapa Andi Utta itu mengatakan Saepul mau mendorong semua desa menggunakan aplikasi Digital Desa alias Digides. Namun Andi Utta menilai cara Saepul tidak etis karena dilakukan dengan paksaan.

"Dia mau semua digital desanya dia yang masuk, dan dia paksakan mau dia kerja dengan caranya menekan kepala desa, gaya lama. Kalau dengan saya harus gaya baru, gaya lama tidak dipakai di Bulukumba," bebernya.




(sar/hmw)

Hide Ads