Sejumlah mahasiswa kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) terlibat kericuhan dengan buruh kapal di Pelabuhan Murhum Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra). Mahasiswa awalnya memaksa naik ke kapal meski tidak memiliki tiket hingga terlibat saling dorong dengan buruh.
"Iya kejadiannya tadi itu sekitar pukul 10.00 Wita, gesekan antara mahasiswa HMI dan buruh bongkar muat," ujar Kapolres Baubau AKBP Bungin Masokan Misalayuk kepada detikcom, pada Kamis (23/11/2023).
Bungin mengatakan peristiwa itu terjadi di Pelabuhan Murhum Baubau pagi tadi sekitar pukul 10.00 Wita. Para mahasiswa hendak mengikuti Kongres HMI XXXII di Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar) namun tidak memiliki tiket hingga tertahan di pintu masuk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rombongan mahasiswa yang tidak memiliki tiket dan uang ini, mereka memaksa masuk. Tapi mereka tertahan (pintu masuk)," terangnya.
Lanjut Bungin, para buruh yang hendak beraktivitas mengakut barang penumpang harus ikut tertahan bersama mahasiswa. Para buruh pun emosi hingga terlibat aksi saling dorong dengan mahasiswa.
"Akhirnya berselisihan dengan buruh bongkar muat kapal, karena mereka juga mau mencari nafkah masuk ke dalam dan anak-anak mahasiswa ini juga berebut mau masuk, jadi terjadi gesekan," bebernya.
Bungin menuturkan kericuhan tersebut tidak berlangsung lama. Aparat keamanan pelabuhan beserta anggota kepolisian sektor pelabuhan berhasil meredam kedua belah pihak.
"Iya tidak panjang (ricuh), anggota langsung terjun meredam," ujar dia.
Mahasiswa yang terlibat kericuhan dengan buruh berasal dari Kendari, Kolaka, Konawe dan beberapa daerah lainnya di Sultra. Bungin menyebut ada 200 mahasiswa yang terlibat kericuhan.
"Kurang lebih 200 mahasiswa tadi yang ricuh, ada dari Kendari, Kolaka, Konawe ada juga Baubau. Tapi rata-rata mahasiswa Baubau sudah memiliki tiket, sisa yang lain saja ini mereka nggak punya tiket," ungkapnya.
"Mereka sudah kita atur dan langsung berangkat tadi," tambahnya.
(hsr/asm)