Perairan Pulau Garaga Tempat Budi Daya Mutiara Keruh Kecokelatan, DLH Selidiki

Halmahera Selatan

Perairan Pulau Garaga Tempat Budi Daya Mutiara Keruh Kecokelatan, DLH Selidiki

Nurkholis Lamaau - detikSulsel
Rabu, 22 Nov 2023 23:30 WIB
Kondisi perairan di Pulau Garaga, Kecamatan Obi, Halmahera Selatan menjadi keruh kecokelatan.
Foto: Kondisi perairan di Pulau Garaga, Kecamatan Obi, Halmahera Selatan menjadi keruh kecokelatan. (Dok. Istimewa)
Halmahera Selatan -

Perairan di Pulau Garaga, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara yang menjadi tempat budi daya mutiara berubah warna menjadi keruh kecokelatan. Perubahan pada warna air laut tersebut kini tengah diselidiki pemerintah daerah setempat.

"Saya juga dapat informasi kemarin dari salah satu staf perencanaan di Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Halmahera Selatan. Dia kirim gambar itu, jadi torang (kami) baru bentuk tim dan tadi baru turun ke lokasi," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Halmahera Selatan, Samsul Abubakar kepada detikcom, Rabu (22/11/2023).

Perubahan pada warna air laut itu terjadi di perairan sekitar Pulau Garaga, Kecamatan Obi, Kabupaten Halmahera Selatan. Sayangnya, Samsul belum bisa memastikan penyebabnya karena masih sedang ditelusuri oleh tim yang dibentuknya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya kemarin dapat kiriman gambar lewat WhatsApp juga dari teman-teman perikanan yang dapat info hari Selasa (22/11). Jadi kemungkinan kejadian hari Minggu atau Senin. Iya (belum bisa dipastikan penyebabnya), mungkin dorang (mereka) di sana dua-tiga hari cek kejadiannya dari mana asal mulanya itu," ujar Samsul.

Lebih lanjut, Samsul menuturkan, titik pencemaran adalah areal budidaya kerang mutiara laut. Sedangkan lokasinya tidak jauh dari perusahaan tambang nikel PT Wanatiara Persada.

ADVERTISEMENT

"Iya betul, (di areal pencemaran adalah tempat) budi daya mutiara. (Jumlah perusahaan budi daya mutiara) satu saja, saya kurang tahu nama perusahaannya, tapi memang tempat itu budi daya kerang mutiara," jelasnya.

"(Titik pencemaran) dekat PT Wanatiara Persada, di teluk itu. Tapi torang (kami) belum tahu posisi air yang keruh itu datang dari mana, torang (kami) belum bisa pastikan, nanti tim turun baru dorang (mereka) cek, apakah dari Wanatiara atau apa, belum bisa dipastikan, nanti dorang (mereka) cek dulu," tambah Samsul.

Terkait sanksi apa yang akan diberikan jika pencemaran tersebut bersumber dari perusahaan, Samsul menegaskan tergantung bentuk pelanggarannya. Jika itu adalah kelalaian atau disengaja, semua akan disesuaikan dengan aturan yang ada.

"Tergantung (pelanggarannya), nanti dilihat dulu. Kalau memang itu kelalaian atau disengaja, nanti sesuaikan dengan aturan yang ada. Yang jelas ada teguran, nanti disesuaikan. Karena sanksi kan ada tahapan-tahapannya," imbuh Samsul.

Sementara itu, Wakil Ketua Area PT Wanatiara Persada, Daeng mengaku belum sempat memantau di lokasi dan akan berkoordinasi dengan pimpiannya lebih dulu.

"Saya belum pantau itu, nanti saya sampaikan ke pimpinan saya. Iya, saya tahu (laut tercemar), ya pasti aktivitas tambang itu. Nanti telepon pimpinan saya," imbuh Daeng saat dihubungi terpisah.




(ata/ata)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads