Warga di 8 dusun pedalaman Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan (Sulsel) kini sudah dapat menikmati listrik selama 24 jam. PLN telah menghadirkan listrik sebagai upaya mencapai target rasio elektrifikasi 100 persen di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).
Adapun 8 dusun yang kini teraliri listrik yakni Dusun Mellengnge, Desa Cinnong Tabi; Dusun Abbatange, Desa Watanrumpia; Dusun Lagoari, Desa Lagoari; Dusun Leweng, Desa Leweng; Dusun Uraiyang, Desa Uraiyang; Dusun Tengnga, Desa Watanrumpia; Dusun Matapasae, Desa Salobulo; dan Dusun Mattoanging, Desa Sumpang Minangae.
General Manager PT PLN UID Sulselrabar Moch. Andy Adchaminoerdin optimis dengan hadirnya listrik di wilayah tersebut dapat meningkatkan taraf hidup dan perekonomian masyarakat. Andy mengatakan penyaluran listrik ke dusun terpencil tidaklah mudah lantaran medan yang dilalui cukup ekstrem.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu kata dia, akses yang begitu jauh dari Kota Sengkang untuk memobilisasi material menjadi tantangan. Meski demikian, Andy mengatakan hal tersebut tidak menjadi penghalang bagi petugas PLN dalam upaya menyalurkan listrik.
"Kami juga menyampaikan apresiasi kepada pemerintah setempat bersama masyarakat yang turut membantu petugas PLN dalam hal mobilisasi material," ungkap Andy.
Andy menjelaskan untuk mengaliri listrik di dusun tersebut, PLN harus membangun Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sepanjang 5,14 kilometer sirkuit (kms), Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sepanjang 7,58 kms, serta 8 unit gardu distribusi dengan total kapasitas sebesar 400 kilo Volt Ampere (kVA). Ia menambahkan hingga September 2023, realisasi rasio elektrifikasi di Sulawesi Selatan mencapai 99,99 persen sedangkan rasio desa berlistrik telah mencapai 100 persen.
Sementara itu, Kepala Desa Cinnong Tabi, H.A. Tune bersyukur dan berterima kasih kepada pihak PLN yang telah menyalurkan listrik ke wilayahnya. Dia mengatakn dengan hadirnya listrik bisa meningkatkan perekonomian masyarakat setempat, khususnya dalam pompanisasi persawahan bagi warga Desa Cinnong Tabi.
"Di Desa Cinnong Tabi ini, mayoritas merupakan petani. Harapannya dengan hadirnya listrik ini, pompanisasi persawahan tidak lagi menggunakan bahan bakar, dikarenakan bahan bakar disini terbatas," ujarnya.
Dia mengungkapkan bahwa kehadiran listrik di desanya sudah dinanti sejak lama oleh masyarakat. Sehingga saat ini masyarakat tidak perlu lagi berpindah untuk mendapatkan listrik.
"Sudah lama sekali listrik ini kita nantikan, bahkan ada warganya yang pindah ke jalan poros karena tidak ada listrik, syukur alhamdulillah semoga dengan masuknya bisa meningkat ekonominya masyarakat dan tidak ada lagi warga yang mengeluh karena tidak ada listrik. Terima kasih PLN," kata dia.
(asm/asm)