Heboh di media sosial video memperlihatkan aksi perundungan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kota Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar). Polisi mengungkap kasus tersebut bukan perundungan.
"Itu anak-anak kelas X (sepuluh) SMK, dari hasil penyelidikan kami di video itu seolah-olah dia dirundung padahal sebenarnya ketika korban ditanya dia juga memukul," ujar Kasat Reskrim Polresta Pontianak Kompol Tri Prasetyo kepada detikcom, Senin (6/11/2023).
Peristiwa itu terjadi di SMKN 2 Pontianak dan video itu viral pada Jumat (3/11). Tri mengatakan pihaknya langsung memanggil pihak sekolah dan siswa yang terlibat dalam video viral tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pihak sekolah sudah kita panggil yaitu Wakil Kepala Sekolahnya SMKN 2 Pontianak yang hadir, juga anak-anak yang berada di video itu juga sudah kita ambil keterangan pada hari Sabtu, dan Alhamdulillah mereka hadir bersama orang tuanya," terangnya.
Tri mengungkap dari keterangan saksi, kasus tersebut merupakan perkelahian antara dua orang siswa bukan perundungan. Korban disebut mengganggu rekannya dengan cara memainkan kaos kaki ke wajah temannya hingga akhirnya rekannya marah dan memukulnya.
"Jadi memang kalau dilihat ini awalnya mereka bercanda ya kan, namun ada candaan yang dinilai keterlaluan, jadi korban memainkan kaos kaki ke muka temannya, nah jadilah mereka itu berantem," jelasnya.
Tri turut meluruskan terkait banyaknya anak-anak yang terlibat dalam video tersebut. Ia membeberkan jika, beberapa anak yang ada di video itu justru mencoba membantu melerai kedua anak yang bertengkar.
"Kalau berdasarkan keterangan saksi-saksi yang kita ambil itu hanya satu satu (dua anak). Saksi mengatakan mereka ada yang melerai dan ada yang coba memeluk (menahan)," ungkapnya.
Saat ini, kata Tri, proses penyelidikan masih berlangsung. Pihaknya belum bisa memediasi semua pihak sebab masih menunggu orang tua dari korban.
"Alhamdulillah (anak-anak) hadir bersama orang tuanya cuma memang salah satu orang tua tidak hadir, jadi untuk kita lakukan mediasi itu kurang pas," ucapnya.
Saat ini pihaknya masih menunggu orang tua korban yang sedang dalam perjalanan dari Kabupaten Landak menuju Pontianak. Sementara kasus ini nantinya akan melibatkan Dinas Pendidikan.
"Nanti kedepannya terkait perkara ini tetap kita koordinasikan dengan Dinas Pendidikan setempat sehingga bisa mengambil kebijakan untuk anak-anak yang ribut itu maupun kepada sekolahnya, tetapi itu masih menunggu hasil penyelidikan ini semua," pungkansya.
Sementara dalam video berdurasi 6 detik yang beredar di media sosial, tampak seorang anak dipukul berkali-kali oleh anak lainnya yang menggunakan pakaian putih abu-abu. Sejumlah anak lainnya berkerumun dan mengikuti arah mereka yang sedang berkelahi.
Beberapa anak perempuan berusaha teriak dan mencoba melerai perkelahian itu. Namun perkelahian terus berlanjut.
(hsr/sar)