Kehidupan manusia tidak terlepas dari keberadaan sampah, salah satunya sampah anorganik. Lantas apa saja contoh-contoh sampah anorganik dalam kehidupan sehari-hari?
Sampah anorganik semakin meningkat sejalan dengan konsumsi dan produksi modern. Akibatnya, jika sampah anorganik dibiarkan menumpuk maka akan mengakibatkan munculnya berbagai penyakit seperti kolera dan diare.
Tidak hanya itu, berbagai pencemaran lingkungan juga dapat terjadi seperti pencemaran tanah dan air. Karena itu, masyarakat perlu untuk mengenali jenis-jenis sampai anorganik ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut contoh sampah anorganik yang kerap ditemui dalam kehidupan sehari-hari serta cara pengelolaannya. Simak ya!
Contoh Sampah Anorganik
- Ban bekas
- Aneka elektronik
- Pembuangan pestisida
- Kertas kaca
- Kaleng aluminium
- Botol-botol plastik
- Cangkir yogurt
- Sendok
- Limbah Kaca
- Karet
- Asap pabrik
- Asap kendaraan bermotor
- Bahan kimia
- Sampah plastik
- Sampah detergen
- Sisa potongan besi
- Sisa potongan tembaga
- Bungkus makanan cepat saji
- Air sabun
- Minyak goreng
- Logam
- Baterai
- Batu-batuan
- Bola lampu
- Botol gelas
- Tas plastik
- Piring
- Mangkok
- Styrofoam
- CD dan DVD
- Pakaian sintesis
- Helm
- Kabel listrik
- Penghapus
- Tutup botol
- Pisau cukur
- Rantai sepeda
Pengertian Sampah Anorganik
Dilansir dari laman resmi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng, sampah anorganik adalah sampah yang sulit terurai dan sudah tidak dipakai lagi. Sampah anorganik yang tertimbun di tanah dapat menyebabkan pencemaran tanah karena sampah itu akan tertimbun dalam tanah dalam waktu lama dan menyebabkan rusaknya lapisan tanah.
Cara Pengelolaan Sampah Anorganik
Masih dari laman yang sama, detikers bisa mengelola sampah dengan prinsip 3R (Reuse, Reduce, Recycle). Pengelolaan sampah dengan sistem 3R bisa dicoba oleh setiap orang dengan mudah.
Berikut langkah-langkahnya:
1. Reuse (penggunaan kembali)
Reuse adalah menggunakan kembali sampah secara langsung, dengan fungsi yang masih sama ataupun fungsi yang beda. Contoh kegiatan reuse (penggunaan kembali) sehari-hari:
- Menggunakan kembali wadah yang sudah kosong untuk fungsi yang lain.
- Memakai kertas yang masih kosong untuk keperluan menulis.
2. Reduce (Pengurangan)
Reduce adalah pengurangan segala kegiatan yang dapat menimbulkan sampah. Contoh kegiatan reduce (pengurangan) sehari-hari:
- Memilih produk dengan kemasan yang bisa di daur ulang.
- Hindari penggunaan dan pemakaian produk yang menimbulkan banyaknya sampah.
- Menggunakan produk yang bisa diisi ulang kembali.
- Menghindari penggunaan barang yang tidak perlu.
3. Recycle (daur ulang)
Recyle adalah pemanfaatan kembali sampah dengan beberapa tahapan pengolahan. Contoh kegiatan recyle (daur ulang) sehari-hari:
- Olah sampah plastik menjadi kerajinan tangan
- Olah sampah organik untuk kompos.
Manfaat Mengelola Sampah Anorganik
Daur ulang adalah suatu cara untuk mengelola sampah dengan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan dan pembuatan produk sampai bernilai ekonomis. Mengelola sampah dengan cara didaur ulang memiliki banyak manfaat.
Dilansir dari laman resmi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, manfaat dari daur ulang antara lain:
1. Mengurangi Pencemaran Lingkungan
Daur ulang sampah dapat membantu mengurangi jumlah sampah yang dikirim ke tempat pembuangan akhir, sehingga mengurangi pencemaran tanah, air, dan udara. Dengan membatasi akumulasi sampah, daur ulang membantu mencegah polusi dan merusak ekosistem alami.
2. Konservasi Sumber Daya Alam
Daur ulang sampah dapat mengurangi kebutuhan akan bahan mentah baru. Dengan menggunakan kembali bahan bekas, kita mengurangi penebangan pohon, eksploitasi tambang, dan ekstraksi sumber daya alam lainnya. Ini membantu melindungi habitat alam, mengurangi kerusakan lingkungan, dan melestarikan keanekaragaman hayati.
3. Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca
Daur ulang sampah dapat mengurangi emisi gas rumah kaca. Proses produksi bahan baru sering kali memerlukan energi dan menghasilkan emisi gas rumah kaca. Daur ulang mengurangi kebutuhan akan produksi bahan baru, sehingga mengurangi emisi yang terkait. Ini membantu memerangi perubahan iklim dan mengurangi dampak negatif pada lingkungan.
4. Konservasi Energi
Daur ulang sampah menggunakan lebih sedikit energi dibandingkan dengan produksi bahan baru. Proses produksi dari bahan daur ulang umumnya memerlukan konsumsi energi yang lebih rendah, termasuk energi listrik dan bahan bakar fosil. Dengan mengurangi penggunaan energi, kita mengurangi ketergantungan pada sumber energi terbatas dan mengurangi dampak lingkungan yang terkait.
5. Pemulihan dan Penggunaan kembali Bahan Bernilai
Daur ulang sampah dapat memulihkan dan mengurangi bahan-bahan bernilai. Dalam banyak jenis sampah, terdapat komponen yang masih memiliki nilai dan dapat digunakan kembali. Melalui daur ulang, bahan-bahan tersebut dapat dikelola dan diubah menjadi produk baru dengan nilai ekonomi. Misalnya, daur ulang logam dapat mengurangi kebutuhan akan tambang logam baru dan memperpanjang siklus hidup bahan tersebut.
6. Penciptaan Lapangan Kerja dan Dukungan Ekonomi
Industri daur ulang sampah menciptakan lapangan kerja dan memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan. Proses daur ulang melibatkan pemilahan, pengolahan, dan produksi bahan daur ulang, yang semuanya membutuhkan tenaga kerja. Ini memberikan peluang bisnis baru dan membantu masyarakat secara ekonomi.
7. Edukasi dan Kesadaran Lingkungan
Praktik daur ulang sampah dapat membantu meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan. Melalui pendidikan dan informasi tentang daur ulang, kita dapat membangun kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah yang bertanggung jawab dan peran individu dalam menjaga lingkungan.
Nah, itulah contoh sampah anorganik dan juga cara pengelolaannya. semoga bermanfaat ya, detikers!
(edr/urw)